"elo beneran disini aja?" Reina menatap temannya dengan sebelah alis terangkat.
"iya" Chaneira tersenyum pada Reina "kan udah gue bilang gue ada janji sama Manangsala"
"kok janjiannya diperpus? Trus masa iya Manangsala masuk kampus kita warganya enggak heboh?" Reina menatap Chaneira curiga. Mereka berteman karena merupakan roommate asrama ketika pertama kali masuk, dan malah tinggal ditempat yang sama untuk sekarang.
Meskipun orang yang melihat mereka berdua hanya akan merasa heran, Chanei dan Rein sangat sering adu mulut.
"dia yang minta" Chanei tersenyum.
"yaudah, gue ketempat kerja parttimenya Bella ya" Rein membereskan barang – barangnya.
"kerjain tugasnya yang bener" Chaneira mencibir Reina.
"ayah kok mesti nyuruh ketemu Jevan sih" Chaneira memijit dahinya sambil menundukkan kepala "jangan – jangan masih pengen ngejadiin dia mantu"
"ayah lo cuman khawatir kok" sicantik menegakkan kepalanya dan menoleh, mendapati seorang pemuda tampan berkacamata tengah tersenyum tipis padanya.
"lo Jevan?" Chanei menunjuk sipemuda.
"bukan, gue Javier" Jevan menyahut dengan ekspresi datar.
"beneran Jevan toh" Chaneira mengangguk.
"lo ngapain disini? Bayi beruangnya om Johnny belajar nih?" Jevan menunjuk kumpulan buku yang termasuk kedalam silabus perkuliahan dijurusan Chaneira.
"dimata lo gue cuman bayi beruang ya?" Chanei tersenyum kecut.
"bener kan, bayi beruang yang kemauannya harus dituruti" senyuman Chanei menghilang digantikan ekspresi datar.
"gue emang selalu ngerasa enggak kenal sama lo, dan elo harusnya ngerasa hal yang sama"
Javier sendirian, pemuda itu sedang menunggu kembarannya yang sedang menemui seseorang yang secara tidak langsung merupakan tunangannya.
Seingat Javier, salah satu kolega ayah mereka sangat menyukai Jevan sampai – sampai selalu meminta agar Jevan dan anak perempuan kolega tersebut ditunangkan.
Bunda Donna menolak keras.
Tapi sepertinya ayah mereka sangat mendukungnya.
"Filenya kasih kegue aja Bell, elo pasti sibuk" ada suara lembut yang menarik atensi Javier dibantingkan game mobile diponselnya.
"cantik" gumam Javier tanpa sadar saat melihat seorang perempuan berbicara pada salah satu pekerja paruh waktu di cafe milik bunda Donna.
Iya, Javier mampir untuk makan gratis.
"ini temennya Bella?" Shei, orang kepercayaan Bunda Donna yang ngurusin cafe bunda nyapa perempuan yang Javier bilang cantik tadi.
"iya-" sicantik menoleh ke temannya, dan Bella si pekerja paruh waktu mengisyaratkan kata kak Shei "Kak Shei" dan sicantik mengulanginya "saya Reina"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin
Fanfiction[Fiksi ya sayangku, lihat tag juga yaaa] Kenalan sama sikembar Manangsala yuk. Jevan Noarka Manangsala yang bucin bunda Javier Narendra Manangsala yang bucin ayah