Vasavi Shakti

37 5 4
                                    

Pagi hari yang menghangatkan pikiranku. Dengan ditemani kicauan burung dan cup coffee get free dari Balfamart. Aku menunggu seseorang di depan teras rumahku. Seseorang itu jika kau bahagia dia ikut senang dan jika sedih dia merasa sakit.

Yup, dia adalah sahabat.

Aku tidak pernah tau kapan dia akan kembali. Apa yang diinginkannya. Mengapa kami sampai diburu olehnya- ah!sudahlah. Mengingat kejadian-kejadian mengerikan itu memperburuk suasana yang sedang ceria ini.

Menit kemudian motor Vespa yang familiar terparkir didepan rumahku.

"Pagi, dengan Bu Aira?Ibu sudah siap pergi kan?HAHAHA" Rena tertawa konyol menghampiri ku. Dia sahabat ku satu satunya. Dia sudah kuanggap saudara sendiri.

"Iya jeng. Kuylah kita let's go."Aku memakai helm yg di sodorkan Rena.

Hari ini kita akan pergi weekend di salah satu  Restoran di pusat kota.
~
Kalau masalah masakan tradisional khas Indonesia. Kami memang rakus. Satu meja penuh dengan makanan dan dessert yang sudah Rena pesan.

Kami tentunya bahagia saat ini. Lalu kemudian tiba tiba saja kebahagiaan kami hilang. Muncul kerlip kerlip cahaya. That's true. There are Kunang kunang. Sekarang menjadi trending topic dunia.

"Ra, liat di sana. Mereka muncul."Rena menunjuk depan etalase. Aku sudah tahu, tapi aku berharap kami tidak ada sangkut pautnya dengan kemunculan mereka.

"Semoga tidak akan ada musibah. 1 tahun sudah. Lalu sekarang Kita melihatnya kembali disini." Cerita kelam kami dulu.....alam bawah sadarku tiba tiba mendorongku untuk kembali mengingat kejadian tempo lalu.

Rena hanya menatap makanannya dan fokus menghabiskan makanan yang masih tersisa banyak. Mengapa kami masih bisa bertahan?Padahal jelas sekali dulu kami akan mati saat itu juga.

Ketika aku ingin nostalgia kembali, Rena mengatakan sesuatu.

"Padahal mereka sangat menawan. Dosa apa sampai mereka itu tercap sebagai pertanda musibah. Menyedihkannya diantara mereka berbaur yang jahat dan baik. Seperti dunia ini persis." Aku tidak berucap apapun. Ingatan ini sangat mendesak ku.
~
Kala itu kami sedang observasi di sebuah lokasi wisata Pantai terkenal.

"Dari atas sini keliatan indah ya Ra?Hihi, aku sangat sangat sukaa."Rena selalu saja bertingkah seperti anak kecil jika menemui hal baru.

"Aku mau foto di tepi sini."ujarku

"EH! itu pagarnya greyot gitu. Awas jatoh nanti kamu langsung metong gimana...?" Rena dengan wajah sok polos bercanda denganku seperti itu.

"Hahaha. Pelindungku tidak akan membiarkanku mati begitu saja. Sepeti kisahnya yang dihiasi dengan-

"HUSSSTTTT!!! Jan sok Filosofis ya. Sini foto bareng!"

Aku sama sekali tidak tersinggung dengan perkataan Rena. Rena memang telah banyak kebosanan dengan aku yang sering berfilosofi disetiap momen, ahaha.

Kami terdiam membeku sesaat. Tepat di depan kami pemuda berhodie, diam menatap kami. Aku memastikan jika dia seseorang yang dikenal. Namun, Rena menunjukkan raut wajah yang pucat pasi. PERTANDA BAHAYA.

Diam diam aku meraba HP ku di dalam saku. Tiba tiba dia menyerang kami. Entah motif apa yang ia lakukan. Dan aku tepat berdiri  di tepi jurang. Pagar pembatas tidak bisa menahan berat tubuhku. Aku terpental  dan terjun ke bawah. Saat terbangun, kata Rena aku tidak sadarkan diri selama dua bulan. Lawanku di faksi bulan. Dan aku faksi matahari. Tanpa perlawanan sekalipun, aku akan kalah telak.
~
Haah!-
"Rena ayo kita pergi."

"Iya aku juga insecure nih dari tadi. Makanannya pun udah tinggal sedikit. Aku gak nafsu." Baiklah kita berdoa semua akan baik baik saja.

Kami sampai di samping motor Rena. Ketika kudapati tas selempang ku tidak ada.

"Aduh!Tasku ketinggalan didalam Ren."tanganku menepak dahi merasa bodoh.

"ya ampun Airaa. Ambil sana cepet!"

Setelah mengiyakan Rena aku segera masuk. Aku panik melihat tas ku tidak ada di kursi pelanggan. Lalu pelayan Resto mendekatiku dan ternyata tas nya ada di dirinya. Meja kami baru saja di bereskan. Alibinya kami sudah pulang dan takut tas itu akan hilang dicuri. Itu masuk akal.

Saat aku akan kembali menemui Rena. Ketika itulah, terdengar suara tembakan berkali kali.

[Dor!Dor!Dor!]

Kepalaku sangat berat. Langkahku terasa sangat sakit. Jantungku berdenyut linu.

Mataku membulat lebar. Rena tergeletak lemas di banjiri darah.

"HUWAAAAA!!!!!!"

"RE-RENAA!!RENAA!
SIAPA....SIAPAA?!"

Nafas Rena sangat tipis hingga hampir tidak terasa. Dengan cepat banyak kerumunan yang menyaksikan. Tiba tiba seseorang berteriak.

"ITU MBAK! DIA! SAYA LIAT DIA YANG MENGACUNGKAN SESUATU PADA MBA INI!"

Dia...?gumamku geram.

Dia sama dengan yang waktu itu. Aku tidak peduli. Aku sudah diluar kendali. Rena sahabatku. Satu-satunya saudara ku yang setia menemaniku.
~
"Non, lapangkanlah hati, enon. Mereka sudah tenang dialam sana."
"Ibu,...Ayah,....Adik....Hiks, hiks. Maafkan Akuu"
~
"TIDAAK!!AKU TIDAK MAU KEHILANGAN LAGI!!MATI,....KAU HARUS MATI!!"

Tanpa diduga dia kembali melayangkan serangan Bulan sabit merah nya. Tapi, Karna lebih kuat darimu.

'Vasavi Shakti'

Matahari kalah oleh sinar yang keluar dari panah Karna. Guntur seakan keluar dari dalam tanah bukan langit. Aku mendengar sirine dan teriakan demi teriakan orang. Perang mistis, kami sedang mengadakan perang mistis. Semuanya mungkin dalam bahaya

Serangan luar biasa Karna langsung dengan cepat menghanguskan psikopat itu bersama atmanya. Aku langsung ambruk.

Tenagaku terkuras habis oleh serangan luar biasa itu yang konon dulunya telah membunuh putra Bimasena Gatotkaca. Nafasku tersengal sengal.
~
Samar samar aku mendengar hiruk pikuk suara orang.
"Telah terjadi serangan luar bisa antar seeker. Mbak Kasna tolong bantuannya memberi kronologi kejadian."

"Pasien tidak sadarkan diri, lukanya dalam. Kita butuh bantuan di Rumah sakit xxx. Korban kunang-kunang Korban kunang-kunang."

"Mbak?..Mbak?tolong tetap bertahan mbak. Suster bawakan tabung oksigennya lagi!"
~

Yang kuharapkan semoga Rena selamat.

Karna menatap lemah dan kasihan padaku. Kupaksakan seulas senyum untuknya menandakan tidak usah khawatir kan aku. Tubuh ini seperti bukan milikku. Semuanya tidak bisa untuk digerakkan lagi.....

Aku terpejam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

ilustrasi artstyle Karna/raja Angga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ilustrasi artstyle Karna/raja Angga. Kakak sulung Pandawa Lima dari https://images.app.goo.gl/6QUHrvNCJo5zp28Z6
knowledge : Vasavi Shakti adalah nama lain pusaka indrastra/Konta jaya/artinya tombak sesembahan Dewa Indra karena terharu akan kedermawanan Karna memberikan cuma cuma perisai yang melekat pada tubuhnya ke Dewa Indra yang sedang menyamar sebagai pendeta.

Btw, ilustrasi attack dari Konta jaya tadi di cerita. Itu hanya karangan saya. Mohon jangan salah paham kekuatannya memang seperti itu.
[Kali aja nanti dijadikan referensi oleh pihak Code Atma, cmiiuw]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fanfic CODE ATMA by TokafuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang