Asli

220 37 3
                                    

Naruto

Ada seorang murid perempuan yang satu angkatan denganku. Dia cenderung jelek. Rambutnya pink, matanya hijau. Punggungnya bungkuk dan wajahnya kusam. Matanya tidak pernah melihat ke arah lawan bicaranya dan selalu menghadap lantai.

Dari awal masuk sekolah, teman sekelasnya tidak ada yang pernah mengajak kenalan. Beberapa minggu kemudian, ia menyatakan cinta kepada Sasuke ─otomatis ditolak. Pribadinya baik tapi menjengkelkan, yang jelas, kamu akan setuju kalau melihatnya langsung.

Namanya adalah Sakura dan aku bisa bercerita banyak hal lagi tentang dirinya andai tidak dinterupsi Hinata, pacarku sekarang. Cerita tentang Sakura sangat menarik bagi Hinata, padahal biasa saja.

Saat ini pukul 10.13. Aku baru selesai menyedot susu kotak dan Hinata sedang mengupas jeruk mandarin sambil bercerita. "Coba kalau Sakura ini teman sekelas kita, pasti tidak akan terjadi, 'kan? Maksudku, kelas sana memang banyak murid belagu. Aku kesal juga lama-lama sama mereka."

Aku tersenyum saja mendengar gerutunya. Faktanya, ia sendiri tak pernah mengajak Sakura bicara. Menyapanya saja tidak pernah.

"Naruto, andai Sakura teman sekelas kita, paling tidak, aku mungkin tidak bisa melakukan apa-apa kalau dia dijahati lagi. Kita bisa mengajaknya makan bersama atau mengerjakan proyek sains atau apalah. Dia butuh teman, itu saja," cerita Hinata lagi.

Disodorkannya separuh mandarin itu padaku dan aku memakannya. "Menurutku, mau di kelas ini atau bukan, dia tidak akan selamat. Sudah takdirnya begitu, mau diapakan lagi?"

Seketika Hinata menggeram, "Kok begitu?" kemudian ia memalingkan muka ke jendela kelas. "Itu jahat, Naruto. Kejam. Tidak punya perasaan."

Tidak juga, Hinata. Bukankah kenyataan selalu kejam? Sakura adalah bukti kekejaman paling orisinal dari diri manusia. Tidakkah kamu sadar? Tidak ada yang benar-benar peduli pada orang itu.

MONSTER ITU TIDAK ADA DI TOILET SEKOLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang