ⓨ13. Rumah Tuaⓨ

27 5 1
                                    

"Yah, siapa bilang dewasa? "

"J-jadi, kau mati seumuran remaja? " Wendy reflek menoleh dan menutup mulutnya secara bersamaan.

"Ya, aku mati saat berumur yang sangat muda. Sebenarnya aku masih ingin bernafas"

Wendy mengernyit heran, "Lalu, apa sekarang nafasmu tidak ada? "

Reflek Yoongi melemparkan tatapan jengkel, tak lama setelah itu tatapannya menyendu. "Aku juga tidak tau, aku ini apa, " Ia mengangkat kepala, mengikuti arah burung terbang dari satu pohon ke pohon lainnya.

Melihat itu, Wendy kembali menunduk. Ia selalu mengungkit hal yang menyedihkan terhadap pria tua dan kuno ini.

"Menjadi seorang Yoongi memang susah..," gumam Wendy sambil menendang kecil air sungai.

Ditengah keheningan tersebut, terdengar suara ribut. Melebihi ribut. Seperti sebuah bom nuklir meledak disekitar mereka. Mendengar itu, Yoongi segera menarik Wendy untuk pergi berlindung.

Oh astaga, pak kuno bodoh.

Ia telah melewati garis merah dan pergi ke sungai

Dan sekarang, pasukan bala tentara itu datang.

"Eh eh sandal-"

"Tidak ada waktu untuk sandal tertinggal! Astaga bodoh!! " Yoongi menggeram kesal, mereka masih berlari kencang menjauhi suara ledakan bom. Teriakan para warga menjadi backsound kejadian tersebut.

5 menit berlari tanpa henti, sekarang Wendy memaksakan diri untuk berhenti. Nafasnya tak beraturan, rambutnya kacau, dengan kaki yang tak beralas.

"Pinjamkan sandalmu! Kau lihat? Kaki ku menginjak banyak duri! Kemarikan alas kaki mu, pak kuno! " Wendy berjongkok dan menarik lepas paksa sepatu kuno milik Yoongi.

"Ck, sangat kuno. Apakah ini kulit buaya? " Wendy memakaikan sepatu Yoongi pada kakinya; masih berjongkok.

"Kulit anaconda,"

"Apa?! "

"Bercanda"

Spontan Wendy melempar sebelah sepatu tepat mengenai perut Yoongi.

"Ayo cepat pakai, kita harus berlindung. Kenapa kita melewati garis merah?! " Yoongi marah-marah sendiri.

"Seulgi kalau PMS begonya nambah, kalau pak kuno marah-marah ga jelas," oceh Wendy. Lalu ia berdiri dengan menatap kebawah; kakinya yang mengenakan sepatu kuno Yoongi.

Lucu. Kegedean. Dr kulit anaconda (katanya), warna coklat lusuh.

"Ayoooo, " Hampir saja Wendy tersandung kakinya sendiri karena tiba-tiba ditarik lari oleh Yoongi. Mengumpat dalam hati aja Wen.

Lari terus berlari. Seseorang melihat mereka berdua. Jadinya kejar"an deh tuh 3 orang.

"Tunggu tunggu! " -Yoongi

Bukannya berhenti, Yoongi malah berpindah jalur yang mengarah ke sungai tadi. Dengan tangan yang masih bertaut erat dengan tangan mungil Wendy, Yoongi menarik Wendy menceburkan diri ke sungai.

Keduanya dibawa arus sungai.

"Blub blub blub, " -Wendy

"Angkat kepalamu, nona! "

Karena Wendy tidak bisa mengendalikan diri saat ini, Yoongi memilih menyelam dibawah Wendy, lalu mengangkatnya keatas hingga Wendy menunjukkan kepalanya diatas air.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Multifunction WatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang