⚫ 15. Lamp

1K 192 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soundtrack|Reset~Tiger JK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soundtrack|Reset~Tiger JK

"Jangan terlalu gegabah, kita harus selidiki lebih detail agar tidak
salah jalan."

~Dentingan Peony~

Panik. Satu kata yang mewakili mereka berdua. Ini sudah ketiga kalinya Awan dan Peony berusaha untuk mendobrak pintu, namun sama sekali tidak ada hasil.

Peony mengusap wajahnya gusar, gadis itu merasa kelimpungan. Langkah Peony memundur kesamping, gadis itu tidak sengaja menyenggol sesuatu dan suara pecahan guci terdengar nyaring.

Prangg!

Guci kaca kecil itu pecah tepat di depan kakinya. Puing-puingnya menyebar tak tentu arah. Awan membulatkan matanya, pria itu langsung menarik lengan Peony mendekat kearahnya.

Suara derap langkah seseorang terdengar bersamaan kilatan petir. Peony reflek memeluk Awan dengan erat. Awan yang mendapatkan pelukan secara tiba-tiba itu pun mencoba menetralkan wajahnya.

"Sorry, gue reflek." ucap Peony lalu sedikit menjaga jarak.

"Kita harus gimana?" tanya Peony.

"Diam!" pinta Awan lalu menarik Peony untuk bersembunyi di himpitan lemari yang ada di dekat sini.

Wanita itu berjalan mendekat. Langkahnya terhenti. Matanya berotasi untuk mencari kedua remaja itu. Bibirnya tersungging miring.

"Sepertinya kalian merasa ketakutan." ucap Ratna dengan sedikit kekehan. Ratna berubah ke wujud aslinya yang sangat menyeramkan. Darah mengalir dari lehernya.

"Ah, baru segini saja sudah takut rupanya, dasar anak kecil. Oh baiklah, aku sangat malas bermain-main bersama bocah bau kencur seperti kalian. Silahkan pergi dari sini! Cepat pergi khihihihi!" jelas Ratna dengan suara yang menyeramkan. Satu petikan jarinya membuat pintu depan terbuka lebar.

Dentingan Peony[END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang