Chapter Nineteen

7.5K 759 44
                                    

Sakura menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Bayangkan saja, hari ini Sakura meliput tiga berita sekaligus. Ino benar-benar memperbudaknya.

Bagaimana tidak, pagi-pagi buta, saat Sakura masih terlelap, gadis pirang itu menelepon menyuruhnya bersiap untuk meliput Seijin Shiki atau upacara kedewasaan. Gadis itu harus bersiap terburu-buru dan langsung berangkat karena Ino sudah sampai di depan apartemennya.

Tak hanya sampai disitu, Ino kembali menyuruhnya meliput acara peresmian galeri baru milik keluarga Shimura. Dilanjutkan liputan upacara minum teh di sore hari. Kegiatan hari ini sungguh membuat tubuh Sakura terasa remuk.

Gadis itu merogoh ponselnya yang tak berguna seharian ini. Dia lupa mengisi daya sehingga benda itu mati sepanjang hari.

Sakura mengisi daya ponsel sambil menyalakannya. Dia tau hal itu tak baik, tapi dia juga tak bisa menahannya lebih lama lagi. Dia harus menghubungi Sasuke, kekasihnya.

Wajah Sakura merona memikirkan kata kekasih. Dirinya masih belum terbiasa dengan kata itu.

Terdapat dua puluh pesan dan tiga puluh lima laporan mailbox dari Sasuke. Sakura berharap, semoga Sasuke tidak marah dan mengerti keadaannya.

Sakura mengirim pesan untuk menjelaskan apa yang terjadi seharian ini. Karena tak kunjung mendapat balasan, dia mencoba menghubungi Sasuke, tak ada jawaban. Gadis itu mengernyitkan dahi.

"Kemana dia? Apa dia sedang balas dendam?" Gerutu Sakura.

Tau usahanya hanya akan berakhir sia-sia. Sakura kembali merebahkan tubuhnya kesofa sampai pintu apartemennya terbuka.

"Dari mana saja kau?" Tanya Naruto saat melihat Sakura yang tepar diatas sofa.

"Bekerja bagai kuda." Jawab Sakura asal.

"Kenapa ponsel mu mati? Kau tak tau betapa galaunya Sasuke karena tak bisa menghubungimu?"

Sakura terduduk menatap Naruto serius. "Apa dia marah."

"Hmm.." Naruto mengangguk, mukanya serius tak seperti biasanya. "Sungguh mengerikan."

Ingatan bagaimana Sasuke marah di cafe saat dia bertemu Suigetsu kembali berputar dikepalanya. Gadis itu bergidik, tak menyadari senyum iblis Naruto.

"Dimana dia sekarang? Aku tak bisa mengubunginya..."

Naruto cepat melenyapkan senyumannya. "Dia tidak mengatakannya padamu?"

Sakura menggeleng, membaca satu persatu pesan Sasuke. Semua hanya berisi pertanyaan dimana dan bagaimana kabarnya.

"Mungkin dia mengikuti saran dariku. Dia menemui Karin dan Suigetsu."

"Apa?" Mata Sakura membulat tak percaya.

"Kenapa ekspresi mu seperti itu?"

"Naruto! Bagaimana bisa kau menyuruhnya mendatangi mereka? Bagaimana kalau... Kalau..." Ingatan Sakura melayang pada kejadian di kafe, saat Sasuke menyerang Sui dengan brutal.

"Kalau apa?" Desak Naruto tak sabar.

"Kalau dia berkelahi dengan Suigetsu?"

"Kadang, laki-laki memang harus menyelesaikan masalah dengan cara seperti itu..." Sakura melotot mendengar perkataan Naruro. "Tapi, aku yakin, Sasuke tak seperti itu." Tambahnya dengan cengiran bodoh.

"Kau tidak tau apa yang terjadi saat aku dan Suigetsu bertemu!" Bentak Sakura.

"Kau menemui Suigetsu?"

"Ck... Ceritanya panjang."

"Tenang saja, Sakura... Semua akan baik-baik saja..." Naruto menepuk pundak Sakura kencang membuat gadis itu mengaduh lalu membalas tak kalah kencang.

The New You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang