Happy reading 🌈
•
•
•
•
~GM~~ Satu tahun kemudian
"Ingatlah bahwa orang-orang hanyalah tamu dalam ceritamu, sama seperti kamu hanya menjadi tamu dalam cerita mereka. Jadi, buatlah bab-bab tersebut layak dibaca." - Lauren Klarfeld
Hari ini adalah hari kelulusan anak AHS, cukup membuat mereka senang. Akhirnya mereka semua lulus dengan hasil yang memuaskan. Tapi sayang, hari kelulusan yang Queen impikan tidak bisa menjadi kenyataan.
Seseorang yang selama satu tahun belakangan ini yang tidak ada kabar entah kemana, sekedar membalas pesan pun tidak pernah dibayangkan oleh Queen. Cukup menyiksakan diri Queen, berharap semua ini cepat berakhir.
Perpisahan sekolah ini sangat membuat mood Queen tidak enak, mulai dari persiapan yang membuat dirinya harus ekstra sabar. Sungguh, dirinya ingin bertemu dengan Bara.
Salah tidak sih, jika kita rindu dengan seseorang? Pastinya tidak bukan? Walaupun dia tetap berusaha menahan rindu itu, tapi dia juga tidak bisa memendam terus-menerus.
Rasanya sakit jika harus memendam rasa rindu ini,ingin diungkapkan pun sakit. Ingin rasanya mengungkapkan, namun semua kembali pada dirinya.
Queen pov on
Rindu, satu kata selalu aku ucapkan. Rindu akan kehadiran kamu, kamu selalu ada untuk aku. Namun kamu berubah, entah karena aku salah atau entah karena keputusan kamu. Semua sulit untuk dijelaskan, aku ingin kamu kembali dan tepati semua omongan kamu.
Sakit? Jelas sakit, aku rasa ini semua salah aku. Dan aku harap kamu benar-benar datang hari ini, Tuhan aku mohon kembalikan dia walaupun itu mustahil bagi aku.
Tuhan, aku rindu dia. Dia yang selalu membuat aku tersenyum, dia yang selalu ada untuk aku. Bolehkah aku meminta? Aku hanya meminta untuk tidak dipertemukan dengannya. Kenapa? Jawabannya simpel, karena aku gak ingin kita bertemu walaupun akhirnya kita seperti.
Semua berubah, kamu berubah dan akupun berubah. Semuanya berubah, senyuman ini tidak lagi terbit ketika aku sedang sendiri. Aku harap kamu memang benar-benar serius untuk datang hari ini.
Queen pov end
Queen menatap dirinya dicermin kamar, air mata ini seakan tau dengan suasana hati. Hati yang kalbu, yang selalu ada kabut rindu.
"Huft... Come on Queen lu kuat, dan untuk kamu aku harap bisa nepatin janji kamu." ucap pelan Queen menundukkan kepalanya.
Tetap dari depan pintu kamar Queen, Nadilah sedang menahan air matanya untuk lolos dari kelopak matanya.
Nadilah tidak kuat melihat putri satu-satunya terus menangis, rasa sakit ketika putrinya harus mengeluarkan air mata kekecewaan. Ibu mana yang menerima anaknya seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEENBARA [COMPLETED]
Teenfikce"Terkadang Tuhan memberikan takdir yang sangat amat indah, namun Tuhan juga yang membuat takdir seakan sirna." Hanya cerita anak SMA yang jatuh cinta pada kenyamanan dari setiap kebersamaan. Muncul perasaan ingin memiliki, tetapi tidak ingin kehilan...