Mallika's POV
Jam pulang sudah tiba, aku bergegas keluar kelas dengan Sumedh. Kami merencanakan sesuatu hari ini.
"Sumi, aku akan bilang ke ayah dan ibuku dulu. Okay?"
Sumedh hanya mengangguk pelan, aku berjalan sedikit jauh dari Sumedh dan menelfon ayah."Hallo, ayah"
"Iya nak, ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"
"Tidak ayah, aku hanya mau bilang. Aku akan pergi ke mall bersama teman lamaku"
"Hm, siapa itu? Sumedh?"
"Iya ayah, kami sudah merencanakan hal ini. Tapi, jika ayah tidak mengizinkan. Aku bisa pulang"
"Pergilah nak, ohya.. Kalau bisa, ajak Sumedh kerumah kita sepulang kalian dari mall"
"Wah, okay ayah. Aku tutup dulu ya"
"Hati-hati nak"
"Iya ayah"Aku berlari kearah Sumedh, ia bersandar ditembok dengan kedua tangannya di kantong celana.
"Sumi"
"Huh? Miku, sudah? Apakah, kau diizinkan?"
"Iyaaa" ujarku sambil loncat-loncat senang, aku tidak menyangka bahwa aku akan bertemu Sumedh lagi.
"Oke, aku membawa motor"
"Ayo"Aku dan Sumedh berjalan menuju parkiran, sepanjang perjalanan. Kami hanya tenggelam dalam pikiran masing-masing, aku terkejut melihat perubahan Sumedh. Ia makin tampan, lebih tampan sejak aku terakhir melihatnya beberapa tahun yang lalu.
Sumedh's POV
Aku bertemu Mallika kembali hari ini, yang aku rasakan? Seeenaang sekali, aku sudah menunggu waktu ini sejak aku belum pindah kemari. Aku begitu merindukannya, aku lihat Mallika tumbuh menjadi gadis yang cantik. Cantik sekali, dia lebih cantik sejak aku melihatnya beberapa tahun yang lalu. Dia tetap lugu, polos, pintar seperti Mallikaku yang aku kenal.
"Sumedh, ayah mengundangmu kerumah hari ini" ujar Mallika, kami sedang berhenti dilampu merah.
"Hm, ayahmu mengundangku?"
"Iya, kau bisa kerumah kami setelah dari Mall"
"Wah, ide yang bagus"
Kami sudah sampai di Mall, aku masih di basement bersama Mallika.
"Hm, bagaimana kalau kita nonton? Aku dengar, ada film bagus hari ini" ujar Mallika.
"Oke, oia Mallika. Apakah, sebelum ke bioskop kita bisa jalan-jalan sebentar sambil bercerita?"
"Waah, bagaimana bisa pemikiran kita sama"
"Haha, yasudah ayo"Aku dan Mallika berjalan bersama di Mall, siang itu Mall sedikit ramai. Kami berdua saling bercerita masa-masa setelah kami berpisah, Mallika banyak tertawa. Dan, itu membuatku bahagia.
"Oh, iya. Sumedh, ayo kita ke bioskop. Kita belum membeli tiketnya"
"Ayo". Mallika menggenggam tanganku erat, seperti tidak mau melepasnya. Kami sudah mendapat dua tiket bioskop, dan sebentar lagi tayang.
"Mallika, hm. Menurutku, kita harus membeli popcorn"
"Yaaa! Benar, pikiran kita sama lagi. Huh, yaampun"
"Kita sahabat, bukan?" ujarku, tapi setelah aku mengatakannya. Mimik wajah Mallika berubah agak masam.
"Heum, iya haha. Tentu saja, aku akan membeli popcorn dulu"
Aku mengangguk pelan, Mallika berdiri dari kursinya lalu membeli dua popcorn ukuran medium. Sebenarnya, aku tau apa yang Mallika rasakan. Aku juga merasakan hal yang sama, tetapi bagiku ini bukan waktu yang tepat karena aku belum tahu apakah dia masih sendiri atau sudah mempunyai pacar.
"Sumedh, ini popcornmu"
"Terimakasih, Miku". Kami segera masuk ke bioskop, entah sudah berapa lama aku tidak menonton bioskop. Saat film dimulai, aku tidak berhenti menatap Mallika. Aku tidak bisa fokus pada film, aku hanya melihat gadis yang ada disebelahku sedang menyuruput minuman soda dari sedotan.
Karena, yang kami tonton adalah film komedi. Mallika mengeluarkan tawa khasnya, betapa rindunya aku dengan suara itu.
"Sumi, hello? SUMI!" Seketika lamunanku buyar, Mallika melihatku bingung.
"Kau melamun?"
"Ah, tidak".
"Hm, ayo fokus pada filmnya. Kau melewati scene-scene lucu"
"Ohya?"
"Ya". Aku menyeruput minuman soda milikku, aku mencoba fokus pada film. Semoga, kali ini tidak gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Become Love (Sumellika fiction Indonesian) (SLOW UPDATE) (END)
FanficSumedh dan Mallika, sudah berteman sejak mereka bayi. Mereka berpisah selama 16 tahun, lalu bertemu kembali disekolah yang sama dan mereka bertetangga. Sumedh tumbuh menjadi pemuda yang tampan, pintar, mata hazel dan senyumnya mampu memikat semua wa...