Warning: kata-kata vulgar, R-18+!
—
Johnny keluar dari ruangannya sembari bersiul dengan riang. Gayanya necis dan pembawaannya sangat menyenangkan, tentu saja dia sangat disukai oleh sebagian bawahannya.
"Selamat pagi, Direktur Suh," sapa salah satu bawahannya yang kebetulan berpapasan dengannya.
Johnny tersenyum ramah, "Pagi."
Di sisi lain, Jaehyun tampak muram. Penampilannya tidak segar lagi. Dia berjalan mengekori Johnny, si atasan biadabnya. Aroma air mani masih tercium kuat di sekitar wajahnya. Air mani yang keluar dari penis Johnny saat ejakulasi sepuluh menit yang lalu─yang dengan sengaja ditumpahkan di wajah Jaehyun. Jaehyun sangat marah, tetapi Johnny tidak perduli dan dengan biadabnya tidak mengizinkan Jaehyun membasuh muka, sebagai gantinya hanya diseka oleh tisu kering sehingga aromanya masih sangat kuat tercium.
"Aku ingin membuatmu jatuh cinta pada aromaku, jangan dibasuh. Kalau dibasuh maka gajimu bulan ini lenyap. Aku serius. Jangan menentangku, Jaehyun." Begitulah ancamannya yang terdengar setengah konyol, setengah serius.
Jaehyun mendengus. Bisa-bisanya Johnny bersikap normal setelah melakukan hal-hal tak senonoh padanya. Lebih kesalnya lagi, Jaehyun benar-benar tidak bisa membantah kelakuan biadab sang bos. Pikiran Jaehyun seketika melanglang buana ke masa lalu, yang di mana dirinya masih sangat mendambakan sosok Johnny Suh. Jaehyun seketika bergidik.
"Ada apa?" Johnny bertanya dengan alis terangkat sebelah. Mereka sudah sampai di pintu lift, dan Jaehyun segera menekan tombolnya.
"Tidak ada," balas Jaehyun datar. Kemudian hening hingga pintu lift terbuka dan menampilkan sosok Yuta Nakamoto.
Jaehyun satu-satunya orang yang terperangah di sana. Dan Johnny satu-satunya orang yang menyeringai penuh arti. Sementara Yuta─
"Selamat pagi, Direktur Suh dan Sekretaris Jung." Senyum formalitas terbit di wajah Yuta saat menyapa Johnny dan Jaehyun.
"Pagi Manajer Nakamoto," jawab Johnny dengan senyuman khasnya. Sementara Jaehyun hanya membungkukkan badan sebagai balasan. Mereka berdua memasuki lift dengan suasana hati yang berbeda.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Yuta Nakamoto adalah salah satu ahli waris perusahaan tersebut. Laki-laki itu merintis karir dari nol, dan jabatannya baru mencapai tahap Manajer Personalia. Di bawah Johnny Suh yang saat ini sudah sukses menjabat sebagai salah satu Direktur.
"Masih pagi tapi wajahmu sudah sesuram itu, Manajer Jung. Ada apa?"
Jaehyun tersentak, itu bukan Johnny melainkan Yuta. Jaehyun tidak langsung menjawab malah melirik Johnny yang berdiri di antara dirinya dan Yuta. Johnny menyadari lirikan Jaehyun dan hanya menarik sudut bibirnya dengan muka datar.
"Kau sangat perhatian sekali, Manajer Nakamoto." Alih-alih Jaehyun, Johnny lah yang menjawab pertanyaan Yuta. Nadanya dibuat sangat menyenangkan.
Yuta tertawa, masih belum menyadari atmosfir di antara mereka berdua. "Karena Sekretaris Jung sangat menarik perhatianku, Direktur Suh."
Oh sudah berani terang-terangan bocah, Johnny membatin. Usianya memang lebih tua 5 tahun dari usia Yuta dan Jaehyun.
"Aku baik-baik saja, Manajer Nakamoto. Terima kasih atas perhatian─" senyum tulus Jaehyun luntur tatkala dirasakan remasan sensual pada bongkahan pantatnya. Suaranya tertahan di kerongkongan, dan sudut bibirnya berkedut menahan amarah. Johnny bangsat. "Nya...," lanjutnya dengan suara agak mencicit.
Yuta mencondongkan badannya, menatap Jaehyun hangat. Johnny sengaja merapatkan badannya ke Jaehyun. Jaehyun tersenyum kikuk, wajahnya sudah memucat karena tangan Johnny masih betah membelai area pantatnya. Jaehyun khawatir Yuta menangkap perbuatan Johnny padanya.
"Jangan memasang tampang muram di depan para kolega. Kudengar pagi ini kalian ada meeting." Yuta tersenyum pada Jaehyun dan menyemangatinya dengan ekspresi ceria. "Semangat Sekretaris Jung!"
Tangan Johnny mengepal setelah puas memainkan pantat Jaehyun.
Ding. Pintu lift terbuka di lantai tujuan Yuta. Namun, sebelum keluar dari lift Yuta menyampaikan kekhawatirannya. "Jika itu karena kau tidak enak badan maka ambillah hari libur lalu pulang dan istirahat. Jangan biarkan itu mempengaruhi pekerjaanmu."
Hening beberapa saat, lalu tawa Johnny pecah memenuhi ruang lift ketika pintu lift kembali tertutup. Emosi Jaehyun sudah mencapai ubun-ubun, dia sangat marah hingga wajah serta telinganya terbakar. Sama sekali tidak lucu. Dia sangat menghargai Yuta, dan tidak untuk Johnny.
"Brengsek! Maumu apa, sialan!" Jaehyun mendesis seperti ular, amarah tampak meluap dan menyerang Johnny dengan tatapan menghunus setajam pedang.
Dalam beberapa detik tawa Johnny lenyap dan bergantikan dengan air wajah serius. "Putus," katanya. "Tinggalkan Yuta."
"Bangsat!" Teriak Jaehyun penuh amarah. "Kau tidak berhak mengaturku!"
Seketika Johnny tertawa culas, dan merenggut kerah kemeja Johnny dengan kasar. "Aku berhak." Johnny berbisik rendah di sela-sela giginya, lalu memangkas jarak di antara wajahnya dan wajah Jaehyun, hidungnya nyaris bersentuhan. "Kau milikku," katanya lagi penuh penekanan dan posesif. "Dari awal." Setelahnya Johnny mengempaskan tubuh Jaehyun sampai membentur dinding lift bersamaan dengan terbukanya pintu lift. Johnny melenggang pergi meninggalkan Jaehyun.
Yuta, maafkan aku.
Tubuh Jaehyun merosot, kakinya terlalu lemas untuk menopang bobot tubuhnya. Perlahan bulir air mata menganak di pipinya.
—
Note: sumpah aku jadi ga tega anuin yuta 😔 anyway kurang pede sama chapter ini, belum ada pengeditan. Jangan sungkan komen kalo ada typo. Terima kasih udah luangin waktunya buat baca fanfict ini. Selamat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MESUM [JOHNJAE] ✔
FanfictionJohnny jatuh cinta. Jaehyun pusing tujuh keliling. ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ 𝗠𝗘𝗦𝗨𝗠 © odetteline ㅤ ㅤ