Part 7: Hujan

5 1 0
                                    

Jangan lupa Voment ya
Happy Reading...

"Lo kenapa sih mepet mepet terus sama Kak Michelle" cibir Aruna yang langsung mencengkram tangan Devira.
"trus urusannya sama lo apa?." Devira menghempaskan keras tanganya dari cengkraman Aruna.
semua mata tertuju kepada mereka berdua sedang kan para sahabatnya mereka hanya diem karna belum tau apa maksut Aruna.

Aruna tersenyum miring menatap Devira.
"Kalo sekiranya nggk laku jangan rebut milik orang dong" hina Aruna membuat Devira semakin geram dan langsung menampar Aruna. Dia meringis kesakitan sambil memegangi pipi kirinya.

"Jaga omongan lo!!" tegas Devira sambil mencenekram erat rahang Aruna tiba tiba Fajar datang dan langsung menarik Aruna untuk bersembunyi di belakangnya.
Devira tersenyum meremehkan "Baguss---" ucpananya terpotong karna mendapat pukulan keras dari Fajar yang membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Sontak ketiga sohibnya menatap fajar penuh amarah.
"Lo apa apaan si jar Devira nggak ada urusan ya sama lo."
Tasya menatap tajam kearah Fajar yang hanya tersenyum lalu kembali menatap Devira.
"Lo nggk papa vir?" tanyanya yang mendapat gelengan dari Devira.
Ia menyuruh temannya agar tidak ikut campur lalu melangkah maju mendekati Fajar dan Aruna.

"Gue kasian ya sama lo,,, dia aja berantem sama gue gara gara cowo lain, lah elo... Lo malah belain dia hebat..." Devira tersenyum meremehkan sambil bertepuk tangan pelan.
"Jaga ya omongan lo" sahut Aruna  ketaukan takut jika Fajar percaya sama Devira nanti siapa lagi yang akan membantunya.

"Gue... Nggk percaya sama lo" tekan Fajar.
"Itu sih terserah lo, gue saranin lo buka lebar lebar tu mata." Baru saja ia ingin keluar dari kerumunan tiba tiba bu Naro datang menghampiri mereka.

"Devira Devira kamu ini selalu saja cari masalah" ucap bu Naro membuat Devira mengumpat dalam diam.
"Segitunya ya ibu itu nggk suka sama saya, ibu tau apa soal keributan ini" Devira langsung berlalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan Bu Naro.

"Devira Devira kemari heii" teriaknya tanpa mendapat jawaban dari Devira.
Dasar anak nggk tau diri batin Bu Naro.

"Kalian kenapa masih di sini bubar!! " teriak Bu Naro yang langsung mendapat sorakan dari para siswanya.
Bu Naro memegang pelipisnya memikirkan tingkah para siswanya yang kurang akhlak semua.

"Vir " teriak Tasya sambil menghentikan langkah Devira.
"Gue mau sendiri kalian pergi aja." Ia melangkah pergi begitu saja.
"Tapi Vir..." teriak Devira yang tak mendapat jawaban dari Devira.
"Udahlah kita kekelas dulu aja mungkin Devira masih mau menenangkan dirinya." ucap Reina sembari melihat punggung Devira yang kian menjauh dan di angguki oleh ke duanya.

Di taman belakang sekolah dengan beberapa pohon yang menjulang ke atas, sesekali  angin yang berhembus membuat beberapa daun berjatuhan.
Devira sedang duduk termenung disitu dengan cuaca yang sedikit mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan.
Ia mengusap keningnya kemudian memijat pelipis nya.

"Gue heran deh sama bu Naruto kenapa sih dia keknya nggk suka banget sama gue" dumelnya.
"Cewek kecentilan dan cowo bego itu juga ngapain sih mereka harus ganggu ketenangan hidup gue heran gue" lanjutnya sambil melempar lempar daun yang ia sobek i menjadi serpihan kecil kecil.
"Nenek kakek Devira pengen balik ke London lagiiii" teriaknya memandang ke atas langit.

"Lo mau sampe kapan disitu?" teriak seseorang bersuara kekar dari arah belakang membuatnya sontak menengok.
Ia memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang datang.
"Lo ngapain disini? " tanya Devira tanpa menjawab pertanyaan Michelle ya dia adalah Michelle.
"Dih ditanya malah ganti nanya" ucap Michelle sembari melangkah menghampiri Devira.
"Lo nggak tau bentar lagi ujan ?" Imbuhnya menatap ke arah Devira yang sekarang ada di hadapannya.

DEMICHELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang