"Setelah Kepergianmu.

23 3 0
                                    

Sudah cukup lama, setelah keputusanmu untuk memilih pergi. Aku, masih berduka cita pada tanya yang tak pernah menemukan jawabnya. Kenapa tiba-tiba kamu pergi ? Kenapa tiba-tiba kamu memintaku untuk berpindah kelain hati.

Padahal dulu kita begitu saling bahagia, tapi kenapa semuanya kini berakhir kecewa. Sungguh ini menjadi hal paling menyakitkan, saat aku mengira bahwa ketika aku menemukanmu. Seseorang yang mengerti semua tentangku, menerima segala kekuranganku, seseorang yang menjadi cermin dari diriku. Nyatanya tidak menjamin bahwa aku takkan lagi kecewa, tidak menjamin dan membuat diri ini jauh lebih bahagia. Nyatanya semua sama, jatuh lagi, patah lagi, luka lagi. Dan hingga akhirnya mengalami lagi fase penyembuhan dari trauma yang berkepanjangan, tentang ketakutan, harapan, dan semua yang menyakitkan.

Dan ternyata memang benar,
bahwa yang bertanggung jawab
atas bahagiamu adalah kamu sendiri.

Semakin dalam kita mencari
kebahagiaan dari orang lain,
justru akan semakin dalam
luka dan kecewa yang
akan kita terima.

Seandainya saja kamu tahu, bahwa setiap hari aku harus berjuang untuk kembali terbiasa, melakukan apapun tanpa sekalipun mengingatmu. Mencoba untuk menghilangkan rasa sebab melupakanmu seutuhnya, sungguh aku takkan mampu. Setiap hari, aku harus membunuh perasaanku sendiri, dengan pertanyaan yang belum satupun aku temukan jawabannya.

Sampai akhirnya tiba, kabar tentang pernikahanmu. Tentang perjodohanmu dengan seseorang yang kamu dan orang tuamu pilih. Karena mungkin ia yang lebih dulu datang menemui dan meminta restu ayah dan ibumu untuk menikahimu.

Baiklah...
Aku akan datang,
untuk melihatmu terakhir kalinya.
Memastikan bahwa kamu bahagia,
meski bukan aku lagi yang menjadi
alasanmu untuk selalu tertawa.

Aku akan datang,
membawa bunga dan ucapan selamat,
atas pilihanmu dan orang tuamu yang tepat.
Mungkin aku yang kalah cepat, atau
memang mungkin doaku dan doamu
yang tak pernah sepakat.

Tapi semua itu tak lagi masalah, berbahagialah kamu atas pilihanmu. Biar aku yang mengatur bahagiaku dan pilihanku. Jika aku tidak bisa menjadi yang paling mencintai dengan memilikimu, izinkan aku menjadi seseorang yang paling mencintai dengan mengikhlaskanmu. setidaknya kita pernah membuat sebuah kisah indah meski pada akhirnya berunjung pisah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menari Dalam BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang