welcome

804 88 55
                                    


Yunseong dan Minhee cekikikan sendiri melihat perut buncit Minhee yang terus ditendang keras oleh buntel, utun dan apem

Perut telanjang Minhee terpampang jelas benjolan kecil ketika mereka menendang dengan penuh semangat

Sesekali Minhee meringis pelan merasakan tendangan ketiganya yang semakin brutal di dalam sana

"Kalem dong dek, bunda sakit perutnya kalo kenceng-kenceng"

Minhee meringis kesakitan ketika ketiganya malah semakin bersemangat di dalam sana, akhir-akhir ini buntel, utun dan apem terlalu aktif bergerak membuat Minhee terkadang harus terbangun tengah malam karena kaget merasakan tendangan tiba-tiba dari dalam perutnya

Yunseong menatap Minhee yang meringis menahan ngilu pada bagian perutnya kasian

"Sakit banget yang?" tanyanya lembut seraya mengelap peluh dari pelipis kesayangannya

Anggukan kecil Yunseong dapatkan dari Minhee

Di elusnya perut yang semakin membesar itu dengan sayang, sesekali mengecupnya lembut agar ketiga bayinya lebih tenang di dalam sana

"Ayo udah malem pada bobo, jangan desak-desakan ya di dalem bunda sama ayah mau tidur juga oke?"

Minhee terkikik geli melihat kebiasaan Yunseong sebelum tidur menyempatkan mengajak bicara ketiga buah hati mereka terlebih dahulu, terlihat menggemaskan bagi Minhee

"Mas adek pengen gendong"

Minhee merentangkan kedua tangannya lebar-lebar, Yunseong mendongak menatap wajah memohon Minhee

"Ga bisa dek, mas takut kenapa-napa mending jalan aja yuk mas gandeng"

Si manis awalnya merengut tidak suka tapi akhirnya menurut saja, toh dia sadar diri badannya semakin berat

.

.

.

Minhee meringis memegangi perutnya yang terasa nyeri luar biasa, kedua matanya perlahan membuka sempurna

Nafasnya tersenggal, berulang kali Minhee mengatur nafasnya dengan susah payah, sesekali tangannya menyeka keringat dingin yang terus bercucuran di pelipisnya

Minhee mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, handphonenya tergeletak di meja rias yang membuatnya memekik kesal karena tidak dapat meraihnya dengan tangan

Yunseong belum juga kembali, padahal dia hanya minta dibelikan nasi goreng didepan gang yang jaraknya tidak terlalu jauh

"Akh, sakit"

Tangannya meremat kencang perutnya yang semakin sakit, detik berikutnya Minhee memekik kaget merasakan bagian bawahnya basah, air ketubannya pecah

Dengan tergopoh-gopoh Minhee berjalan merambat menuju meja rias untuk meraih handphonenya

Susah payah dia berjalan, jarak dari kasur ke meja rias terasa begitu jauh sekarang

Belum sempat menghubungi Yunseong, Minhee sudah terkulai lemas sambil memegangi perutnya erat

Tepat setelah Minhee tergeletak dilantai Yunseong datang dan langsung melempar bungkus plastik berisi nasi goreng pesanan sang istri ke sembarang tempat

"Adek!"

.

.

.

Yunseong mengusak wajahnya gusar, mulutnya tidak henti merapalkan doa untuk keselamatan Minhee dan ketiga buah hatinya

Istrinya tidak bisa melahirkan secara normal karena terlalu beresiko, dengan terpaksa Minhee harus melakukan operasi caesar

Yunseong yang pada dasarnya phobia darah dan suntikan dengan terpaksa tidak bisa menemani sang istri, cukup merasa bersalah karena tidak bisa menemani kesayangannya ketika dalam keadaan seperti ini

Bunda, Ayah, dan Bang Daniel sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit begitupun dengan Mami, Papi Yunseong

Operasi sudah berjalan dua jam lamanya, tapi belum juga ada tanda-tanda tangisan bayi dari dalam sana, membuat lagi-lagi calon ayah itu berfikir negatif

Keluarga besar hwang dan kang sudah tiba, mereka tidak henti merapalkan doa bersama-sama dan saling menguatkan satu sama lain

Daniel merangkul pundak Yunseong yang terlihat gusar

"Seong tenangin diri lo, gua yakin Minhee bisa"

"Gue khawatir bang"

"Gue tau, tapi jangan kebanyakan overthinking seong, mereka pasti baik-baik aja kok"

Yunseong hanya bisa menghela nafas berat lalu mengangguk singkat

Tidak lama terdengar sayup-sayup tangisan suara bayi saling bersahutan dari dalam ruang operasi membuat kepalanya sontak mendongak

"Rame amat, nangisnya keroyokan" sahut Ayah dari sebrang tempat duduknya

"Selamat seong, cie udah jadi ayah uhuyy" ucap Daniel menyemangati adik iparnya dengan menepuk pundak nya kencang beberapa kali

Senyum Yunseong merekah lebar, dengan tergesa kakinya berjalan mendekati pintu ruang operasi yang terbuka

Dokter mendekati Yunseong sambil tersenyum lebar lalu menjabat tangannya erat

"Selamat Pak Yunseong ibu dan keempat anak anda selamat dan terlahir sehat"

Seketika senyum Yunseong tergantikan oleh tampang speechless ketika mendengar penuturan dokter yang membuat otaknya berhenti bekerja untuk beberapa saat

"E-empat?"







hayoloh nambah ~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIJODOHIN | HwangminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang