Chapter 2
Sekuat apapun sebuah batu, aku yakin jika aku akan mampu menghancurkannya. Begitupun denganmu.Universe Coffee Shop.
02.30 PM.
Kopi hitam panas dengan tingkat kemanisan yang pas. Sangat cocok diminum ketika dingin pada siang menjelang sore seperti ini. Ditambah lagi, diluar sana sedang turun hujan. Meskipun hanya berupa rintik-rintik, atau mungkin biasa disebut dengan gerimis. Tapi itu cukup untuk mempengaruhi suhu udara menjadi terasa lebih dingin. Hari ini, toko kopi ini tampak sangat ramai. Pengunjung terus-menerus berdatangan. Disamping toko kopi ini merupakan salah satu toko kopi yang cukup terkenal karena kopinya yang enak. Toko kopi ini juga menyuguhkan tempat yang nyaman dan kualitas yang sangat memuaskan. Seperti kopi yang di impor dari luar negeri dan juga pelayanan yang baik. Jadi tidak aneh jika toko kopi ini sangat terkenal dan juga selalu ramai oleh pengunjung. Dan sepertinya, hari ini banyak orang yang memilih menikmati kopi hangat di toko kopi ini dibandingkan harus berada diluar dengan cuaca dingin yang kurang bersahabat. Meskipun memerlukan uang yang tidak sedikit hanya untuk segelas kopi, tapi tampaknya itu tidak membuat para pengunjung surut.
Seorang pria tampak tengah duduk disalah satu sofa yang berada di toko kopi itu dengan tenang. Meskipun keadaan toko kopi tengah ramai oleh pengunjung, tapi itu tidak masalah baginya karena kini ia tengah berada didalam ruangan khusus yang kedap suara. Pria itu sengaja membuat satu ruangan khusus di toko kopi miliknya itu. Tidak terlalu besar, hanya berisi dua buah sofa panjang dan meja yang berukuran sedang. Tapi itu cukup untuknya. Meskipun toko kopi sangat ramai, ia masih bisa mendapatkan ketenangan didalam ruangan pribadinya itu.
Pria itu mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja. Mata sipitnya menatap ponsel yang tergeletak di atas meja dengan tatapan kosong. Meskipun raganya berada disana, tapi sepertinya tidak dengan pikirannya. Yah, sedari tadi pikirannya melayang hanya untuk memikirkan seorang gadis. Yah, gadis itu. Gadis yang ia temui dihalte di jam yang sama dengan cuaca yang sama dua hari yang lalu. Hujan. Terasa memiliki makna tersendiri untuknya. Ia menyukai hujan. Setiap tetes yang jatuh ditelapak tangannya terasa memiliki efek tersendiri untuknya. Semenjak mengenal gadis itu, hujan menjadi hal favoritnya. Karena hujan, ia bertemu dengan gadisnya. Dan semenjak itu pula, pikirannya selalu tertuju pada gadis itu. Apapun yang sedang ia lakukan, pasti akan ada sedikit waktu hanya untuk memikirkan gadis itu. Oh ayolah, ini adalah pertama kali untuknya. Menyukai seorang gadis sampai seperti ini. Atau mungkin lebih tepatnya... jatuh cinta pada gadis itu. Namun sangat bertentangan dengan tujuan awalnya pada gadis itu, ia sadar ia tidak boleh terperangkap dengan rencananya sendiri. Meskipun dirinya benar-benar tidak bisa membantah bahwa pesona seorang Bae Joo Hyun dapat mengacaukan fikirannya.
"Ponselmu berdering, Sehun," ujar Chanyeol yang berhasil membuyarkan lamunan Sehun. Pria itu menatap Chanyeol yang duduk didepannya sejenak, lalu segera mengangkat panggilan masuk yang entah dari siapa.
"Aku sibuk," ujar Sehun sesaat setelah ia menjawab panggilan tersebut.
"Kau cari saja taksi dan jangan hubungi aku hanya untuk menyuruhku menjemputmu. Kita putus." ucap Sehun yang kemudian mengakhiri panggilan itu secara sepihak dan menaruh ponselnya ke atas meja dengan sedikit kasar. Pria itu menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa, kemudian menatap sahabatnya yang tampak sedang bergelut dengan notesnya dengan serius. Dan Sehun sudah bisa menebak apa yang kini tengah dilakukan oleh sahabatnya itu. Yah, seperti biasa, membuat lirik lagu.
"Sudah berapa gadis yang kau putuskan hari ini?" tanya Chanyeol tanpa beralih dari notes nya, sibuk mencoret dan menulis kembali kata-kata yang akan dijadikan lirik lagu. Sepertinya membuat lirik lagu lebih penting dibandingkan sahabatnya yang kini tampak frustasi.
"Empat. Dia yang terakhir," jawab Sehun seraya menyesap kopinya yang kini mulai menghangat.
Chanyeol tersenyum kecil saat mendengar jawaban Sehun. Ia sudah sangat hafal dengan kebiasaan sahabatnya yang satu itu. Menjadikan seorang gadis sebagai kekasihnya dengan sesuka hati, dan memutuskannya juga sesuka hati. Terkadang, Chanyeol merasaa heran dengan sahabatnya itu. Apa ia tidak memikirkan perasaan para gadis yang mungkin sakit hati olehnya? Sebenarnya, dimana letak kemanusiaan dari pria itu? Meskipun ia tahu, Sehun tidak sepenuhnya bersalah disini. Bukan ia yang mendekati para gadis itu, melainkan para gadis itu sendiri.
"Jadi, kau tidak memiliki gadis untuk menemanimu malam ini?"
"Malam ini?" tanya Sehun seraya mengernyitkan alisnya. Tampak tidak mengerti dengan perkataan Chanyeol.
"Ya, malam ini Kai menyuruh kau dan aku untuk datang ke Pub nya. Dan sepertinya aku baru ingat jika kau belum tahu soal ini," ucap Chanyeol sambil tersenyum kecil. Sehun memutar bola matanya dengan malas.
"Untuk apa dia menyuruhku untuk datang ke Pub nya? Bukankah dia ataupun kau sangat tahu jika aku tidak menyukai hal-hal seperti itu? Menghabiskan waktu dan uangku hanya untuk minum dengan gadis-gadis malam yang menurutku tidak menarik sedikit pun. Ckk, masih ada hal lain yang lebih baik dibandingkan itu semua," jelas Sehun santai. Meskipun ia seorang playboy dan terkenal dengan sikapnya yang cuek dan seenaknya, tetapi ia tidak menyukai hal-hal semacam itu. Ia bukan pria dewasa yang suka pergi ke pub hanya untuk minum anggur dan menghabiskan uangnya dengan gadis-gadis malam disana. Tidak, Sehun bukanlah pria seperti itu. Dan sepertinya, itu menjadi salah satu nilai plus untuk pria tampan itu.
"Ya, aku tahu itu. Dan Kai juga pasti sudah tahu tentang itu. Tapi entahlah, meskipun ia sudah tahu, tetapi ia selalu menyuruh kau dan aku untuk datang ke pub nya. Mungkin ia hanya ingin menawarkan hiburan untuk sahabat-sahabatnya. Jadi, jangan terlalu di fikirkan," ujar Chanyeol yang membuat Sehun mengangguk.
"Lalu, bagaimana dengan kau? Apa kau akan datang?" tanya Sehun yang membuat Chanyeol tertawa renyah.
"Jangan bercanda, Sehun-ah. Kau sendiri pasti sangat tahu jika aku dan kau mempunyai kesamaan dalam hal ini. Sama-sama tidak menyukai hiburan semacam itu. Menulis lirik lagu untuk grup kita didalam kamar, sepertinya itu lebih baik dari pada harus menghabiskan waktu dengan sia-sia di Pub," jelas Chanyeol sambil menyesap kopi nya yang kini sudah terasa dingin.
Chanyeol dan Sehun memang mempunyai kepribadian yang hampir sama. Hanya saja, ada satu perbedaan yang sangat menonjol diantara mereka. Jika Sehun terkenal dengan status pria yang suka bergonta-ganti gadis, atau bisa disebut playboy. Sangat berbanding balik dengan Chanyeol. Pria yang mempunyai hobi menulis lagu itu sama sekali tidak suka bergonta-ganti gadis, justru ia tidak terlalu memikirkan soal cinta. Meskipun ia memiliki wajah tampan dan terbilang sangat sempurna sebagai pria ideal, tapi ia tidak terlalu peduli soal gadis ataupun cinta. Ia juga tidak peduli pada gadis-gadis yang menyukainya, ia hanya menganggap mereka sebagai gadis yang tidak tahu soal cinta dan hanya mementingkan ketampanan dan uang saja. Chanyeol hanya ingin jatuh cinta dan menjadikan seorang gadis sebagai kekasihnya pada gadis yang benar-benar mencintainya.
"Ah yah, bagaimana dengan lagu barumu? Apa sudah selesai?" tanya Sehun pelan.
"Hampir,"
"Bagus, tapi ingat satu hal, jangan membuat lirik lagu yang terlalu rumit. Itu membuatku kesulitan untuk menghafalnya,"
"Tenang saja, kali ini laguku ini sangat berbeda dari lagu-lagu sebelumnya. Dan aku yakin, kau pasti menyukainya," ucap Chanyeol yang dijawab oleh anggukan ringan dari Sehun.
"Oh ya, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Chanyeol yang membuat Sehun meliriknya dengan cepat.
"Apa yang sedang terjadi denganmu? Kulihat, akhir-akhir ini kau berbeda dari biasanya. Dan sepertinya, itu ada kaitannya dengan seorang gadis. Apa itu benar? Apa kau jatuh cinta, Sehun-ah?" cecar Chanyeol sambil memajukan wajahnya ke arah depan. Berusaha menggoda Sehun yang kini terlihat gusar.
"Tanpa ku beri tahupun, sepertinya kau sudah sangat tahu. Ya, Chanyeol-ah. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasakan jatuh cinta. Bukan cinta yang hanya omong kosong seperti yang sering aku lakukan pada gadis-gadis lain. Melainkan cinta yang sesungguhnya. Cinta yang pertama kali aku rasakan,"
"Benarkah? Ahh, itu bagus. Apa itu tandanya kau akan berhenti menjadi seorang playboy?" ucap Chanyeol antusias. Sehun menggeleng pelan.
"Aku tidak tahu. Masalahnya saat ini, gadis yang kusukai itu sangatlah berbeda dari gadis-gadis yang biasa aku temui. Yang akan langsung terpesona dan tergila-gila padaku hanya dengan satu kali tatapan. Tapi gadis ini? Ia sangat berbeda. Ia tampak biasa-biasa saja saat berhadapan denganku, justru ia mengacuhkanku. Bahkan aku hampir berpikir, apakah pesona ku sudah luntur?" jelas Sehun yang mendatangkan tawa keras dari mulut Chanyeol. Sehun mendengus sebal.
"Apa benar ada gadis seperti itu? Siapa gadis itu? Kenapa ia bisa-bisanya bersikap seperti itu padamu?"
"Ada, gadis itu buktinya. Ia salah satu mahasiswa di kampus kita. Cepat atau lambat, kau juga pasti akan mengetahuinya,"
"Ah yah, beberapa hari ini aku sempat mendengar jika kau tengah mengincar seorang gadis. Tapi sayang sekali, aku tidak terlalu peduli pada gosip itu. Karena ku fikir itu hanya salah satu aksimu sebagai playboy. Aku juga sempat mendengar tentang nama gadis itu. Hanya saja, aku tidak mengingatnya,"
"Yah, gosip itu memang sangat cepat menyebar. Dan itu membuatku semakin frustasi. Terkadang, aku tidak terlalu menyukai predikatku sebagai mahasiswa paling populer. Kau tahu? Itu membuatku tidak bisa melangkah dengan bebas dan berbuat sesuka hatiku. Aku merasa ada batasan yang tidak bisa aku langgar. Dan aku yakin, gadis itu pasti sudah tahu jika aku menyukainya, meskipun aku belum mengatakannya secara langsung padanya,"
"Tapi, Sehun-ah. Jika memang kau benar-benar menyukainya, kau harus bisa mendapatkannya. Tidak peduli jika ia tidak menyukaimu ataupun sama sekali tidak tertarik padamu. Karena terkadang, cinta sejati itu memang memerlukan perjuangan yang lebih,"
"Aku tahu. Tapi aku juga sangat yakin, cepat atau lambat, ia pasti akan bertekuk lutut padaku. Karena selama ini, tidak ada seorang gadis pun yang mampu meloloskan dirinya dari pesonaku," ujar Sehun sambil tersenyum penuh arti.
"Jangan terlalu pecaya diri. Bagaimana jika itu semua sama sekali tidak berlaku untuk gadis itu? Kau harus tahu, Sehun-ah. Seekor mangsa akan pergi begitu saja jika tidak cepat-cepat diterkam. Seperti dirimu. Jika gadis itu tidak kau dekati juga, gadis itu pasti akan pergi begitu saja. Kau harus segera bertindak sebelum mangsamu itu pergi. Atau mungkin, lebih dulu diterkam oleh pemangsa lain. Kau paham maksudku, bukan?"
Sehun terdiam ditempatnya. Berusaha untuk memahami setiap jengkal perkataan Chanyeol. Sial! Sahabatnya yang satu ini memang sangat hebat dalam urusan beradu argumen dengannya. Dan tak jarang pula perkataan rumit Chanyeol membuatnya mati kutu. Seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE (Oh Sehun Fanfiction)
DiversosAkankah Cinta Kembali Meninggalkanku? -kehadirannya membawa kenangan tentang masa lalu- "Berbicara soal bosan, kapan kau akan berhenti menjadi pria cassanova yang mempermainkan para gadis?" -Irene "Aku mulai berfikir untuk berhenti jika kau bersedia...