ⓨ 04. To Last Period? ⓨ

35 7 20
                                    

"Kok gaada yang tau sih?! Goblok amat! "

"Ngaca nyet! "

Sudah cukup, Wendy tidak ingin telinganya tuli dengan teriakan-teriakan 2 orang yang sama sekali tidak pelan ini.

"Intinya kita bertiga yang goblok, udah. Tapi, kenapa orang-orang lo ga tau Seo Joon? " Wendy menopang dagunya. Dan ya, Seulgi dan Mark sudah tahu siapa Seo joon.

"Wajahnya itu loh, beda sama yang di internet. Atau jangan-jangan, oplas? "

"Ngotak dong sat! " Seulgi mendorong kepala Mark ke samping.

"Ngegas mulu si sipit, pms?! "

"Dahlah woy! Cape gue nengahin kalian mulu, "
"Tapi bener kata Seulgi, lo pikir deh Mark. Kalaupun oplas, masa si dokter kaga kenal Seo Joon? Saat itu juga kan dia lagi di wanted wanted nya, "

"Itu maksud tersirat gue, " Seulgi dengan santainya mengunyah cemilan. Yg ada micinnya.

"Ck. Gw jadi yakin, dia ga cuma sendiri. Pasti ada orang-orang di belakang nya, " Mark mengusap dagu.

"Dan lagi, namanya sama loh. Kenapa gaada gitu yang curiga, " sambung Mark.

"NAMA SAMA ITU BIASA, "

←←←←←←→→→→→→

Hari ini, Wendy, Seulgi dan Mark ada kelas namun beda jam. Wendy mengambil jurusan biografi, Seulgi bahasa, Mark teknologi.

Entah kenapa seorang Seulgi yang dulu lemah di bahasa, sekarang mengambil jurusan bahasa.

Tapi, walaupun jurusan bahasa, Seulgi juga banyak mengetahui ilmu pengetahuan umum. Jadi, jangan remehkan.

SMA disini memakai sistem perkuliahan. Jadi, disini seperti sudah kuliah. Dan juga, kuliah ada disini. 1 SMA dan 1 Universitas. 1 sistem tetapi berbeda.

"Sore... "

Wendy mendongak, di hadapannya berdiri seorang pria, jika dikaitkan dengan tinggi badan, pria ini sangat pendek diantara paling pendek. Namun kulitnya sangat putih. Matanya sedikit sipit. Dan ia seperti mirip....

"Maaf? "

Wendy tersentak, ia menggeleng pelan lalu mengangguk.

"Ah, sore juga.. Siapa dan ada apa ya? " Wendy sekilas melirik 2 orang di dekatnya. Anak berdua ini—

"Eum.. Perkenalkan, saya Woozi kak, jurusan biografi, 1 tingkat di bawah kakak.. " Anak itu membungkuk sopan lalu kembali menegapkan tubuhnya dengan senyum.

"Anak biografi ya.., " Sekilas Wendy melirik kedua temannya yang asik makan tanpa menganggap ada orang lain.

"Ada perlu apa dek? " Wendy kembali memusatkan perhatiannya pada adik kelas itu.

Woozi tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya, "Anu kak.. Sebelumnya maaf kak, tadi Bu Tiffany bilang kepada saya, bahwa akan meminta tolong kakak untuk mengajarkan saya.. Sepertinya, kakak belum membaca pesan dari bu Tiffany..? "

"Gausa saya saya-an bahasa lu, pegeng nih kuping gue. Santuy ae, pake lo gue juga kaga masalah, " Mark tidak menatap lawan bicara, kemudian kakinya naik sebelah dan menumpu 1 tangannya di lutut.

"Jiahhh gaya ala preman, " Entah apa yang lucu, mereka tertawa berdua dengan Seulgi melempari Mark menggunakan kulit kuaci.

Multifunction WatchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang