Chapter 14

16 3 0
                                    

Happy Reading ~🌿

.

.

.

"Kau merasa dirimu seorang gay yang tak akan menyukai wanita. Kau menyukai nya Woo Jin-ah."

.

.

.

"Ha Ru menyukaimu, secara tidak langsung keu menyakiti dirimu, diriku dan Ha Ru."

.

.

.

Chapter 14

.
🌱🌱🌱

Secercah cahaya dengan malu mulai mengintip menampakkan dirinya. Pagi yang dihiasi kicauan burung dan suara-suara alam lainnya. Manusia-manusia mulai melakukan aktivitasnya dengan berbagai perasaan. Hiruk pikuk pun mulai bermunculan dan pejalan kaki pun mulai berlalu lalang. Tapi semua itu tak dapat menjadi gangguan bagi pemuda yang saat ini masih berusaha memejamkan matanya. 

Tidak, bukan karena bermalas-malasan lah penyebabnya. Bukan pula karena ingin mengisi waktu tidurnya saja. Pemuda itu tak terganggu dengan apapun aktivitasnya yang ada disekitarnya. Karena nyatanya tubuh dan fikirannya saat ini tak sejalan. 

Park Woo Jin, pria yang saat ini terlihat tengah uring-uringan bergelut dengan bantal dan selimut hangatnya. Bukan, dia tidak sedang tidur nyenyak. Pemuda itu bahkan memiliki lingkar hitam mata yang besar. Entah sudah ke berapa kali ia mengubah posisinya agar mendapatkan tidur yang nyenyak.

Nyatanya, tidur nyenyak yang ia impikan tak bisa ia dapatkan kali ini. Bahkan mungkin tidur saja pun tidak. Fikirannya bergelut dengan perkataan sang kekasih hingga bahkan tubuh yang butuh istirahatpun tak dapat ia penuhi. 

Park Woo Jin sedang dilanda keresahan saat ini. Mengingat perdebatan yang beberapa waktu lalu ia alami bersama Park JiHoon nyatanya berpengaruh besar dalam kacaunya keadaannya sekarang. Fakta-fakta yang sialnya dirasa benar tak luput memenuhi otaknya. 

Kembali ia memposisikan dirinya untuk duduk yang kesekian kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali ia memposisikan dirinya untuk duduk yang kesekian kalinya. matanya melirik perlahan keluar jendela dan terlihat matahari telah menampakkan dirinya.  Entah helaan nafas yang berapa kali terdengar dari bibir tebalnya.

"Sial, aku kepikiran terus. Masa iya aku suka sama Ha Ru? Tapi kalau bukan suka lalu mengapa perasaanku seperti ini terhadapnya? Dan apa? Ha Ru menyukaiku? Kekonyolan apa lagi yang ada dalam pikiran JiHoon? Mengapa dia dengan mudahnya mengatakan hal itu seolah permasalahan ini tak berdampak untuk perasaannya juga? Cih, bagaimana caraku membuktikan perasaan ku sendiri? Aku tidak mau menyakiti siapapun. Mengapa ini harus terjadi padaku? Kenapa kau mentakdirkan diriku seperti ini Tuhan? Apa tujuanmu?" batin Woo Jin.

Love Phobia (Park Woo Jin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang