***
“Katakan, apa maumu?” ucap Irene ketus. Lagi-lagi gadis itu mendapati Suho yang diam-diam datang kerumahnya. Seperti malam malam sebelumya, pria itu hanya datang untuk menaruh bunga didepan pintu rumah Irene dan lekas pergi. Jika sebelumnya gadis itu berusaha menghindar mati-matian, lain halnya dengan saat ini, entah apa yang merasuki Irene sehingga ia memutuskan untuk berbicara dengan pria dari masa lalunya, memastikan apa maksud dari kedatangannya yang telah hilang selama kurang lebih satu tahun.
“Bisakah kita... bicara?” ucap Suho setelah terdiam cukup lama. Pria itu terlihat sangat hati-hati dengan setiap kata yang ia ucapkan.
“Jangan bertele-tele dengan menanyakan apa kabarku atau apa saja yang selama ini aku lakukan, jika kedatanganmu hanya untuk menghiburku dengan mengirimkan bunga setiap malam, lebih baik kau tak usah kembali dan biarkan aku tetap mengingatmu sebagai pria brengsek,” tukas Irene tegas, penuh penekanan disetiap kata yang ia ucapkan. Gadis itu tampak tidak main-main dengan kata-katanya, bahkan hanya untuk mencari tempat yang cocok untuk bicarapun sepertinya ia tidak berminat. Hanya didepan pintu rumah Irene, percis dua hari yang lalu saat pertama kali ia melihat kembali pria itu.
“Kau masih sama seperti dulu,” ucap Suho sembari tersenyum setengah, membuat Irene berdecak, mengejek.
“Jika kau memang tidak punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan, lebih baik kau-“
“Kembalilah padaku,” ucap Suho, memotong perkataan Irene dan sekaligus membuat gadis itu terpaku. Irene menyipitkan matanya dan menghela nafas sejenak.
“Jika kau tidak bodoh, aku rasa kau sadar dengan jelas bahwa kau sama sekali tidak pantas mengatakan hal yang bahkan tidak sudi untuk ku bayangkan,”
“Daripada harus menjelaskan kenapa aku pergi dan kemana aku selama ini, tujuanku kembali yaitu hanya kau, Irene~ah,”
“Tidak usah repot-repot menjelaskan karena aku sama sekali tidak ingin tahu, dan berhenti memanggilku seperti itu. Kau tahu? Bahkan aku sempat membenci nama itu. Lagipula, apa kau tidak bisa lebih brengsek dari ini? Meminta seorang wanita yang kau tinggalkan tanpa kata untuk kembali dengan keadaan kau sudah menikah? Waaahh apa yang membutakan mataku dulu? Sehingga aku dengan bodohnya bisa mencintai pria sepertimu,”
“Aku belum menikah,” tukas Suho, menentang perkataan Irene yang selama ini gadis itu fikirkan. Irene tampak berfikir beberapa saat, apa yang pria itu katakan sebenarnya? Atau ini hanya akal-akalannya saja untuk memancing Irene? Batin gadis itu sendirian, berusaha menerka apa yang sebenarnya Suho rencanakan.
“Terserah, tapi jika memang maksud kedatanganmu hanya untuk memintaku kembali, aku yakin otak pintarmu dapat mengetahui apa jawabanku,” ucap Irene pada akhirnya, memilih untuk memutuskan pembicaraan yang ia rasa tidak berguna. Gadis itu membalikkan tubuhnya, berniat untuk memasuki rumahnya.
“Apa karena Oh Sehun?” ungkap Suho yang berhasil membuat Irene menahan langkahnya, gadis itu berbalik dan mendelik tajam.
“Darimana kau tahu soal Oh Sehun?” tanya Irene. Suho tersenyum sinis, gadis itu tampak berminat sekarang, fikirnya.
“Apa kau fikir, dengan kepergianku selama kurang lebih satu tahun, akan membuatku tidak mengetahui apa-apa tentangmu? Tentu saja tidak, aku selalu tahu apa saja yang terjadi padamu, apalagi tentang pria brengsek seperti Oh Sehun,”
“Jangan berkata macam-macam tentangnya! Jangan berani mengatai pria manapun sebagai brengsek disaat kau lebih brengsek daripada mereka,” ucap Irene setengah berteriak, rasanya kesabaran gadis itu mulai habis. Pria ini memata-matainya? Atau apa? Sehingga ia dapat mengetahui apa yang Irene lakukan selama ini.
“Wahh, sepertinya kau benar-benar sudah jatuh cinta pada pria itu, pria yang diam-diam mengawasiku dan mendekatimu hanya untuk membalas dendamnya padaku,”
“Apa maksudmu?” tanya Irene tidak mengerti, gadis itu menatap nyalang, tampak terkejut sekaligus bingung dengan apa yang ia dengar dari Suho.
“Kau bahkan tidak mengetahui soal ini?” ucap Suho dengan ekspresi kaget yang dibuat-buat, sedetik kemudian ia tampak menahan tawa, membuat Irene rasanya ingin melempar mulut pria itu.
“Jelaskan apa maksud dari perkataanmu tadi, jangan mencoba membuat kebohongan yang tidak layak tentang Oh Sehun hanya agar membuatku kembali,” sungut Irene, gadis itu mencoba sedikit tenang dan tidak terpancing dengan kata-kata Suho.
“Kenapa tidak kau tanyakan langsung padanya? Pada pria yang membuatmu membelanya sampai seperti ini. Lagipula, aku tidak punya hak untuk menjelaskan apa-apa tentangnya. Aku hanya merasa kasihan pada gadis sebaik dirimu, bagaimana kau bisa jatuh cinta pada pria brengsek lainnya selain aku?” jelas Suho sambil tersenyum sinis. Pria itu lantas membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi begitu saja. Sengaja meninggalkan Irene yang masih berkutat dengan fikirannya sendiri, ia bahkan perlu beberapa detik untuk sadar jika Suho sudah pergi.
‘Oh Sehun... Apa sebenarnya maksud dari semua ini?’
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE (Oh Sehun Fanfiction)
RandomAkankah Cinta Kembali Meninggalkanku? -kehadirannya membawa kenangan tentang masa lalu- "Berbicara soal bosan, kapan kau akan berhenti menjadi pria cassanova yang mempermainkan para gadis?" -Irene "Aku mulai berfikir untuk berhenti jika kau bersedia...