Chapter Four

6.7K 774 8
                                    

Jarum jam terus bergerak tanpa mempedulikan tatap tajam seseorang yang memperhatikannya dari balik sofa.

“kenapa kau bersemangat sekali bergerak...” Ledek Sakura, gadis dengan mahkota merah muda, sambil terkekeh menyadari betapa konyol sikapnya. Berbicara pada benda mati. Gadis itu mendesah malas. Sudah jam delapan malam. Sudah saatnya beraksi, lebih baik dia bergerak sebelum jam itu membalas semua perkataannya. Sakura mengambil kamera dan tasnya lalu berjalan keluar apartemen.

Malam ini adalah malam tahun baru yang bagi kebanyakan orang dikonoha adalah malam spesial untuk dihabiskan bersama orang terkasih. Sakura mendecih saat memikirkan itu, baginya malam ini hanya malam lainnya yang akan dihabiskan gadis itu dengan memburu berita menarik.

Lift terbuka dan sakura menemukan sosok pirang berisik yang langsung membuatnya menatap malas. “Mau kemana kau?” Tanya Naruto, sepupunya yang sangat cerewet dan menyebalkan.

Sakura menunjuk kameranya lalu masuk kedalam lift. Mereka tinggal disatu gedung, hanya saja apartemen naruto berada dilantai atas. Sakura dan Naruto dekat seperti saudara kandung, ayahnya dan ibu sakura kakak beradik, sedangkan ayah Sakura adalah anak tunggal. Itu membuat Naruto menjadi satu-satunya saudara yang Sakura miliki.

“Bekerja dimalam tahun baru? Kau memang luar biasa...” Ledek Naruto.

Mudah saja untuk mengabaikan Naruto, kuping Sakura seakan sudah kebal dengan keberisikan Naruto sampai-sampai Sakura bisa merasa nyaman berada diantara Naruto yang tidak bisa diam. Gadis itu berpura-pura membersihkan lensa kameranya mengabaikan celotehan Naruto.

Kesal karena diabaikan, Naruto menarik pipi Sakura. “Kau mengabaikan ku?”

“Kau berisik sekali...” Sakura melepaskan cengkraman Naruto dipipinya yang mulai memerah.

“Mau kemana kau?” Tanya Sakura akhirnya.

“Ke supermarket. Aku membutuhkan jus jeruk dan beberapa minuman lainnya.”

“Kau ingin mabuk?” Tanya Sakura yang dibalas dengan jitakan di jidatnya.

“Kau tau kalau kita berdua tidak bisa mabuk.”

“Tentu saja, penggemar susu basi sepertimu tidak akan bisa menenggak alkohol.” Ejek Sakura sambil tertawa puas.

“Sakura...” Keluh Naruto malas sementara gadis itu masih asik tertawa.

“Di kulkas ku masih ada jus jeruk, kau tau passwordnya.”

“Aku butuh lebih banyak. Teman-teman ku akan datang malam ini.”

“Kuharap kau membersihkan apartemen mu.”

“Tentu saja.” Naruto terdengar sangat bangga akan hasil kerja kerasnya satu jam ini. Apartemennya yang seperti kandang sekarang sudah terlihat seperti rumah manusia.

“Baguslah... Aku tidak akan mampir malam ini kalau begitu.”

“Kau boleh saja mampir kalau mau. Akan ada banyak pria tampan ditempatku, tentu saja mereka tidak setampan aku.”

Sakura memutar bola matanya mendengar kalimat Naruto. “Lebih baik aku pulang dan mulai membuat berita agar bisa diterbitkan esok pagi.”

“Kau sulit dipercaya.”

“Kau seharusnya bersyukur karena aku lah kau bisa menikmati berita dihari libur.”

“Berita apanya. Kau hanya dapat bagian menyenangkan. Cobalah sesekali kau meliput berita pembunuhan dan sejenisnya.” Saran yang sangat mengerikan, tapi lebih mengerikan tatapan tajam Sakura.

“Kau tau aku tidak bisa masuk ke ranah itu.”

Begitu pintu lift terbuka, Sakura dan Naruto langsung berpisah. Sakura menuju pusat kota yang mulai ramai sedangkan Naruto menuju supermarket yang terlihat sepi.

The New You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang