•Chapter 1

521 43 9
                                    

Tap tap tap

Terdengar langkah kaki seseorang yang berjalan di koridor sekolah. Remaja tersebut berjalan dengan santainya, mengabaikan keadaan sekitarnya yang masih sangat sepi.

Gak lama setelahnya, langkahnya pun terhenti di depan tangga yang menghubungkan lantai satu dengan lantai 2. Ia melirik ke arah jam yang melingkari pergelangan tangannya.

"Jam 06:10." Gumamnya.

Remaja tersebut menoleh ke kanan dan ke kirinya. Ia memandangi keadaan sekitarnya yang sangat sepi dan sunyi seperti kuburan. Sebenarnya, ia tidak masalah dengan keadaan sekitarnya. Hanya saja, entah kenapa ia merasakan takut sekarang ini.

"Jisung!"

Remaja yang bernama Jisung itu, langsung menoleh ke arah asal suara tersebut. "Kak Minho?"

Jisung menatap kakak kelasnya itu dengan tatapan heran. Ia tidak pernah melihat Minho datang ke sekolah sepagi ini.

"Sendirian aja?" tanya Minho membuyarkan lamunan Jisung.

"Eh, iya, kak. Yang belum pada dateng," jawab Jisung.

"Oh..." Minho ber-oh panjang. "Btw, itu kenapa muka lo pucet? Lagi sakit? Atau.. lagi takut nih?" tanya Minho saat melihat wajah Jisung yang sedikit pucat.

Jisung tak menjawab pertanyaan tersebut. Ia hanya tersenyum tipis dan mengangguk kecil.

"Makanya, datang ke sekolah, jangan pagi pagi. Nanti didatengin setan, lho," ucap Minho menakut nakuti.

Jisung menatap Minho dengan tatapan sebal. Sejak kapan setan datang sepagi ini?

"Well, aku baru aja ngelihat setannya," balas Jisung.

"Heh?! Beneran?! Dimana?" tanya Minho kaget. Pemuda Lee segera menoleh ke kanan dan kirinya. Ia sedang mencari setan yang dimaksud oleh Jisung.

"Di samping kiriku," jawab Jisung sambil menahan tawa.

Minho yang tadinya kaget tak keruan, langsung terdiam. Ia berusaha mencerna perkataan Jisung. Tak lama kemudian, Minho mendengkus kesal. "Gue?" tanyanya dengan nada sebal.

Jisung hanya mengangguk.

"Orang ganteng kayak gue, masa dibilang setan? Mata lo aja kali yang minus," gerutu Minho.

Jisung terkekeh pelan. "Tapi emang bener kok, Kak. Kak Minho tuh mirip setan. Sering banget nongol gak tahu tempat. Bikin orang kaget aja."

Minho yang mendengar ucapan Jisung, jadi mencebik kesal.

Yang lebih muda cuma ketawa pelan, lalu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kelasnya.

"Kak, aku ke kelas dulu ya," ucapnya, pamitan sama yang lebih tua.

Minho ngangguk pelan sebagai jawabannya.

Jisung kembali melangkahkan kakinya. Ia menaiki tangga yang berada tepat di hadapannya. Baru beberapa langkah, ia pun menoleh ke belakangnya. "Kak Minho ga ikut?"

Minho yang sedang melamun, langsung melompat kaget. "Eh, nanti, Ji. Gue mau ke kantin dulu. Laper," jawabnya.

Jisung menatap Minho sejenak dan menganggukkan kepalanya. Jisung pun kembali menaiki tangga tersebut.

Minho memandangi Jisung yang kini, telah menghilang dari pandangannya. Ia menggelengkan kepalanya sejenak, lalu berputar arah menuju kantin.

Sepertinya makan nasi goreng Bu Seulgi bukanlah hal yang buruk, pikirnya.


••••

Jisung telah sampai di depan kelas 11 A. Kelas tempat dimana ia selalu belajar setiap harinya. Jisung menghampiri salah satu jendela kelasnya, dan melompat lompat kecil untuk melihat keadaan kelasnya dari luar. Senyum Jisung mengembang begitu saja ketika melihat keadaan kelasnya terlihat masih sangat sepi dan sunyi. Tempat sunyi adalah satu satunya hal yang membuatnya bahagia.

Introvert [Han Jisung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang