⚫ 14. Rumah Bintara.

1.1K 195 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soundtrack| Ailee~Is You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soundtrack| Ailee~Is You

"Ternyata benar, positif thinking tak ada artinya lagi jika sebuah firasat sudah bisa menguatkan."

~Dentingan Peony~

Hujan deras mengguyuri bumi. Tak terhitung berapa banyak rintik yang jatuh. Kata banyak orang, kita harus bisa belajar dari hujan. Berani jatuh berulang kali demi membentuk sebuah pelangi. Seharusnya, saat hujan begini enaknya berada di dalam rumah sambil meminum kopi hangat. Tapi tidak untuk Peony dan Awan mereka harus terjebak di rumah tua yang menyeramkan ini.

Peony hanya memandangi hujan dengan pandangan lurus. Gadis itu sama sekali tak memperhatikan Awan yang sedari tadi mengetuk pintu. Kini hanya hening, tak ada suara ketukan lagi, hanya ada suara gemuruh air hujan yang tak kunjung reda.

Peony dapat merasakan getiran aneh pada dirinya. Masih hening, lalu sebuah aroma bunga melati menyeruak di indera penciuman Peony tapi, Awan tidak bisa mencium aroma itu. Secara bersamaan suara gagang pintu yang bergerak mengagetkan mereka berdua.

Cklek!

Seorang wanita paruh baya keluar dari rumah ini, tampak wajahnya yang sedikit keriput karena usia, tapi wajahnya masih bisa terbilang segar. Wanita itu tersenyum hangat melihat kedua remaja yang ada di depan rumahnya.

"Kalian siapa ya? Mau ketemu sama siapa?" tanya wanita itu lembut.

Awan tersenyum tipis. "Jadi begini bu, kami adalah murid dari Sma Sakti dan kedatangan kami——"

"Ngomong di dalam saja ya, di luar dingin. Mari masuk." potong wanita itu mempersilahkan untuk masuk.

Awan mengangguk lalu segera masuk, lain dengan Peony yang menatap aneh wanita paruh baya itu. Ntahla, Peony tak mengerti tapi, ia merasakan aura jahat pada wanita tadi.

Awan yang sadar dengan raut wajah Peony itu langsung menarik tangan gadis itu, yang membuat Peony pasrah untuk ikut masuk.

Ruangan di dalam rumah ini masih terbilang bagus, warna abu-abu mendominasi ruangan ini. Infrastrukturnya juga cukup unik. Sebuah figura besar terpajang di ruang tamu ini. Terdapat foto lengkap keluarga Bintara.

Dentingan Peony[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang