Part 4: Akibatnya 1

20 4 0
                                    

Jangan lupa Vote:)
Happy Reading...

"Mah pah aku pulang " teriak Devira sambil membuka pintu rumahnya yang menjulang tinggi bercat putih.

"Kalo masuk itu salam dulu Jan triak triak gitu gak bagus" Nasehat Fanny kepada anaknya Devira.
"Iya mahh... Assalamualaikum mama ku yang cantik " ulangnya sambil mencium punggung tangan Fanny.
"Waalaikumussalam.." jawab Fanny sambil tersenyum ria menatap anaknya.
"Oh ya mah papa mana.?"
Devira mengarahkan pandangannya mencari Papanya di sekeliling sudut rumah.
"Papa kamu belum pulang nak.. yaudh mandi gih bauk tau" ledek Fanny mencubit hidungnya.
"Ih mama kok gitu sih... yaudh Devira ke kamar dulu."

Devira pun beranjak pergi ke atas untuk membersih kan tubuhnya lalu tidur. Hampir 5 jam ia tertidur Devira terbangun dan menatap jam dinding yang menunjuk kan pukul 07:00 malam. Ia bergegas mandi dan bersiap untuk keluar.

Devira menuruni satu persatu anak tangga mengahampiri papa dan mamanya di ruang makan dengan setelan jaket boomer berwarna hitam dan juga celana Levis yang terdapat robekan di lutut.

"Malam pah mah" sapa Devira dengan menjejerkan deretan gigi putihnya kalau seperti ini pasti ada maksut tertentu.
"Malam sayank" jawab keduanya serentak.

"Kamu mau kemana Vir, kok rapi gitu?" Tanya Bagas papa Devira.
"Aku mau keluar bentar pa sama temen temen Devira, bolehkan?."
"Boleh,tapi inget pesan papa jangan sampe larut malam!" tegas Bagas yang di angguki antusias oleh Devira.
"Yaudh sana"
"Makasih papa sayank" ucap Devira sembari memeluk lengan papahnya lalu mencium sekilas pipi Bagas.

Fanny memanyunkan bibirnya membuat Devira menoleh ke arahnya lalu mengernyit.
"Mamah kenapa?" Bagas pun ikut menoleh ke arah Fanny.
Fanny pun menunjuk nunjuk pipinya dengan ekspresi wajah yang sangat manja membuat Devira dan Bagas tertawa geli.

Devira menghampiri Fanny lalu menciumnya membuat Fanny tersenyum lebar.
"Makasih nak" Devira pun tersenyum.

"Kalo gitu Devira pergi dulu ya pah mah"
"Ati ati nak" ucap Funny sambil mengelus puncak rambut Devira.
"Siap mah."

Bella pun berlalu menaiki motor ninjanya yang berwarna merah menancap gass melaju kencang membelah jalan ibu kota Jakarta untuk ke Caffe menemui sahabat sahabatnya.

"Vir" Tasya melambaikan tangannya ke arah Devira membuat sang pemilik nama menoleh dan berjalan menghampiri.
"Lama bngt sih lo." Rika meraih minumanya di atas meja lalu meneguknya.
"Udahlah yang pentingkan gue udah ada disini"Jawab Devira sembari menarik kursi untuk ia duduki.

Di lain tempat geng Pasga asyik balapan liar di jalan yang cukup sepi menghilangkan beban yang ada di pikiran mereka.

Kini Michelle bertanding dengan Satria ketua geng AJ.
Mereka berada di garis start melirik satu sama lain dengan sinis. Seorang gadis dengan kaos berwarna hitam dan juga pinggangnya yang di ikat jaket serta celana pendek se atas lutut mulai menghitung mundur.
"Tiga... Dua... Satu...." gadis itu melepaskan kain kecil yang ada di tangannya.
Setelah hitungan ke 1 Michelle dan Satria menancapkan gas dengan kecepatan yang sangat tinggi... pertanginan ini dibilang cukup menegangkan karna jika ketua geng AJ kalah maka bisa di pastikan akan ada perang antara dua geng tersebut.

Maka dari itu hanya bagian mereka saja yang melihat pertandingan ini dan beberapa geng motor lain, sesampinya di garis finish Satria berada tipis di belakang Michelle.  Membuat nya kesal dan ingin mengobrak ambrik geng Pasga akhirnya mereka pun berantem.
"Sialan" umpat satria dengan emosi yang mulai memuncak.
Bugh! Satu bugeman mendarat mulus di pipi kanan Michelle.
Michelle tersenyum mengejek dia sudah tau apa yang akan terjadi jika Satria kalah.

"Kalo kalah yaudah akuin emng dasarnya Lo itu nggk bisa kalahin gue" ucapnya yang membuat Satria semakin kesal.
"Bacod lo" teriak satria yang langsung  melayangkan pukulannya ke arah Michelle tapi Michelle menghindar, dia berbalik memukul Satria.
Kini keduanya saling menatap tajam satu sama lain membuat anggota Pasga dan AJ ikut terbawa suasana dan menyerang sampai akhirnya suara mobil polisi terdengar mendekat ke arah mereka.
"Sialan!"  batin Satria.
semua pun lari menaiki motor masing masing dan bergegas pergi.

DEMICHELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang