Keputusan

15.1K 1K 124
                                    

Musim dingin pada minggu pertama di bulan Desember, Jaehyun, lagi-lagi terperangkap di kandang macan.

"Aku mengerti." Johnny mendengus, dan melanjutkan dengan pongah, "Aku sudah memintanya dengan baik-baik. Tapi rupanya kau ingin main kasar, ya? Asal kau tahu saja, sayang, aku tidak akan membiarkanmu ke luar dari ruangan ini sampai kau bersedia mengundangku makan malam di apartemen barumu. Nah, aku bisa saja memerangkapmu di sini, menciumimu sampai kehabisan napas."

Kini Johnny telah berdiri di hadapan Jaehyun. Matanya yang selalu menyorotkan kenakalan semakin nakal saja dan sialnya tampak memesona, mencoba membuat Jaehyun bertekuk lutut.

Umpatan hampir meludah dari mulut Jaehyun kalau saja dia tidak ingat bahwa pria matang ini masih berstatus atasannya.

Johnny melangkah maju, refleks, Jaehyun melangkah mundur waspada hingga tak sanggup lagi karena tubuhnya sudah menabrak dinding pojok ruangan. Johnny menunjukan senyum nakal, dan tubuhnya kian menghimpit Jaehyun. Sementara Jaehyun mencoba menenangkan debaran di dadanya, dia bahkan sudah gemetaran. Padahal kejadian seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari baginya. Namun tetap saja, Jaehyun masih sulit menerima perubahannya yang begitu besar.

"Kau tahu, aku sangat merindukanmu. Sekadar mencium saja tidak akan cukup. Aku akan tergoda melepaskan kancing kemeja hitammu ini," Johnny menyeringai. "Sudah kuhitung jumlahnya. Ada enam. Aku hanya butuh waktu empat detik untuk membukanya. Paling lama lima detik. Setelah itu aku akan tahu, apakah kulit tubuhmu masih sehalus dan seputih biasanya. Setelah itu..." jemari Johnny mulai bergerak-gerak nyaris saja benar-benar menyentuh bagian dada Jaehyun sebelum akhirnya dia menyerah.

"Jangan terlalu murahan, Johnny." Jaehyun mencoba menghindar, sebisa mungkin menjauh tapi sangat sulit. Johnny semakin menempel, memerangkapnya di dinding.

"Kalau menyangkut dirimu aku akan mengobral diri." Johnny kembali menyeringai dan Jaehyun bisa melihat raut kegembiraan tersirat di wajahnya. "Kau sangat tahu diriku, Jaehyun."

"Sudahlah. Datang saja jam tujuh." Akhirnya Jaehyun benar-benar menyerah. Percuma saja menolak karena pria di hadapannya ini sangat gigih jika berurusan dengan memaksa.

"Jam enam," kata Johnny cepat.

Jaehyun memelototinya dan mendorong Johnny sebelum bergegas menuju pintu keluar. Apa peduli Jaehyun tentang pekerjaannya yang belum selesai. Toh, Johnny sangat tergila-gila padanya. Jadi tidak ada salahnya, kan, jika dia sedikit memanfaatkan keadaan?

"Sayang?"

Jaehyun kembali menoleh ke arah Johnny.

"Aku ingin kau menyambut kedatanganku dengan tubuhmu yang telanjang," setelah mengatakannya dia mengerling.

Jaehyun mendengus kasar, mengacungkan jari tengahnya dan mengumpat, "Fuck you!"

"I really fucking horny for you," balas Johnny tidak tahu malu.

"....."

Johnny bersiul penuh kepuasan saat mendapati penampilan Jaehyun yang sangat menggoda─tentu saja penilaian itu hanya menurut otak mesum Johnny. Padahal Jaehyun hanya memakai kaos putih longgar dan memakai celana hitam di atas lutut, membuat kulit putih bersihnya semakin mencolok di mata keranjangnya.

Puas memandangi tubuh si Tuan rumah dengan tatapan liar, seringaian nakal terbit di bibir Johnny. Jaehyun menggeleng, tak habis pikir dengannya. Mulai jengah dengan seringaian Johnny, dia pun memersilahkan pria yang bahkan wajahnya saja tak lebih tampan dari office boy di kantor─Lee Taeyong─masuk ke dalam apartemen dengan ogah-ogahan.

MESUM [JOHNJAE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang