🍁 Page Six : Rahasiaku untuk bahagiamu

575 94 87
                                    

❝Sesuatu yang tersembunyi, memang seharusnya selalu ditutupi agar semuanya berjalan sebagaimana mestinya.❞ - Hyunjin.


Serangkaian tes telah di lakukan, hanya tinggal Jisung menerima hasilnya. Namun, kenyataan yang ia terima tidak seperti yang ia harapkan. Kecocokan ia dengan anaknya tidak terlalu besar. Terlalu beresiko jika menggunakan sumsum tulang belakang darinya. Kecewa, namun ia harus tetap bersemangat mencari donor yang sesuai.

Pikiran Jisung mulai melayang teringat pada ayah anaknya. Ada kemungkinan kecocokan, walau tidak terlalu yakin. Tapi setidaknya, ia harus mencobanya.

Saat tengah asik melamun, tiba-tiba seseorang muncul di depannya.

"Bwa! Melamun aja neng, mikirin apa sih?" Itu Chan yang muncul di hadapannya. Memang sekarang sedang ada di sekretariat BEM, ia terlibat lagi dalam acara festival musim panas.

"Kak Chan pftt, kenapa begitu hidungnya?" Jisung menahan tawa karena melihat hidung Chan yang diberi lipstik hingga memerah.

"Oh ini, tadi ada lebah yang gigit hidung kakak, dek. Duh sakit." Chan mengelus hidung merahnya hingga lipstik itu semakin menyebar hingga pipinya.

"Astaga, dari mana sih kakak dapat lipstiknya?" Jisung mengulurkan tangan untuk membersihkan hidung Chan, namun lelaki di hadapannya ini justru menghindar dengan cepat.

"Ini tuh bukan lipstik dek, ini di gigit lebah." Jisung mengangguk-angguk mengiyakan ucapan Chan.

"Oke, lebah mana yang jahat banget sampe buat hidung kakak merah, hm?" Jisung menumpukan tangannya sembari memperhatikan tingkah Chan.

Chan terlihat berpikir sejenak sebelum mencolek hidung Jisung, "lebah kesedihan. Jadi, kalau ada yang terlihat sedih, dia akan menggigit orang di sekitar orang yang bersedih, agar kesedihannya berkurang. Tersenyumlah dek, lebih manis." Ah, lelaki ini memang pintar sekali menghiburnya. Jisung jadi tersenyum dibuatnya.

"Kakak tau aja aku sedang sedih."

Chan menarik kursi untuk duduk di dekat Jisung. Ia menarik tangan Jisung untuk di genggamnya. "Mau bercerita? Atau mau kakak buat tenang aja?" Jisung mengangkat dua jarinya, maksudnya milih yang kedua.

"If you're sad and you know it bad say, meow!"

"Meow.." Jisung menjawab sambil menahan tawanya.

"Nah pinter." Chan mengusak rambut Jisung gemas.

"Ayo kakak traktir es krim aja, biar kamu gak sedih lagi." Ya, mungkin dengan sedikit menghibur dirinya, Jisung bisa lebih tenang menghadapinya.




🍁🍁🍁





Seharusnya hari ini Hyunjin menjemputnya untuk sama-sama berangkat ke kampus. Karena memang kebetulan keduanya memiliki jadwal di waktu yang sama. Namun, sejak tadi ia menunggu, tidak ada sedikitpun tanda-tanda jika kekasihnya itu akan muncul.

Berulang kali ia menelpon, tetapi Hyunjin tak mengangkatnya. Mungkin pikirnya sedang di jalan, tetapi lama menunggu tetap kekasihnya itu tidak muncul.

"Apa naik bus saja, ya? Tapi semalam janji mau berangkat bareng." Ia menghela nafas berat.

Masih menunggu di depan halte, Jeongin memutuskan naik bus saja jika bus nanti lewat. Namun, yang duluan datang bukanlah bus atau kekasihnya. Tetapi sebuah mobil yang tampak ia kenali.

"Dek, ikut kakak gak?"

"Eh, kakak mau ke kampus juga?" Lelaki yang ada di dalam mobil itu mengangguk, mengajaknya untuk masuk ke dalam setelahnya.

The Maple [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang