ೃ༄⸙͎ satu

5.6K 634 614
                                    

Kau tau apa yang lebih menyakitkan dari kematian?
" Memaafkan "













"Menginaplah di sini [Name]."

Manik kini tertimpuk pada pria jakung yang berdiri senyap di ujung ruangan. Sayup-sayup mengerjap, selagi memposisikan diri pada selimut tebal yang hangat. Pikirannya kosong. Mengingat diri baru saja menerobos amukan badai penghujung bulan September.

Masih dengan tubuh yang menggigil dingin ia mengangguk, patuh, berpikir siapa lagi yang bersedia menampung dirinya untuk berteduh dari badai penuh guntur malam ini, selain Gojo Sensei tentunya.

Bagaimana dengan menerobos hujan? Oh ayolah, dari supermarket terdekat hingga ke kamar Gojo Satoru pun ia semenggigil ini. Sedangkan asramanya terletak beberapa puluh meter masuk kedalam sekolah, belum lagi menyebrangi hutan, diamuki Fushiguro sebab membuat lantai asrama becek, dan lain sebagainya.

Tidak.

Pilihan tepat hanyalah menerima ajakan menginap dari senseinya.

Lamunan terpecah begitu indera menangkap bunyi kenop pintu yang terkunci, menelisik dalam angan, mungkin saja itu bunyi pintu kamar mandi. Terlebih Gojo sensei juga sama basah kuyup seperti dirinya.

Sayang, nampaknya hal ini tak seperti yang ia pikirkan.

Manik terbuka begitu diri merasa ada tambahan beban di samping kasurnya. Menoleh dalam detik berikutnya, lantas meloncat kaget, kala atensi menangkap kehadiran Gojo sedang terduduk manis berbalut kaos hitam tipis.

Jemari lentiknya menyisir lembut surai lembab, memainkan ujungnya selagi tersenyum tipis, begitu diri mendapati jawaban yang tak terduga dari sang gadis.

Gadis cantik menawan di tatap layaknya anjing liar yang baru dipungutnya. Dipungut sebab tergoda. Akan lekuk indah tubuh mungilnya yang selalu mencuri atensi.

Sorot lensa biru langit nampak menyala dalam remang lampu kamar. Sedikit menggoda dengan menyibak lembut poni [Name], lantas berkata dalam geram nada bariton yang candu,

"Aku akan memulai latihan khusus kita pada malam ini [Name]."

Tanpa aba-aba di terjangnya tubuh mungil sang gadis. Mendorongnya hingga terlentang pada ranjang yang baru saja ia ganti seprainya.

Ah, bukankah ini yang terbaik?

Membayangkan jika wangi tubuh mereka akan membekas pada seprai kesayangannya.

Tak butuh waktu lama hingga bunyi decit ranjang menggelegar dalam ruang yang lenggang. Beradu nyaring dengan rintik hujan yang mengguyur deras kota metropolitan.

Tak ada lagi dingin.

Hembus uap panas nan manis menjadi penghangat ruangan alami. Keringat bercucuran, membasahi dada hingga perut sang pria jakung. Tatapannya lembut namun nafsu. Menampilkan pemandangan yang tak pernah sekalipun terbesit dalam diri seorang [Name].

Bajingan.

Bajingan ini melakukannya.

Apa yang membuat ia menjadi senafsu ini terhadap anak didiknya?

Erangan terdegar beradu dengan guntur. Namun yang semenggema itu kalah nyaring dengan patah hati [Name] saat ini.

Ia sadar ini pelecehan.

Namun sifat alami manusia yang bernama nafsu itu mengambil alih tubuhnya. Ia merasa diri sudah hina. Kotor. Meski tak sepadan dengan kotornya dosa sang Gojo Satoru saat ini.

Menangis dalam erang.

Batin sang gadis tersayat dalam, begitu diri memikirkan apa yang akan terjadi setelah Gojo melakukannya. Mungkin ia akan malu menatap manik Nobara, secercah senyum penghangat hari dari Itadori,

Dan yang paling membuatnya sakit hati.

Ialah Fushiguro, pacarnya. Bayang ragam raut ekspresi bermain dalam angan, namun, yang sebanyak itu tak pernah lepas dari ekspresi murka yang begitu menghujam dada.

Mungkin bercampur sedih.

Mungkin bercampur kaget.

Atau,

Mungkin bercampur jijik.

Gojo sedikit kecolongan ditengah gencarnya ia mencari pelepasan, biarlah batinnya. Tidak mungkin jadi secepat itu kan? Fokusnya kini hanya satu, yakni melepas seluruh hawa nafsunya saat itu.

Pelatihan Khusus Gojo berakhir begitu ia memuntahkan isinya pada seprai. Basah bercampur keringat. Semuanya nampak kacau. Ruangan, seprai, rambut, bahkan hati [Name].

Tak berselang lama, maniknya menangkap bayang sosok Gojo Satoru berjalan menjauh menuju kamar mandi, meninggalkan nya sendiri dengan keadaan yang kacau balau, meninggalkannya dengan kenang pahit yang merobek rasa seluruh hati.

Gadis itu meringkuk memeluk selimut.

Merintih, 'Fushiguro maafkan aku.'

Mengigit bibir, sang gadis tak lagi kuasa menahan kesedihan yang tertampung di matanya.

.
.
.

'

'Fushiguro, aku minta maaf.'

✧ ೃ༄*ੈ✩

05 December 2020
©agathis_

Alexithy ✿ Gojo Satoru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang