-RAPUH : 06 A little harsh

294 95 33
                                    

-

epat sebuah bola basket mengenai kepala Grisel cukup keras.

Brukk!!

Grisel terjatuh.


"Tch---," Grisel membuka matanya perlahan, memegang kepalanya yang terasa sangat pusing. "Aku dimana" Grisel mengamati sekeliling.

"Ruang UKS, kepala lo masih sakit?"

Suara siapa lagi kalau bukan Vino, jelas sekali sebelum Grisel tidak sadarkan diri hanya teriakan Vino yang terdengar.

"A-ah udah kak"

"Baguslah," Vino melihat jam yang ada ditangannya. "Udah jam 6 sore, sekolah udah sepi. Biar gue anter lo pulang Gris" Tambah Vino.

Grisel menggeleng dengan cepat, sungguh memalukan bagi dirinya jika merepotkan Vino terus-terus. Padahal mereka belum kenal cukup lama.

"Eh e-engga usah kak, lagipula aku masih bisa pake ojek online atau taxi"

"Hm, Tapi gue gak suka penolakan"

Nada bicara Vino jelas dingin namun perhatian, semakin membuat Grisel merasa tidak nyaman disamping Vino karena merasa terus-terusan merepotkan.

Mau tidak mau Grisel bangkit dari ranjang UKS, perlahan ia mengikuti Vino yang sudah menunggu diambang pintu.

Kini mereka berjalan berdampingan melewati lorong panjang sekolah, tidak ada orang lain kecuali Satpam yang berjaga di gerbang sekolah.

"Masuk" Vino membukakan pintu mobilnya untuk Grisel karena kini mereka telah sampai di parkiran sekolah.

Grisel tersenyum canggung, lalu menurut dengan kata-kata Vino.

Sepanjang perjalanan seperti biasanya tidak ada yang membuka suara sama sekali. Grisel sangat canggung jika berdekatan dengan Vino, di satu sisi Vino tidak terbiasa membuka suara untuk basa-basi.

Larut dalam kecanggungan membuat Grisel tidak nyaman, akhirnya dia membuka obrolan terlebih dahulu.

"Kak--" Grisel menggantung kalimatnya karena dia baru sadar jika selalu memanggil Vino dengan embel-embel 'kakak' setelah ia tahu kalau Vino seniornya. "Aku gak enak kalo harus repotin kamu setiap saat kayak gini, apalagi kita juga baru kenal."

Vino masih fokus pada jalanan, tidak melirik ke arah Grisel sedikitpun. "Gue pernah bilang direpotin?"

"B-bukan itu, maksudnya ak--"

Vino memotong kalimat Grisel tiba-tiba, "Don't worry" Jawaban Vino sangat savage menurut Grisel, karena sikap dinginnya.

Tidak ada obrolan lagi hingga mereka sampai di rumah Grisel. Vino memarkirkan mobilnya tidak seperti biasanya yang hanya berada didepan gerbang, kali ini benar-benar mengantar Grisel hingga masuk ke pekarangan rumah kediaman keluarga Pranaja itu.

"Kak jangan--" Lagi-lagi ucapan Grisel dipotong oleh Vino.

"Gue mau ketemu orang tua lo"

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang