Bab 21

211 22 21
                                    


Wiryawan tersungkur di atas sejadah dalam keremangan malam yang hening. Air matanya mengalir deras. Sujud di rakaat terakhir kali ini sangat panjang. Dia belum mau mengangkat tubuhnya. Doa-doa mengalir dari bibirnya.

Tak lama kemudian dia bangkit perlahan lalu menyelesaikan salat witirnya. Setelah mengucapkan salam, air matanya kembali menganak sungai. Sebuah kepasrahan disertai rasa penyesalan yang teramat dalam menaungi hatinya. Wiryawan memejamkan mata, lintasan-lintasan kehidupannya beberapa waktu yang lalu seolah berpacu dan memutar ulang bagian kehidupannya yang gelap.

Laki-laki itu terguguk. Bahunya bergerak-gerak. Dia merasa sangat berdosa kepada ibu dan kakaknya. Andai saja Nala Sasmita mengikuti kemauannya, bukan hanya Untari dan Citra yang akan menjadi korban, tetapi keluarganya pun akan hancur.

Selama ini, dia menutup mata karena cinta buta dan juga tekanan dari Amira. Perempuan itu telah memanfaatkan dirinya sejak lama. Nasihat ibu dan juga kakaknya diabaikan tanpa berpikir panjang lagi. Demi Amira pula, dia rela mengemis kepada ibunya. Keserakahan telah meresap dalam jiwa, keserakahan pula membuatnya melupakan cinta suci keluarga.

Allah, aku memohon ampun kepada-Mu. Selama ini hidupku begitu hitam dan gelap. Karena keserakahan hampir saja aku kehilangan keluarga yang benar-benar tulus mencintaiku. Allah, bantu aku memperbaiki keadaan. Izinkan aku kembali menjadi manusia yang baik dengan hidup yang penuh keberkahan.

*****

Kemarin pagi Untari memanggilnya kembali ke Solo. "Sendiri ya, Mas!"begitu kata ibunya. Wiryawan heran dan kaget. Kala itu tengah berada di Malang dan berharap cemas menunggu kabar dari Nala Sasmita. Sesaat setelah mendapat perintah pulang, Wiryawan menyangka Citra sudah dibereskan oleh Nala Sasmita dan Untari akhirnya menyerah lalu berniat memberikan Rumah Batik Kencana kepadanya.

Rasa senang tergambar di wajahnya. Serta merta dikabarkannya berita ini pada Amira. Perempuan itu tergelak. Bahagia. Wiryawan dengan bangga menepuk dada di depan istrinya jika usahanya berhasil. Diam-diam Amira pun memiliki rencana baru. Menguasai Rumah Batik Kencana setelah berada di tangan Wiryawan lalu mendepaknya seperti membuang sampah. Saat itu mereka merayakan kebagiaan dengan cara makan malam berdua. Bahagia menurut versi pemikiran masing-masing. Bahagia yang belum tentu diraihnya. Masih dalam imajinasi.

Wiryawan pulang ke Solo seorang diri. Sepanjang jalan bibirnya selalu menyunggingkan senyuman. Hatinya meletup-letup. Dunia seolah memihak padanya. Khayalan melambung hingga ke angkasa. Dia akan menjadi juragan batik di  Solo. Uang akan mudah mengalir ke rekening pribadinya. Untuk Dianti dan Andaru, Wiryawan sudah merinci sekian persen bagian. Itu pun atas campur tangan Amira. Wiryawan tidak tahu, dibalik niat dan kebaikan Amira membagi persentase itu ada niat busuk yang sedang dipersiapkan.

Sesampai di Solo, Wiryawan tidak langsung menuju rumah Untari di Laweyan, tetapi mampir dulu ke toko buah dan makanan. Dipilihnya buah-buahan segar dan bagus serta mahal untuk Untari. Dia yakin, Untari semakin kuat memilihnya sebagai pewaris. Sebuah panggilan datang saat dia hendak memasuki mobil. Andaru menelepon dan menanyakan keberadaannya. Rupanya Andaru sudah ada di rumah Untari. Wiryawan semakin yakin, ibunya akan membuat pengumuman pengangkatan dirinya di hadapan Andaru dan Dianti.

Namun, sesampainya di rumah Laweyan,  sebuah fakta kembali menyambut kehadirannya. Jika dulu Untari memberi fakta siapa pemilik asli Rumah Batik Kencana, kini ada fakta lain yang disuguhkan. Jauh lebih menyakitkan dan membuatnya semakin tersudut. Dia tidak menyangka segalanya akan berubah dengan cepat di luar nalar pemikirannya.

Awalnya Wiryawan marah dan menyanggah saat Untari mengatakan Citra dan Danta dalam bahaya dan ada seseorang tengah mengincar nyawa keduanya. Dia pun tidak mengaku ketika Untari menuduhnya terlibat dalam masalah ini. Namun, Wiryawan tidak berkutik saat Nala Sasmita hadir  dan membeberkan semuanya. Ada bukti percakapan dan bukti transferan. Skak Mat!

Warisan Untari (Complete Alias Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang