Part 2: Gendongan pertama

12 5 0
                                    

Hallo guys👋
Jangan lupa vote and comment ya
Happy Reading:)

Sesampainya di ruang BK nampak dua laki laki yang sedang duduk tanpa ada pembicaraan, ya Devira sudah tak asing lagi dengan laki laki yang duduk di sebelah kiri dengan baju yang dikeluarkan.

"Eh ello...muka lu kenap bonyok gitu? Kalo nggk bisa berantem mending nggk usah berantem deh" ucap Devira tertawa sinis melihat Michelle yang duduk di ruang BK dengan luka di wajah yang cukup banyak.
"Brisik lo... Kalo nggk tau apa apa mending diem" jawab Michelle tanpa menatap ke arah Devira.
"Oh gitu ya..." Devira memangut mangut.

"Kalian berdua bisa diem nggk!" triak bu Naro yang cukup bisa membungkam mulut Michelle dan Devira.

"Michelle Fajar kalian ini kenapa sih brantem mulu kerjaan nya" tanya bu Naro sambil menatap tajam ke arah dua manusia di hadapannya.
"Di.." jawab Michelle terpotong.

"Bu sebenarnya saya di sini di suruh apa sih kalo cuma buat nontonin mereka saya nggk ada waktu" beber Devira panjang lebar dengan posisi menyandar di pintu ruang BK.
"Kamu diam dulu!!" sentak bu Naro yang melirik ke arah Devira.
Devira memutar malas bola matanya.

"Michelle lanjutkan." Bu Naro kembali menatap Michelle dan Fajar.
"Dia dulu bu yang cari masalah sama saya " jelas Michelle menatap tajam ke arah Fajar.
Fajar menunjuk Michelle tak terima "Ello kali yang mulai duluan"
"Lo"
"Lo"
"Lo"
"Lo"

"Ber...Hen...Ti...." teriak bu Naro yang berhasil menggema ke seluruh SMA Garuda.
Michelle Devira dan Fajar buru buru menutup erat telinga mereka takut jika gendang telinganya jebol karna teriakan Bu Naro.

"Kalian berdua menghadap bendera sampe nanti pulang sekolah" tegas bu Naro memukul keras meja di hadapan nya.
"Tapi bu..." jawab keduanya serentak.
"Nggk ada tapi tapian keluar sekarang!!."

Michelle dan Fajar pun melenggang pergi saat berada tepat di depan Devira Michelle menatap tajam ke arahnya.
"Wlekk" Devira menjulurkan lidah nya mengejek Marchelle.

"Kamu duduk!!" perintah bu Naro.
Devira menunjuk dirinya sendiri memastikan.
"Iya kamu."
Devira pun melangkah untuk duduk di depan bu Naro.

"Kamu itu murid baru rambut kamu kenapa warnanya kek rambut jagung gitu? kamu itu masih sekolah nggk pantes tampil seperti itu!" cloteh bu Naro panjang kali lebar sedangkan Devira ia hanya mendengar remeh ucapan bu Naro.
"Udah bu ngomel nya kek mamah saya aja." Devira memutar bola matanya malas melipat kedua tangannya di dada.

Bu Naro di buat kesal oleh ucapan Devira yang meremeh kannya.
"Keluar sekarang berdiri di lapangan mengahadap bendera sampe nanti jam 3 sore!!" tekan Bu Naro penuh amarah.
"Ibu seirus?"

"Saya dua rius!! saya sendiri yang bakal awasin kamu sampe nanti jam 4, oh ya besok saya bertemu sama kamu rambut kamu harus sudah kembali seperti semula dan satu lagi kamu obatin luka Michelle dulu saya nggk mau dia kenapa napa" ucap bu Naro mendorong kursi lalu melenggang pergi begitu saja.

Jelaslah Bu Naro berucap seperti itu Michelle kan anak dari pemilik sekolah ini.
Devira membuang kasar nafasnya
"Kenapa harus gue sii yang ngobatin tuh cowo ngeselin" dengus nya kesal lalu pergi menghampiri Michelle.

Devira menarik pergelangan tangan Michelle
namun nihil tenaganya tak cukup kuat untuk mengajaknya berjalan.

"Lo mau apa?" tanya Michelle menghempaskan genggaman tangan Devira.
"Ngobatin lo lah"
"Kesambet apa lo?"
"Nggk usah GR gue cuma di suruh sama Bu Naruto."
Michelle mengernyit "Maksut lo... Bu Naro"
Devira mengangguk dengan cepat.

"Udah ah lemot lo" Devira pun kembali menarik pergelangan tangan Michelle dan mengajaknya ke UKS cowo itu pun hanya pasrah mengikutinya.

Itulah alasan yang membuat Fajar selalu mengumpat dalam diam. Bagaimana tidak banyak orang yang perhatian sama Michelle sedangkan dia hanya di anak tirikan oleh semua guru bahkam seantero SMA Garuda, walaupun Dia murid paling pandai dan Michelle murid paling bandel tapi jika Michelle dan dia terluka pasti yang di perhatiin Michelle Michelle dan Michelle.

DEMICHELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang