Nama

510 67 4
                                    

Normal POV

"Ugh! Sakit sekali.." terlihat luka-luka biru dan membengkak menghiasi wajah pemuda pirang yang sedang kesakitan itu. Naruto, ia kembali menyesali perbuatan. Nenek Tsunade itu benar-benar menakutkan!

"Apa se menyakitkan itu?" tanya seorang gadis di samping Naruto.

"Tentu saja. Ssshh.." Naruto berusaha menjawab pertanyaan itu sambil berdesis kecil. Membuat gadis yang bertanya meringis melihatnya. Ia langsung membuat catatan di otak 'Jangan pernah membuat Tsunade marah.' Tentu nya karena dia tak ingin bernasib sama seperti pemuda pirang di sampingnya ini.

Untungnya. Setelah membuat Naruto seperti ini, Lady Tsunade pergi begitu saja sambil mencak-mencak kepada Naruto. Setidaknya itu bisa membuat Melly bernafas lega, lepas dari segala pertanyaan Tsunade untukknya. Yaa, walaupun Melly belum mendapat penjelasan apapun dari sang Hokage cantik itu.

"Ma-maaf, aku tidak bisa berbuat apa-apa tadi." Melly berucap lirih, merasa menyesal dan bersalah atas kejadian tadi. Naruto menoleh kepadanya dan tersenyum lebar di wajah penuh luka itu.

"Tidak apa-apa.." ucap Naruto santai. "Lagipula aku sudah terbiasa, hehehe. " lanjutnya dengan cengiran khas nya dan entah mengapa membuat Melly terpesona melihatnya. Naruto itu perpaduan antara imut dan charming, sialnya sekarang ini dia menyebar senyuman charming nya yang Melly yakini bisa membuat siapapun merasa terpana.

"Hoi! Kau melamun!" jentikkan jemari Naruto menyadarkan Melly yang terpana. Membuatnya memalingkan wajah untuk menyembunyikan rona merah samar-samar yang terlihat di kedua pipi itu.

"Hei, aku belum tahu siapa namamu." pernyataan itu mengejutkan Melly. Benar juga sedari awal dia di dunia aneh ini, tak pernah sekalipun ia mengenalkan diri. Padahal mereka sudah cukup banyak berbincang. Gadis yang berada bersama Naruto itu pun terlihat bingung harus menjawab apa.

"Jadi siapa namamu?" kembali Naruto bertanya untuk memastikannya.

Melly memandang wajah bulat Naruto dengan bingung dan sedikit linglung. Ia baru menyadari jika Naruto yang saat ini adalah Naruto yang berumur tiga belas atau mungkin empat belas tahun. Profil yang selalu ia baca di internet tidak pernah menyebutkan tahun keberapa Naruto di lahirkan. Hanya tanggal dan bulannya saja yang di sebutkan. Padahal saat ini Melly berusia enam belas tahun. Astaga mengapa ia malah memikirkan itu?

"Hoi! Kau kembali melamun." teriak Naruto sambil mengembungkan pipinya, dan yaa lihat lah sekarang Naruto malah terlihat imut. Membuat Melly harus menahan diri untuk tidak mencubiti pipi bergaris kucing nya itu. Dan yaa Melly berhasil menahannya, itu akan sangat aneh jika ia melakukan kepada orang yang baru dikenalinya.

"Baiklah jika kau tidak ingin memberitahu namamu. Aku juga tidak akan memaksa." Naruto berucap sambil berbalik, berpura-pura marah. Melly terkikik kecil melihat hal itu. Naruto benar-benar anak yang bisa menaik turunkan mood siapapun.

Aku lupa mengatakan jika saat ini mereka sedang berada di dekat patung para Hokage. Tentu saja Naruto yang menyeretnya kesini dengan melompati atap rumah warga.

"Hihihi.. Tidak sekarang. Aku akan memberitahu mu nanti. " Melly yang masih terkikik itu pun mencoba untuk memberi alasan yang tepat kepada Naruto. Berusaha untuk tidak terlihat seperti gadis yang hilang ingatan.

Angin sore ini terasa hangat melewati wajah Melly. Sebagian rambutnya terbawa angin yang menerbangkan dedaunan yang kering. Satu daun tertangkap oleh Naruto lalu ia menatapnya dengan dalam dan sendu. Entahlah cukuo banyak emosi yang terkumpul di raut wajah Naruto itu sekarang ini. Melly hanya terdiam menunggu apa yang akan diucapkan sang pahlawan.

"Desa ini bernama Desa Konohagakure, desa daun tersembunyi. Dan suatu saat akulah yang akan memimpin Desa ini membuat semua orang mengakuiku dan menjadi seorang Hokage!" Naruto berucap dengan semangatnya yang terlihat membara dan entah keberapa kali membuat Melly tertegun melihatnya.

Ia ingat jika Naruto adalah anak yatim piatu. Ia hidup sendirian penuh dengan cacian dan hinaan para warga desa. Membuat nya menjadi seorang anak yang nakal dan jahil, hanya untuk mengundang rasa peduli dari mereka. Walaupun itu berbentuk dengan amarah dan celaan. Tentu saja Melly mengetahui semuanya tentang Naruto dan hal apa saja yang akan terjadi dimasa mendatang untuk Naruto. Tetapi ia tak mungkin memberitahukannya kepada siapapun.

"Aku percaya itu." Melly merespon dengan anggukan kecil dan menatap penuh keyakinan kearah depan. Menerawang jauh dan tak menentu.

"K-kau mempercayaiku?" Naruto terkesiap mendengar ucapan Melly, seolah ia tak pernah mendengar hal itu dari siapapun dan tak pernah mendapatkan kepercayaan itu.

"Huum! Tapi kau tidak bisa mendapatkan posisi itu dengan mudah." mengangguk kecil dan kembali menoleh kearah sampingnya. Melly menatap dalam mata biru laut Naruto yang masih membola dengan indahnya.

"Huh? Memangnya kenapa?" Naruto bingung dengan penuturan lanjutan sang gadi di sampingnya ini. Merasa aneh apa dia sedang di tantang?

"Kau harus bisa mengalahkan aku dulu." Melly menjawab sambil tersenyum misterius kepada Naruto. Naruto terlihat sedikit menjauh darinya dan menunjuk Melly tepat dihidungnya dengan tidak sopan. Otomatis penglihatan Melly mengarah ke telunjuk Naruto itu dengan bola mata yang juling.

"Kau! Kau ingin menjadi Hokage sepertiku?! Awas ya kau!! Aku pasti akan mengalahkanmu!" tuduh Naruto dengan kejam. Melly hanya melongo mendengar itu.

"Bukan begitu maksudku!" menepis kasar dan melirik kepada Naruto Melly cemberut marah. Ia lupa jika Naruto itu tokoh yang sangat sembrono.

"Kalau begitu apa?!" Naruto yang masih merasa ditantang tidak menurunkan intonasi nya itu, berteriak kesal kepada Melly.

"Haah sudahlah!" memilih untuk tidak menjawab Melly berjalan pergi menuruni tangga yang berada di sekitar tempat itu tidak ingin meladeni Naruto yang memang sulit untuk mengerti. Meninggalkannya yang masih berdiri di belakang sana.

"Tunggu! Dasar kau gadis tanpa nama!! " Naruto yang tersadar ia ditinggalkan pun mengejar Melly sambil menggerutu.

Melly tersenyum kecil mendengarnya dan mulai memilikirkan nama apa yang bagus untuknya nanti. Tak hanya nama juga, ia harus mulai memikirkan apa yang akan ia lakukan disini dan apa saja yang harus ia katakan kepada Hokage dan orang-orang yang menentang keberadaannya disini.

Tentu. Akan banyak orang yang tidak menyukainya disini. Beruntung Kakashi dan Naruto berbaik hati mau menolong dan membawanya. Jika tidak ia mungkin sudah kebingungan ditengah hutan atau lebih buruk ia sudah tewas dibunuh oleh para bandit. Untung saja ia berubah pikiran secepat itu.

Semoga saja dia disini akan baik-baik saja dan lancar menjalankan apapun. Ia harus membayar hutang budi kepada Kakashi dan Naruto, ia tak mungkin hanya berdiam diri saja disini. Sesuatu membawanya kedunia ini dan ia pasti memiliki suatu tujuan.

Yang entah apapun itu.

.

.

.

.

.

Aduh aduh. Kok bau bau males yaa. Ehem ehem. Kok bau bau banyak alesan ya.. (○゚ε゚○)

Aku lagi ngejalanin suatu projek nih. Makanya agak bingung dan gugup sih lebih tepatnya. Nanti deh aku kasih tahu projek nya apaa. Seneng sampe tereak-tereak lebay kemaren. Ngeheheheh
ヘ( ̄▽ ̄*)ノ

Terimakasih sudah membaca cerita aneh ini. Tolong vote dan komennya duong sbg bentuk dukungan klean ehehe. Bener ya satu vote aja bikin semangat apalagi banyak ngeheheh ngode \( ̄▽ ̄;)/

Aku menerima kritik dan saran yang membangun yaa. Mohon bantuannya Minna-san!! (づ ̄ ³ ̄)づ

Cheers!!

The Impossible Miracle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang