Chapter 3 : The truth untold

1.7K 270 2
                                    

okay kam aku balik, mari kita lanjutkan yang kemaren.

.

.

Di peron 9 ¾ sebelum berangkat Ibu Ron mengabsen semua anak anak yang akan pergi ke Hogwarts.

"Okay absen dulu, Harry, Hermione, Ginny, Anne, Fred, George, Ron. yak sudah semuanya." Ibu Ron menunjuk kami satu persatu lalu menyuruh semua anak anak masuk ke gerbong.

Tentu saja Golden Trio di gerbong anak tahun ke empat, sedangkan Anne ikut di gerbong anak anak yang dulu seangkatan dengannya ya bersama Fred dan George. Anne disambut oleh teman temannya dulu. Sepertinya dulu Anne sangat terkenal diangkatannya sehingga di langsung disambut sangat ramah oleh seluruh angkatan.

"Sudah sudah, Anne sekarang butuh istirahat yang cukup untuk kembali ke Hogwarts." Fred memberi tanda dengan tangannya agar anak anak menjauh dari Anne.

"Ya..betul kata Fred dia harus punya energi yang cukup, jadi penggemar silahkan mundur.." George menarik Anne ke kursi tempat duduknya dengan Fred dan George.

"Sampai ketemu di Hogwarts Anne!." Seorang teman berkata lalu meninggalkan kursi tempat Anne duduk.

"Hei kalian tidak benar benar mencemaskan kesehatanku kan?" Anne tersenyum.

"Tentu saja tidak, kami hanya tidak mau ada seseorang yang menggoda mu." George menutup pintu.

"Haha lucu." Anne tertawa palsu.

"Tidak itu memang benar." Fred membenarkan saudaranya.

Anne hanya bisa diam dengan wajah yang merah padam.

Sesampainya di Hogwarts, Anne langsung disambut oleh Prof. Dumbledore di pintu aula.

"Selamat datang kembali Miss Weasley." Prof. Dumbledore menyapa Anne.

"Oh ayolah Prof. aku masih seumuran dengan Harry." bisa kita lihat Anne adalah orang yang sangat santai kepada Prof. Dumbledore.

"Baiklah, kumohon ikutlah denganku." Prof. Dumbledore mengajak Anne.

"Kau juga Harry." Tak lupa Prof. Dumbledore mengajak Harry yang dari tadi malah celingak celinguk.

Prof. Dumbledore membawa Anne dan Harry pergi ke ruangannya, yang disana sudah berdiri Prof. Snape menatap Anne dan Harry seperti biasanya.

"Severus tolong kau kunci pintunya." Prof. Dumbledore menyuruh Prof. Snape.

Setelah pintu dikunci, Anne dan Harry langsung ditunjukan penampakan Pensieve di depan meja Prof. Dumbledore.

"Baiklah dengarkan ini baik baik, aku akan bercerita tentang sesuatu. Dan kumohon salah satu dari kalian tidak boleh syok." Prof. Dumbledore yang biasanya berwibawa, hari ini bercerita dengan nada yang sedikit aneh.

"Tentunya kalian tahu kan? Lord Voldemort telah lama mati saat dia mencoba membunuhmu Harry." Prof. Dumbledore berkata. Harry mengangguk, begitu juga aku.

"Tunggu...jangan bilang, Lord Voldemort kembali?!" Anne yang sok tahu berkata.

"Oh bukan Ms. Weasley, kami sudah memastikan bahwa Lord Voldemort sudah benar benar mati." Prof. Snape menjawab (sinis tentunya).

"Ya itu benar, benar benar sudah tidak ada tanda kehidupan selain Harry kecil disana. Fakta yang mau kukatakan adalah...hari itu bukan hanya Harry kecil yang ditaruh didepan pintu rumah pamannya. Nyatanya ada satu bayi lagi yang ku taruh di depan sebuah rumah..." Prof. Dumbledore memasang mata sayu yang sangat teduh.

"Jangan..jangan.." Anne memandang dengan muka syok.

"Ya malam itu seorang perempuan memberikan bayinya yang masih kecil kepadaku, sebelum aku bertanya siapa dirinya dia sudah mati. Hanya sepucuk surat yang ada di samping bayi itu. Aku tidak bisa merawat bayi itu, akhirnya kuputuskan memberikannya pada keluarga yang kutahu pasti akan menerimanya...maafkan aku Miss Weasley....bayi itu kutaruh didepan pintu keluarga Weasley." (Sfx: petir menyambar) Prof. Dumbledore memegang tangan Anne.

"Ya...aku tidak heran dengan cerita ini." Anne masih berkata dengan santai. Anne sudah tahu hal itu sejak dia masuk Hogwarts jadi itu sama sekali tidak mengagetkannya. Sudah lama Anne menerima kenyataan itu.

"hmhmhmhm (plis aku gatau ini ketawanya mau kek gimana)..aku juga tidak heran dengan reaksimu." Prof. Dumbledore kembali ke posisi semula.

"Tunggu..! mereka saling mengelabui?" Harry celingak celinguk.

"Yang sebenarnya ingin aku katakan adalah..identitas perempuan itu." Prof. Dumbledore mulai serius lagi.

"Severus ceritakan!" Prof. Dumbledore berkata, menyuruh Prof. Snape menggantikannya.

"Ehem..jadi...setelah kami selidiki, perempuan itu memiliki hubungan dengan Tom Riddle Marvolo, atau bisa dikenal dengan Lord Voldemort." Prof. Snape menatap Anne.

"Entah bagaimana, ternyata perempuan itu memiliki hubungan yang sangat luar biasa dengan Voldemort, dia adalah ibu dari anak Voldemort yang dikandung dan dilahirkannya." Prof. Snape berkata dengan gaya bicaranya (yang suka nyindir).

"A..a..apa?" Kali ini Anne benar benar syok.

"Dan benar bayi yang ditinggalkan di depan rumah keluarga Weasley adalah putri semata wayang Voldemort, putri yang tak pernah diketahui keberadaanya bahkan oleh ayahnya sendiri. Di--"

"Cukup Severus..!" Prof. Dumbledore memotong ucapan Prof. Snape.

Ternyata bahkan sebelum Prof. Snape melanjutkan ucapannya, tubuh Anne sudah lemas tak berdaya. Lututnya tak lagi bisa menopang berat badannya, air mata sudah tak bisa terbendung keluar dari kelopak matanya. Suara suara dari mimpi buruknya menggema di kedua tangannya. Kepala Anne sudah sangat pusing.

"Apa yang harus kita lakukan Severus?" sayup sayup didengarnya suara Prof. Dumbledore.

Tapi sebelum selesai mendengar kan semuanya menjadi gelap, tubuh Anne tak lagi bisa di kontrol. Sebelum Anne benar benar jatuh, Harry memegang nya dan suara yang memekikan terdengar entah dari mana. Keadaan tak lagi bisa diketahui, namun hanya satu yang dapat kita ketahui...Anne pingsan.

.

.

Tralalalaala gimana? adakah yang sudah menerka hal ini? meet yu all in next chap!

I am Weasley ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang