*❀---❀---❀---❀---❀*
┃ ┃ ┃ ┃ ┃
┋ ┋ ┋ ┋ ┋
│ │ │ │ ★
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ┆ ┆
┆ ┆ ★ ✰
┆ ✰
┆
★Hari ini merupakan hari terburuk bagi Hyera. Bisa-bisanya ia terlambat di hari senin, hari dimana sekolah wajib mengadakan upacara. Mau tak mau ia harus melewatkan sarapannya agar tidak dihukum. Awalnya bunda menyarankan untuk membawa bekal karena takut maag Hyera kambuh, namun gadis itu menolak dan mengatakan akan sarapan di kantin.
Sayangnya keberuntungan tidak berpihak padanya, gerbang sekolah sudah ditutup. Hyera menghela nafas. Jalan satu-satunya adalah masuk diam-diam melalui belakang sekolah.
Dengan susah payah ia memanjat tembok sekolah yang lebih tinggi darinya. Setelah perjuangannya untuk memanjat tembok berhasil, Hyera bisa bernafas lega karena sudah memasuki area sekolah. Ia berjongkok sebentar untuk menalikan sepatunya yang lepas. Saat sedang menalikan sepatu, ia melihat sepasang kaki di depannya. Hyera mendongak dan mendapati Renjun, si ketua osis yang sedang menatapnya dengan tatapan datar.
Selesai menalikan sepatu, Hyera bangkit dan berhadapan dengan Renjun. Hyera harus mendongak karena tubuh Renjun yang sedikit lebih tinggi dari tubuhnya. Ingat, hanya sedikit.
Baru saja Renjun ingin membuka mulutnya, Hyera langsung bersuara.
"Aku bela-belain ke sekolah sampai gak sarapan bukan buat dengerin ocehan bapak ketos. Jadi simpan aja ceramah kamu dalam hati." Hyera menepuk punggung Renjun lalu berjalan meninggalkannya. Namun gadis itu terhuyung ke belakang kala Renjun menarik tas nya.
"Tidak semudah itu Na Hyera. Kamu harus dihukum karena terlambat, apalagi kamu gak pakai dasi." Hyera melihat seragam nya. Dan benar saja, dasinya tidak ada. Padahal seingatnya, Hyera sudah memakainya.
"Jangan hukum aku, ya? Kamu tega biarin aku dihukum dengan perut kosong?" Hyera menatap Renjun dengan tatapan memelas.
"Siapa suruh gak sarapan?"
"Itu karena aku bangun terlambat!"
"Siapa suruh bangun terlambat?"
"Ish, nyebelin. Kalau kamu gak punya fans, udah aku hajar sampe babak belur."
Tanpa berlama-lama, Renjun langsung menarik Hyera ke lapangan upacara lalu menempatkannya di barisan yang berisi anak-anak yang telat dan tidak menggunakan atribut sekolah dengan lengkap. Hyera berbaris tepat ketika kepala sekolah sedang berpidato di depan mimbar.
"Nah anak-anak, kalian tidak boleh mencontoh murid-murid yang ada di depan ini." Kata bapak kepala sekolah sambil menunjuk barisan Hyera. Murid perempuan yang ada di barisan sana langsung menunduk karena malu, berbanding terbalik dengan murid laki-laki yang malah menebar pesona. Hyera menyikut pinggang lelaki di sebelahnya.
"Apa?"
"Gak usah malu-maluin gitu. Bukannya keliatan ganteng malah keliatan tengil."
"Aku ganteng tau, kamu aja yang gak bisa melihat ketampanan seorang Zhong Chenle."
"Terserah."
"Btw, muka kamu kok pucat gitu?"
"Perasaan kamu doang kali." Chenle pun tidak menggubrisnya lalu kembali menebar pesona.
▬▭▬▭ ፝֯֟ ✧◦✦◦✧ ፝֯֟ ▭▬▭▬
Upacara telah selesai. Semua barisan telah dibubarkan, terkecuali barisan Hyera. Mereka sedang diberi hukuman oleh Renjun.
"Karena kalian telat dan tidak menggunakan atribut dengan lengkap, kalian harus menjalankan hukuman. Untuk perempuan, kalian harus membersihkan semua toilet perempuan yang ada di sekolah ini. Dan untuk laki-laki, kalian harus membersihkan lapangan basket dan toilet laki-laki." Mereka semua mengangguk lalu mulai menjalankan tugasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/245979752-288-k48621.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] My Brother | Na Jaemin
Fanfic[END] Na Hyera atau lebih akrab disapa Rara hanyalah seorang murid biasa di sekolah. Kepribadiannya yang cuek membuat dirinya hanya memiliki beberapa teman. Namun, ada sebuah fakta yang ia tutupi dari teman-temannya. Hyera memiliki seorang kakak. Di...