Flashback

3.8K 602 37
                                    

*flashback

"Wetsz selamet ya bro dapet beasiswa ke Jepang hoki bat lu sumpah Hoon" ucap Junkyu ke Jihoon yang bentar lagi masa SMA nya bakal dihabisin di Jepang.

"Siapa dulu dong... Gua... Hahaha"

"Sekolah yang bener yak lu disono. Iri bat sumpah gua sama luh"

"Yaela tar gua sering ngabarin lu deh dari sana"

Iya beruntung banget seorang Jihoon bisa meneruskan sekolahnya di negara yang terkenal dengan bunga sakuranya











Awal semester tinggal di sana Jihoon sudah paham bahasa Jepang. Ia juga termasuk orang yang cepat bersosialisasi. Kalo disini mah sebutannya SKSD 'sok kenal sok deket'

Selama perjalanannya menuju sekolah. Jihoon sering melihat sosok anak kecil manis yang selalu bermain sendiri di dekat taman.

Iya itu Mashiho anak yang sekarang diangkat menjadi anaknya.

Setelah lelah dari aktivitas belajarnya. Jihoon akan pergi ke taman dan bermain dengan anak itu.

Awalnya hanya untuk mengisi waktu karena bosan. Lama kelamaan Jihoon merasa punya kemistri diantara dirinya dan anak itu.

Selama ini Jihoon gak pernah bertanya soal keadaan Mashiho. Namun sekarang Jihoon mulai tertarik dan ingin mencari tahu.

"Oh iya cio. Cio main terus disini. Gak dicariin mama papa cio?"

Cio hanya menggeleng. Maklum masih sangat kecil waktu ketemu Jihoon. Umurnya masih 6 tahun. jadi belum bisa diajak ngobrol yang berat-berat.

Mashiho cenderung diam tapi dia senang kalo Jihoon dateng dan mengajaknya bermain di taman.
















Masa ujian sudah dekat. Jihoon sudah ditingkat akhir sekarang. Ia sudah harus mengurus kepulangannya.

Hatinya sudah rindu dengan tanah kelahirannya. Tapi rasanya ada rasa bersalah jika ia harus meninggalkan cio.

"Permisi tuan. Apakah tuan tau tentang anak itu?" Jihoon menunjuk ke arah Mashiho yang sekarang lagi menikmati es krim yang dibelikan Jihoon

"Ohh Mashiho. Kau sangat akrab dengannya. Apa kau tidak tau siapa dia" ucap lelaki tua yang sering melihat interaksi diantara keduanya.

"Tidak tuan. Saya mencoba mencari tau tapi mereka seperti enggan untuk mengatakan kepada saya"

"Baiklah biar lelaki tua ini memberi tahu"

"Ia adalah Mashiho.. Anak yang telah diasuh di panti asuhan mentari. Orangtuanya telah meninggalkannya dari ia kecil. Ia punya trauma dengan orang dewasa tapi setelah melihatmu bermain dengannya. Ku rasa ia menjadi anak yang lebih ceria" lanjut lelaki tua itu ramah

"Apa saya boleh tau dimana panti asuhannya?"

Jihoon segera berangkat ke sana bersama Mashiho. Panti asuhannya sudah terlihat usang dan tua. Jihoon jadi merasa kasihan kalo cio harus tinggal disini lebih lama.

"Cio tunggu sebentar disini ya"

Jihoon meninggalkan cio dan langsung menghadap ke kepala panti asuhan mentari.

Jihoon masih mengenakan seragam SMAnya. Ibu panti terlihat bingung dengan kedatengan anak muda yang tampan ini. Ia berpikir apakah cio telah berbuat salah kepadanya.

"Kalo boleh tau ada apa ya nak?" tanya ibu panti

"Begini bu. Saya ingin tau tentang anak itu"

"Ohh Mashiho. Dia anak yang pendiam dan ramah. Namun jarang bersosialisasi. Apakah cio berbuat salah?"

"Ahh tidak"

Jihoon menceritakan soal 3 tahunnya yang dihabiskan bersama Mashiho

Ibu panti tersentuh dan merasa bersyukur

"Terimakasih ya nak, berkat kamu cio jadi lebih ceria" ucapnya sambil menahan tangis

"Buk... Karena saya sebentar lagi akan pulang ke negara saya. Apakah saya bisa merawat Mashiho?"

Ibu panti terkejut karena bagaimana bisa seorang anak SMA merawat seorang anak

"Apa nak Jihoon serius?"

"Saya serius"

"Harus ada persyaratannya nak dan itu tidak sedikit. Urusan finansial pun juga ada dalam daftarnya. Apa nak Jihoon bisa memenuhinya?"

"Saya akan menyelesaikan semua persyaratannya. Tapi bolehkan saya membawanya ikut bersama saya?"

Ibu panti melihat keseriusan Jihoon dan mengijinkannya. Selama Jihoon memenuhi persyaratannya.  Jihoon mengajak cio untuk tinggal bersama dan mengurus keberangkatan mashiho mulai dari paspor hingga visanya.

Sebelum itu, ia harus mengatakan kepada kedua orangtuanya. Jihoon lupa belum memberitahu ortunya tentang mengadopsi cio.

"Appa" sapa Jihoon dari video callnya. Jihoon terlihat ragu

"Appa... Dengarkan Jihoon dan jangan marah dulu"

"Kenapa?" ucap Chanyeol bingung

"Jihoon akan bawa pulang seorang anak"

"HAH. KAMU NGEHAMILIN ANAK ORANG DISANA JIHOON?"

"Bukan gitu appa dengarkan Jihoon dulu"

"Appa" kali ini bukan Jihoon yang bicara melainkan Mashiho yang sekarang lagi di samping Jihoon.

Selama 3 tahun bersama. Mashiho gak pernah memanggil Jihoon. Ia hanya tersenyum, mengangguk, menggeleng, dan tertawa. Itu adalah kata pertama yang keluar dari mulut Mashiho

Mulai dari saat itulah. Jihoon mengadopsi cio sebagai anaknya bukan adiknya.

Niatnya ia mau memberitahu Mashiho bahwa Jihoon akan menjadi kakaknya. Tapi ternyata cio memilih Jihoon sebagai bapaknya.










"Kenapa sedih eomma?" tanya Jihoon ke ibunya Rose

"Perasaan dulu kamu masih kecil sekarang udah harus ngurus anak kecil" ucapnya haru bangga

"Kenapa gak appa aja yang jadi bapaknya? Kamu baru aja lulus SMA. Apa kata orang Hoon?" ucap Chanyeol yang sekarang lagi gendong Mashiho sayang.

"Jihoon juga maunya gitu. Tapi hati Jihoon luluh pas dia manggil Jihoon. dengan sebutan Appa. Jadi gini rasanya jadi orangtua" ucapnya lebay

"Yauda biar cio tinggal sama eomma aja"

"Emang Jihoon mau dibuang kemana? Baru aja pulang"

"Kamu urusin dulu sana persyaratan adopsinya sama urusin kelulusan kamu dulu di Jepang" omel Rose

"Emm iya iya.. Yauda Jihoon titip ya 2 hari lagi Jihoon balik ke Jepang. Buat urus semuanya"

"Ga balik juga gapapa Hoon" ledek Chanyeol

"Eommaa" rengek Jihoon dan mendapat tawa dari orangtuanya dan Mashiho






































Terimakasih yang sudah membaca dan voment 🙌💕

MASIH MUDA | HOONSUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang