"Aku Pernah Bahagia.

44 6 0
                                    

Aku pernah begitu bahagia, mengenal dan memilikimu. Aku selalu bersyukur pada Tuhan yang menciptakan temu diantara kita, setelah merasakan patah yang begitu hebat, aku dipertemukan dengan orang yang mengajariku tetap kuat. Seseorang yang menuntunku kembali berjalan perlahan-lahan, seseorang yang mengajariku tentang memaknai sebuah keikhlasan.

"Kau datang seperti pelangi,
tepat setelah hujan deras membasahi pipi.
Seperti memberi warna putih menghapus titik hitam,
kau mengobati perih dari luka yang melebam.

Lalu semua kembali seperti semula,
aku telah siap kembali tuk jatuh cinta.
Tepat, setelah kau berhasil kembali membuatku tertawa.

Luka akan tetap menjadi luka, ia akan membekas dan takkan bisa terlupa. Yang hilang adalah sebagian perih karena berhasil diikhlaskan, dan bayangan yang memudar karena berhasil dimaafkan. Namun luka tetap luka, ia akan tetap membekas dan takkan bisa terlupa.

Dan saat aku memilih untuk membuka lembar baru bersamamu, semua seperti lebih mudah untukku menerima. Mungkin karena ada kamu disini, ada kamu yang menemani. Kau membuat hari-hariku menjadi indah, membuatku tak lagi takut untuk melangkah, mungkin karena ada pelukmu yang menguatkan, ada bahumu yang menenangkan.

Kau tahu?
Perlahan ada yang mulai aku takutkan,
tentang sebuah kehilangan. Tapi
lagi-lagi kau coba menenangkan,
senyum dan tatap matamu mencoba meyakinkan.

Kau tahu ?
Aku selalu tak pernah siap untuk perpisahan,
rasanya seperti ada yang dipaksa hilang.
Seperti ada yang dirampas dari kebahagiaan,
meski pada dasarnya aku tahu,
semua yang tuhan berikan
adalah sebuah titipan,
Kamu dan hari-hari indah bersamamu.

Hingga sampai pada akhirnya, semua tentang kekhawatiran ini terjadi. Perlahan-lahan ada yang berubah darimu, sikapmu, cara bicaramu. Tak seperti yang aku kenal dulu, saat kau datang dan memberi warna diantara gelapnya hariku, kamu seperti bukan lagi pelangimu.

Ada yang berbeda darimu, seperti ingin menjauh mencari begitu banyak alasan hingga memintaku untuk berpindah ke lain hati dan dengan mudah melupakanmu, ada apa denganmu? Kemana hari-hari kita bahagia dulu. Namun semua penjelasanmu tidak menjawab semua pertanyaanku, kenapa kamu berubah.

Kenapa cara yang kau ajarkan untukku ikhlas tentangnya dulu, juga menjadi caraku harus mengikhlaskanmu sekarang. Atau memang sengaja kau ajarkan aku untuk tetap kuat agar tak terlihat lemah jika harus menerima takdir kita harus berpisah?

Baik jika itu maumu,
aku akan melepasmu dengan tabah,
meski kamu tak cukup mampu untuk
menjelaskan apa alasanmu berpisah.
Maka biar luka ini aku telan dalam-dalam,
bersama harapan yang kembali padam.

Menari Dalam BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang