°( Pengakuan )°

82 16 0
                                    

Suara hiruk pikuk pengunjung bandara membuat Dahyun sedikit kualahan. Apalagi, ia pergi seorang diri. Manager hanya mengantarnya sampai pintu bandara. Selepasnya, ia yang membawa sendiri koper dengan terus mempertahankan kondisi nya agar tidak ketahuan.

Ribet!

Dahyun sesekali mengumpat karena bahunya yang tersenggol dan membuat syal coklat nya hampir melorot kebawah. Jika tidak dalam suasana hati bahagia, mungkin ia sudah menjambak rambut pria yang menabraknya itu.

"Eh? Ada apa ini?" Heran Dahyun saat mendengar pemberitahuan yang meraung masuk ke telinga. Ia celingukan, bingung harus bertanya dengan siapa, hingga monolid tajamnya melihat seorang pria berpakaian serba hitam tengah berdiri tak jauh darinya. Mungkin ia juga penumpang yang sama dengan pesawat nya.

"Permisi, ahgassi." Dahyun berbicara dengan suara berat, "Tadi itu pemberitahuan apa ya? Tidak kedengeran jelas"

"Oh. Pesawat tujuan Milan mengalami delay selama dua jam karena cuaca buruk." Dahyun terperangah saat mendengar suara itu, ia reflek membuka kacamata hitamnya untuk melihat dengan jelas sosok yang kini tengah menatapnya.

"Hanbin?"

Pria itu juga melakukan hal yang sama. Menurunkan sedikit kacamata hitamnya lalu tersenyum lebar. "Hei, kenapa bisa disini? Mau kemana, sama siapa?"

Berbeda dengan ekspresi lawan bicaranya, rahang Dahyun mengeras. Ia meremas pegangan koper hingga buku tangannya memutih, bibirnya tergigit pelan, nyaris limbung jika saja ia tidak memikirkan pengunjung bandara yang ramai. "Akuㅡah, aku mau jalan-jalan. Bukan, maksudnya, yeah begitulah" jawabnya gugup.

Bukan karena ia jarang berinteraksi dengan idol pria lain yang membuat nya jadi segugup ini. Tapi, yang berdiri didepannya ini adalah Kim Hanbin. Solois sekaligus CEO muda itu adalah seseorang yang katanya, sangat menyukai dirinya. Tentu saja ini bukan karena gossip semata, melainkan begitulah nyatanya. Jadi bagaimana ia harus menyikapi pria ini? Seorang diri? Bahkan tidak ada manager yang bisa membantunya.

Hanbin berdeham pelan. Rasa kesal karena perjalanan nya harus tertunda, tiba-tiba menjadi rasa bahagia. Ini anugerahㅡ Kebetulan yang sangat luar biasaㅡ seharusnya.

"Apa ada jadwal syuting di Milan? Tapi kenapa sendirian?" Hanbin bergerak salah tingkah karena gadis yang ia ajak bicara hanya diam menatapnya. "Hei, ayo ikut aku. Kita tidak aman kalo disini. Aku akan cari ruang tunggu yang privasiㅡah, maksudnya yang tidak ada orang."

Lagi-lagi Hanbin bergerak gusar karena ucapannya yang tidak mengeluarkan nya dalam situasi canggung itu. "Jangan salah paham, maksudkuㅡ"

"Ayo" Dahyun menarik tangan Hanbin karena ia melihat seseorang yang sepertinya mulai menyadari kalau ada idol di sekitar mereka. "Bawa aku ketempat yang lebih aman."

Hanbin mengangguk. Tapi sebelum menemukan dimana ruang tunggu itu, ia membawa Dahyun bersembunyi dibalik dinding. Menghindari wartawan yang entah mengapa sudah berkumpul di depan pintu masuk. Sepertinya, ada idol lain yang berada di bandara.

Membasahi tenggorokan, Hanbin mulai menatap Dahyun yang terlihat cemas. "Dahyun, akuㅡ" ucapannya terhenti saat yang diajak bicara memberi atensi. "Kamu tau, akuㅡaku memang lancang. Tapi, aku harus jujur, kan?"

Dahyun menggigit pipi bagian dalam, entah mengapa, tapi ia merasa akan ada sesuatu yang buruk. Apalagi melihat raut gugup yang terpancar jelas dari wajah sang mantan leader Ikon itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SKY & YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang