Part 6: Jalan

8 2 0
                                    

Happy Reading💜

Beberapa hari yang lalu Devira sudah di perbolehkan pulang dengan syarat tidak boleh terlalu capek dan di waktu itu juga dia ngotot untuk bertemu dengan kakeknya.

Kini Devira dan sohibnya sedang asyik berbincang di kamar Devira yang bernuansa hitam putih dengan beberapa poster Idol korea lebih tepatnya BTS, jangan salah jika Devira anak yang tomboy cuz bar bar tapi dia masih normal kok suka sama cowo namun bukan sembarangan cowo inget bukan sembarangan.

"Lo yakin bokap lo ngebolehin kita pergi ke mall besok?, secara lo kan baru aja keluar dari rumah sakit" tanya Tasya memastikan.
Devira mengangguk sebagai jawaban.

"Gue keknya nggk yakin deh" imbuh Rika menatap ke arah Devira.
"Udah lo semua tenang aja." Devira merebahkan tubuhnya di queen size miliknya.
"Oke deh kalo gitu" jawab Tasya dan Rika serentak.

"Kalian pada bahas apa sih?" tanya Reina yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Udah... yang penting lo ngikut aja" balas Rika yang kembali fokus memotong kuku kuku kakinya.
"Oke."

Hari ini rencananya sohib Devira mau menginap di rumah Devira mumpung besok libur.

Jam menunjukkan pukul 20:00 malam waktunya dinner.
Di meja makan Bagas Martin nampak ramai karna kedatangan sohibnya Devira yang membuat makan malam mereka menjadi lebih asyik setelah 4 tahun lalu mereka melakukan makan bersama.

"Pah besok Devira ke Mall ya refresh otak" pinta Devira menatap nanar ke arah papanya.
"boleh...." balasnya membuat Devira dan ke3 sahabatnya berteriak histeris.
"Yeayy"
"dengan satu syarat." Bagas melanjutkan ucapanya sedangkan Devira dan sohibnya mereka memberhentikan aksi triak triaknya.
"Syarat apa lagi pah?" dengus Devira kesal.
"Kamu harus di jagain sama anak temen papah."
"Papah... Devira kan bukan anak kecil lagi" rengek Devira yang membuat Bagas tersenyum melihat tingkah anaknya yang seperti anak kecil lagi ngambek karna tidak di beliin es krim.

"Yaudh kalo gitu nggk usah pergi."
"Yah papah Bagas jangan gitu dong" dengus Rika memajang wajah melas.
"Kalo kalian mau pergi... Syaratnya harus terpenuhi, semua keputusan ada di tangan Devira" tekan Bagas sambil tersenyum.
Para sohibnya serentak menoleh ke arah Devira.

"Ayolah Vir" rengek ke tiganya serentak dengan memasang wajah memelas.
Devira tak sanggup melihatnya dan membuang kasar nafasnya.
"Terserah papah deh" lalu melanjutkan makan nya.
"Yeayy"

"Kalian mau lagi ? "tawar Fanny kepada sahabat Devira.
"udah mah makasih" jawabnya serentak membuat Fanny tersenyum ramah.

Malam ini acaranya adalah memakai masker lalu melaksanakan sesi foto bersama, bermain truth or dare dan membuat rencana untuk ke mall besok udah lamaa sekali mereka tak jalan bersama. Terakhir kali dulu waktu mereka berumur 13 tahun itu pun bersama kedua orang tua mereka. Udah kek nggk pernah ke mall aja tapi biarin lah suka suka mereka hihihi.

***

"Reiii cepetan kluar!! gue kebelet nih" teriak Rika dari balik pintu kamar mandi Devira yang ada di dalam kamar sambil menggedor gedornya sembari memegangi perutnya.
"Iya bentaran " jawab Reina yang juga berteriak.
"Reiii" ringis Rika masih sama menggedor gedor pintu.
Devira dan Tasya yang masih tidur terusik dengan tingkah Rika dan juga Reina.
Devira mengambil bantal untuk menutupi telinganya begitupun Tasya.

"Reiiii" teriaknya sekali lagi yang membuat Devira semakin gerang.
"Kalian bisa diem nggk? Kamar mandi bawahkan ada!!" teriak Devira yang membuat Tasya terlompat dari kasur dan terjatuh sambil mengusap dadanya.
"Astaghfirullah...kaget gue" lirihnya.

Rika membalikkan badannya dan menyengir tanpa dosa.
"Hehehe mager" ucapnya sambil masih menggedor pelan pintu kamar mandi.
"Lo ngapain di bawah Sya?" tanya Devira yang langsung mengarahkan pandangannya ke Tasya.
"Ya lagian ello sih maen treak treak aja jadi kaget kan gue eh mental dari kasur" curhatnya yang membuat Devira ngakak terbahak bahak bukannya nolongi malah di tertawai emang dasar sahabat lucknut.
Seperti temennya sapa tu kalo lagi jatuh bukannya di tolong malah di ketawain.

DEMICHELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang