Chapter Thirteen

5.7K 757 42
                                    

Suara berisik dari ponsel Sakura untuk kesekian kalinya memecah keheningan diruangan meeting yang untungnya hanya berisi Sakura dan Ino.

"Kalau kau tidak mau mengangkatnya, buat mode silent, atau matikan saja ponselmu. Kalau perlu buang sekalian." Omel Ino akhirnya.

Sakura terkekeh pelan melihat kekesalan Ino yang memuncak. Nafasnya memendek begitu melihat siapa meneleponnya dari tadi.  "Baik... Kau tunggu sebentar disini."

"Memangnya aku bisa pergi sebelum semua ini selesai?" Omel Ino dengan mata melotot yang membuat Sakura kembali tertawa geli.

Sakura keluar dan menutup pintu dibelakangnya pelan lalu menarik nafas panjang sebelum menggeser layar ponselnya. "Ya, ibu..."

"Kenapa kau mengabaikan telepon ku?" Tuntut ibunya diseberang sana tanpa salam pembuka. Nyonya Haruno sedang kesal, Sakura tau itu.

"Maafkan aku, bu.. Aku sedang meeting bersama atasanku."

"Sakura..." Gumam ibunya malas. Sakura bahkan bisa merasakan ibunya sedang memutar bola matanya diseberang sana.

"Ada apa?"

"Kau ada acara malam ini?" Tanya ibunya seperti biasa. To the point tanpa basa-basi.

Sakura mengerutkan keningnya, berharap tidak ada hal aneh seperti perintah menghadiri pesta para sosialita dan lainnya yang sangat dihindari gadis itu.

"Ada..."

"Kalau begitu batalkan..." Suara tegas ibunya membuat emosi Sakura terpancing.

"Apa? Mana bisa begitu bu... Aku sudah berjanji.."

"Aku tidak mau tau... Kau harus batalkan janji itu atau kau akan ku seret pulang kerumah untuk menjalankan bisnis ayahmu." Ancam ibunya kejam.

"Ibu... Kita sudah sepakat..."

"Kau dan ayahmu yang sepakat. Aku tidak... Jadi, kau akan batalkan atau tidak?" Potong ibunya cepat.

"Berikan aku alasan bagus kenapa aku harus membatalkan janji ku malam ini?" Tanya Sakura akhirnya. Satu langkah akhir sebelum dirinya dipaksa untuk menyerah.

"Ibu ingin mengenalkanmu dengan anak temanku."

"Tidak... Aku tidak mau..."

"Dengarkan dulu, Sakura... Kami hanya ingin kalian berkenalan, bukan menjodohkan. Kalau kalian saling tertarik silahkan lanjutkan. Tapi kalau tidak, ya sudah... Tidak ada paksaan..." Lanjut ibunya cepat.

Sakura terdiam lalu menimbang-nimbang. Ibunya adalah salah satu orang paling keras kepala yang pernah ditemuinya. Seperti dirinya.

"Tidak ada paksaan?"

"Tidak ada paksaan..."

"Bukan perjodohan?"

"Bukan..."

"Kau berjanji?" Tanya Sakura lagi meyakinkan diri sebelum masuk kedalam strategi ibunya.

"Astaga, Sakura... Kau bisa pegang janjiku..."

"Baiklah..." Kata Sakura akhirnya.

"Bagus... Dengar Sakura.. Bersikaplah baik padanya. Bukan untuk menjilat atau menggoda. Hanya bersikap baik seperti manusia yang memiliki hati. Oke..."

"Memangnya selama ini aku bersikap seperti manusia jahat yang tak berhati?" Protes Sakura.

Ibunya tertawa diseberang sana. "Tidak.. Aku tau kau anak yang baik. Walau kadang keras kepala sampai membuat tensi ku tinggi."

The New You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang