6 Januari 1820
Tahun baru tiba, selama liburan ia merasa sangat bosan. Tidak boleh keluar kastil apalagi bermain bersama Hermione yang berasal dari kerajaan Ares de Rose. Tidak adil.
Namun hari ini ia bisa berteriak lancang ia merasakan jiwanya telah utuh kembali, karena hari ini sekolahnya sudah dibuka kembali, Draco membenarkan kerah kemejanya.
Tahun kedua. Ia merasa semakin menarik, rambut blondenya begitu rapi. Cincin hijau pemberian ayahnya bersinar, ia tersenyum miring.
"Draco, siapa gadis yang kau tulis di buku Les'ed mu?" Draco menatap Narcissa, tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Buku Les'ed adalah buku berisi catatan para penerus kerajaan Zeus e Spada. Bagaimana ibunya bisa tahu?
"Apa yang kau bicarakan!" Narcissa kembali membereskan buku-buku milik Draco dan menjawab, "Gadis brunette pemilik Annaliese, ia suka membaca, menghabiskan waktunya bernyanyi bersama burung hitam di bawah pohon kastil dengan mawar merahnya."
Pipi Draco memerah padam, "Aku sudah 14 tahun. Kau tidak boleh asal membuka diaryku, aku memiliki privasi."
"Kau jatuh cinta, pangeran ku."
"Tidak, aku tidak."
"Aku tidak pernah mempermasalahkan jika kau jatuh cinta, Draco. Asalkan seseorang itu bukan dari musuh, kau tahu siapa?"Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia jelas tau apa yang ibunya bicarakan, ia ke heranan sekaligus marah. Ada masalah apa keluarganya dengan Ares? apa yang akan terjadi jika benar ia mencintai salah satu Ares.
Takut amarahnya memuncak, Draco memutuskan untuk pergi ke kastil dengan wajah datarnya. Berjalan dengan tergesa-gesa, matanya terus berputar mencari seseorang.
"Draco!"
"Hermione!"-
Draco duduk bersandar di Memoriam Tree, mendengar burung hitam yang bersiul-siul. Angin kota Verona yang kencang, serta suara halaman buku yang terbuka. Sunyi. Tenang.
Ia menghembuskan napasnya lalu mengalihkan matanya pada gadis itu. "Apa keluargamu melarang mu melakukan suatu hal?"
Hermione terhenti, lalu melanjutkan membaca lagi. "Ya, setiap inci perbuatan yang ku lakukan mereka batasi, seharusnya kita juga tidak boleh disini. Membolos pelajaran Mrs. Eleanor."
"Tidak, maksudku.. salah satu kerajaan yang tidak boleh di dekati?"
Alis si Brunette berkerut, "Tentu. Mereka melarang ku untuk berteman ataupun menikah dengan 28 sacred kingdom. Kerajaan ku tidak termasuk keluarga suci karena kami pendatang dari Skotlandia."
"Tunggu, 28 sacred kingdom?"
"Ya. Para kerajaan superior yang bahkan tidak sadar jika diri mereka adalah ancaman peperangan awal. Bahkan ada yang melupakan anak kandungnya sendiri."
Draco menggelengkan kepalanya, "Apa kau tahu siapa saja anak-anak dari 28 kerajaan suci itu?"
"Ya, kau salah satunya." ucap Hermione santai
Mata silver si pirang membola, mengapa gadis itu begitu santai menormalisasikan 'friend with enemies'
"Kau tidak keberatan berteman dengan ku?"
"Sangat keberatan, aku baru saja bertanya-tanya sebesar apa dosa ku, Dray." Entah mengapa kata-kata itu membuat hatinya sakit
Lebih baik Hermione menolak permintaan pertemanannya satu tahun yang lalu.
Melihat Draco yang menunduk sedih membuat Hermione tertawa lepas hingga pipi pria itu memerah karena malu.
"Aku hanya bercanda, kau adalah teman yang baik. Aku percaya dibalik keluarga mu yang mengerikan ada bocah suci yang tidak begitu buruk."
"Jangan panggil keluarga ku mengerikan!"
"I'm sorry, your majesty."
Mereka berdua kembali terdiam hingga Draco mendengar suara gaduh di depan sana, ternyata dari gereja yang tak begitu jauh dari pohon itu.
Sepertinya seorang pianis terkenal dari Jerman, ia sangat menyukai lagu-lagunya. Ia pun berdiri dan berdeham kecil kepada gadis brunette yang masih fokus pada buku sejarahnya.
"Yes mister?"
"I know we're enemies, but I'm here to invite my beloved enemy to watch a piano show at church err, I mean breaking the rules. Would you like to come with me?"
Hermione berdiri, menunduk sambil memegang gaun merahnya.
"It would be an honor for me."
Hermione membalas genggaman tangan Draco dan mereka pergi menuju gereja sambil tertawa-tawa karena aktingnya yang bagus.
Mereka harus ikut pertunjukan teater.
Di perjalanan mereka berteriak dengan lancang dan bebas, seperti sedang melarikan diri ke Neverland atau mungkin surga.
"Draco!"
"Hermione!"—
Miracle LuneTo Be Continued...
@bellepre on wattpad
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Lune • Dramione
Fiksi Penggemar[CHANGING PLOT] Prince Draco fell in love with an enemy he had to avoid, plus he had to become king at a young age Fairy Tale of Draco and Hermione "Did marry me truly worth started a war?" "Yes." Bloodshed, shredded poetry, the death of morning sta...