*❀---❀---❀---❀---❀*
┃ ┃ ┃ ┃ ┃
┋ ┋ ┋ ┋ ┋
│ │ │ │ ★
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ★ ✰
┆ ✰
┆
★Bunda dan Hyera baru saja tiba dirumah. Bunda membukakan pintu mobil untuk Hyera dan memapahnya masuk ke dalam rumah. Jaemin yang sedang membaca buku di ruang keluarga terkejut sekaligus khawatir melihat Hyera pulang dalam keadaan lemas.
Bunda membawa Hyera ke kamar. Setelah membaringkannya di kasur, bunda beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan dan obat untuk Hyera.
Saat bunda sedang memasak, Jaemin datang menghampirinya.
"Rara kenapa, bun?"
"Maag nya kambuh lagi. Rara sih bandel, dibilangin bawa bekal aja malah gak mau." Jaemin tambah khawatir.
"Jaemin gak mau lihat Rara?" Pertanyaan bunda membuat Jaemin terdiam. Sebenarnya ia ingin sekali melihat keadaan adiknya, namun Jaemin sadar jika Hyera tidak suka dengan kehadirannya.
"Enggak usah, bun." Bunda menghela nafas. Ia mematikan kompor lalu berlutut agar sejajar dengan Jaemin. Keduanya tangannya memegang bahu putranya.
"Bunda minta maaf karena belum bisa bikin Rara sayang sama Nana, tapi bunda sama ayah bakal berusaha biar Rara mau nerima Nana sebagai kakak kandung. Jaemin tenang aja, bunda yakin Rara bakal berubah jadi lebih baik sama Jaemin." Jaemin tersenyum.
"Bunda jangan khawatir. Nana bakal sabar nunggu Rara biar mau nerima Nana." Bunda langsung memeluk Jaemin dan mengusap kepala anaknya dengan lembut.
"Bunda sayang banget sama Nana. Bunda juga salut karena Nana selalu kuat dan sabar."
"Nana juga sayang bunda. Bunda jangan tinggalin Nana, ya?"
"Enggak. Bunda gak akan pernah ninggalin Nana, apapun yang terjadi."
Setelah puas berpelukan, bunda melepaskan pelukannya.
"Bunda lanjut masak dulu, ya."
"Iya, bun. Kalau gitu Jaemin ke kamar dulu." Jaemin menggerakkan kursi rodanya meninggalkan bunda yang kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.
▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬
Bunda membawa nampan berisi bubur, air putih, dan obat maag ke kamar Hyera. Ia meletakkan nampan di atas nakas lalu duduk di samping kasur Hyera. Ia melihat anaknya tertidur dengan pulas. Sebenarnya bunda tidak tega membangunkan Hyera, namun anaknya harus minum obat agar lekas sembuh.
"Rara bangun. Makan dulu terus minum obat biar bisa tidur lagi." Bunda mengguncang pelan badan anaknya. Hyera yang merasa terusik langsung membuka matanya. Bunda membantu Hyera bersandar pada dashboard kasur.
"Mau makan sendiri atau disuapin?"
"Disuapin." Jawab Hyera dengan nada manja. Bunda terkekeh melihat sikap Hyera seperti anak kecil berumur 5 tahun.
Bunda menyuapi Hyera dengan telaten, sesekali tangannya bergerak mengusap sisa bubur yang menempel di mulut anaknya. Setelah makanannya habis, bunda memberikan air putih dan obat pada Hyera.
"Bunda boleh ngomong sesuatu?" Tanya bunda setelah Hyera meminum obatnya. Hyera menggangguk.
Bunda terdiam sebentar karena sedang merangkai kata-kata yang pas agar anaknya tidak tersinggung.
"Ada apa, bun?" Tanya Hyera bingung karena bunda tak kunjung berbicara. Bunda mengusap surai anaknya lembut.
"Rara masih benci Jaemin?" Pertanyaan sederhana namun mampu membuat Hyera bungkam. Bunda tersenyum maklum.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Brother | Na Jaemin
Fanfiction[END] Na Hyera atau lebih akrab disapa Rara hanyalah seorang murid biasa di sekolah. Kepribadiannya yang cuek membuat dirinya hanya memiliki beberapa teman. Namun, ada sebuah fakta yang ia tutupi dari teman-temannya. Hyera memiliki seorang kakak. Di...