Chapter 14 - Sumellika Wedding (3)

74 5 0
                                    

Angin sepoi-sepoi meniup anak rambut seorang gadis yang berdiri disuatu tempat, senyum bahagia tampak tergambar di wajah cantiknya.
Ia menyeka air mata yang jatuh dari air matanya, tak seharusnya ia menangis di momen bahagia mereka.
"Kenapa?"
"Nggak papa, laper"
"Kayaknya, tadi udah makan deh. Dasar perut karet". Kekeh Sumedh.
Mallika sontak menjitak dahi Sumedh, tawa lelaki itu semakin keras.
Mallika tampak ayu dengan gaun berwarna rose pink dengan aksen brukat yang menambah apik, ia bersanding dengan Sumedh di pelaminan saat resepsi. Make up natural request sang pengantin wanita mampu membuat seluruh tamu pangling, apalagi rambut Mallika yang dipotong sebahu lalu dicepol. Sedari tadi, Mallika terganggu dengan anak rambut yang tertiup angin.
"Duh!"
"Kenapa? Sini aku benerin". Sumedh menyelipkan anak rambut itu kebelakang telinga.
"Ih malu Sumedh, banyak tamu tuh"
"Serah aku dong, toh udah sah jadi suami istri"
Mallika berdecak kesal, ia memang selalu kalah kalau soal berdebat dengan Sumedh. Sumedh mengecup pipi Mallika.
Mallika mendorong tubuh Sumedh.
"Udah, ntar aja dikamar".
"Emang, dikamar ngapain?" Tanya Sumedh dengan wajah polos.
"Terserah kamu, mau nguyel-nguyel. Mau peluk sampe bosen, mau ngapain aja terserah. Kan udah sah"
"Oooohh, nanti mau peluk ajaa. Deeptalk, sama makan mie kuah"
"Duhh, ini kapan selesai sih? Mau cepet-cepet makan mie kuah"
Para tamu berdatangan lagi, kedua mempelai itu sejenak bersabar karena harus melaksanakan resepsi sampai selesai.

~~~

"Hmmm, mie kuah, telor sama kerupuk. Emang perpaduan yang pas, apalagi pas capek"
"Iyaa Sumi, kayak capeknya langsung ilang terus plong banget"
"Sayang"
"Hm?"
"Habis ini, kamu mau langsung punya anak? Atau honeymoon dulu, jalan-jalan sama kulineran" tanya Sumedh. Mallika sejenak berpikir, ternyata ia belum ada pandangan untuk mempunyai anak dalam waktu dekat. Karena bagi Mallika, memiliki anak harus punya persiapan yang cukup dalam finansial dan segi parenting.
"Heum, kalo aku boleh jujur. Aku belum kepikiran untuk punya anak dalam waktu dekat Sumi, tapi kalau Tuhan berkehendak lain. Ya aku terima aja. Aku pengennya sekarang spending time sama kamu, banyakin waktu bareng sebelum kamu habis masa cuti. Soalnya, kalo kamu udah kerja, pasti jarang ada waktu bareng kan selain weekend"
"Iya aku setuju, aku sendiri juga belum siap kalau dapat momongan dalam waktu dekat. Kita harus banyak menabung dan belajar parenting, aku juga mau sama kamu terus sebelum masa cutiku habis."
"Makan mie bareng kamu aja, aku udah seneng"
"Bisa aja, oia. Besok kita belanja yuk sayang, apartemenku kekurangan furniture nih hehe. Sama belanja bulanan juga yaa" ujar Sumedh.
"Siaaapp, serahkan semua pada Miku".

~~~

Malam itu, Mallika dan Sumedh hanya berpelukan sembari mengingat masa lalu.
"Lucu banget, masak kamu ngira kembaranku itu aku haha. Sampe ngambek, ngira aku selingkuh" ejek Sumedh.
"Ih! Ya abis, kamu sama Sumant tuh mirip banget. Aku aja gak tau kalo kamu punya saudara kembar, aku tau nya cuma kak Basant aja. Terus, rambutnya juga sama kayak kamu. Siapa coba yang gak ketipu".
"Haha, iya sih. Emang aku gapernah ngasih tau kamu, soalnya aku sama Sumant emang kurang dekat kalo dilihat sebagai saudara kembar. Sumant lebih banyak tinggal di Australia sama nenek dan kakek, dan dia juga jarang sekali pulang ke Indonesia. Jadi, kami sedikit tidak dekat pada waktu itu"
"Lalu, dia pulang ke Indonesia? Kapan? Kok aku gak tau? Aku bahkan gak pernah liat dia dirumah keluarga Mudgalkar".
"Iya, dia sudah punya rumah sendiri di Indonesia. Dia bertemu ayah dan ibu dirumahnya, dengan cara ia mengajak mereka tinggal disana. Sumant adalah lelaki mandiri, lalu ia akhirnya berpacaran dengan Shomya".
"Aku gak pernah ketemu dia, jadi penasaran". Ujar Mallika.
"Jangan, nanti kamu susah bedain mana aku mana Sumant. Duh, pokoknya jangan ya sayangkuuu"
"Ih, kamu cemburunya lucu ya hahah. Dia dateng gak sih ke nikahan kita?"
"Dateng kok, bahkan dia salaman sama kita. Kamu gak tau? Dia sempet meluk aku".
"Hah? Aku gak nyadar, yaampun masak sih?"
"Iyaa, dia muji kamu. Katanya kamu cantik pas meluk aku, dia pake jas kok. Kamu pasti inget"
"Oohh iyaaa, aku tau sih haha. Muka kamu langsung badmood gitu, aku kira kenapa. Ternyata istrinya dipuji sama kembarannya. Ih lucu banget siii suamikuuu". Ucap Mallika sambil mencubit hidung Sumedh.
"Oia, tapi dia sama Shomya masih pacaran?". Tanya Mallika
"Iyaa, katanya mau menikah dalam waktu cepat. Syukurlah, Shomya udah tobat. Gak selingkuh lagi".
"Iihh, gak sabar liat mereka nikah. Terus aku jadi akrab deh sama Shomya". Ujar Mallika.
"Hehe, iyaa.. aku juga gak sabar pengen spending time sama kamu". Sumedh melihat mata Mallika dalam. Ia mendekap istrinya erat.
"Met bobo ayang Miku". Mallika hanya tersenyum dengan kemanjaan suaminya, ia beruntung hanya Mallika yang mendapatkannya.
"Met bobo cuamiiku".

~~~ TAMAT ~~~

Hallo pembaca setiaku semuaaa, setelah banyak pertimbangan (ceilah). Akhirnya aku memutuskan untuk menamatkan fanfict ini pada chapter 15, dimana aku udah gatau lagi apa yang harus aku tulis. Udah kehabisan ide parah. Ditambah waktu aku review lagi, banyak yang belum aku kasih flashback. Dan semoga di chapter ini, rasa penasaran kalian terjawab yaaa heheh. Btw, makasih udah menunggu lama untuk ini. Aku gak akan janji ke kalian kalo aku bakal nulis lagi, aku gak akan beri kalian janji palsu. Makasih udah baca dan ngikutin selama inii huhu aku terhuraaa.. semoga sukses yaaa orang-orang baik ❤️ aamiin. Again, thank you so much ❤️❤️

🎉 Kamu telah selesai membaca Friend Become Love (Sumellika fiction Indonesian) (SLOW UPDATE) (END) 🎉
Friend Become Love (Sumellika fiction Indonesian) (SLOW UPDATE) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang