jangan pernah salahkan semesta atas sebuah kesalahan yang kau paksakan
✧ ೃ༄*ੈ✩
Lara dan asa mengalun penuhi sukma yang tengah sekarat. Laksana mengembara pada jenggala. Tersesat ia. Sudah terlanjur padam dalam pitam, hingga tak kuasa menemukan kembali harsa yang hirap diterpa anila. Mematikan iba. Lengkara takdir telah menggores tinta, tergurat berteman nestapa, agaknya sesak namun tak mampu berdusta.
Ia jatuh cinta.
Pada filantropi yang fana.
Taruna ingin kembali merangkai frasa. Mencipta beberapa baris kata tentang rasa. Untuk gadisnya sang pemilik nayanika. Lantas cinta kasih terhenti selepas sadar, rasa itu tak lagi ada ketika insan dalam cekikan merusak dunia mereka.
Biadapnya, viguran di hadapan netra samudera kini masih mengemis ampunan. Mecipta senandika dalam raga. Apakah benar tentang semua. Atas semesta yang sekedar ingin mengenalkan, bukan mempersatukan. Dan siapakah kambing hitam dalam segala diorama indah tentang kisah mereka.
Sebenarnya, siapakah yang salah?
Sebenarnya, siapakah yang jahat?
Pemilik manik samudera putuskan beranjak. Bersama jerat jemari yang menyisa bekas kemerahan, pada leher adam bersurai senada awan. Sebab pesan penguasa agaknya telah mengetuk angan. Sadarkan ia tentang gadis pujaan. Kendati malah mengundang pekikan, dari netra langit yang mendapati kejadian.
Ternyata benar.
Semua salah tuhan.
Ia yang telah mengukir semesta berwatak perusak euforia. Senang bercanda. Pada saban jiwa yang hidup dalam raga. Lantas tak henti ciptakan tanya, akan benarkah tuhan adil kepada setiap hambanya.
Jika benar adanya.
Maksudnya, jika benar tuhan baik.
Lantas mengapa.
Ia jadikan semesta berwatak perusak euforia. Seolah memaksa tiap insan menari di atas gurat skenario nya. Bermain peran nestapa dan sengsara. Yang menggiring jiwa. Temui akhir cerita dalam labuhan lara.
Pada akhirnya, semesta menjadikan pertemuan sebagai awal dari benih sepasang luka yang akan saling melupa.
"MEGUMI AWAS!!"
Manik langit membelalak. Memekik pilu, terdayuh bak diiris sembilu. Tatkala ia pandangi tubuh Megumi yang salah berpijak di tepian tebing. Kalap menggapai pembatas deramaga, namun nihil. Terus menabrak lepas. Terjun bebas.
Semesta memang tidak pernah bercanda dalam mempertemukan, tetapi apa sudah waktunya kita harus saling melepaskan?
"MEGUMI!!"
Gojo melangkah cepat. Ikhlaskan diri kini tersungkur pada tepian, selagi jemari cepat menaut, membuat Fushiguro yang hampir terjun ke laut menengadah sendu. Berujar pilu.
"Lepaskan aku, sensei. Kau akan jatuh."
"TIDAK AKAN."
Dersik menyapa pekik. Rinai menyapa seringai. Selepas puan dengan nayanika putuskan untuk menerjang hujan. Ikut menahan. Mengusik sedikit kelabu dalam hati Megumi. Berpikir, setidaknya aku sempat bertemu dengannya untuk yang terakhir kali bukan?
"Bertahanlah Megumi. Aku mencintaimu, kumohon tetaplah diam sampai yang lain datang, mengerti?"
Pada pelupuk netra samudera kini hadir sang gadis pengunci hati. [Name]. Selagi bersimbah tangis. Berujar menyayat sanubari, insan yang tengah setengah mati menahan sesal dalam sesak. Ia sungguh tak mau lagi. Ia sungguh tak mau lagi. Ia tak ingin Megumi pergi. Gojo ingin semua kembali. Namun tuhan, apakah boleh ia mengulang sekali lagi.
"Ku ikhlaskan diorama indah cinta kita berakhir, Megumi. Namun percayalah. Rumah ternyaman ku masih bernama kamu."
Isak tangis menjeda untai kata.
"Ku ikhlaskan cerita kita, Megumi. Aku sungguh tak keberatan jika tuhan meminta. Tapi jangan kamu. Aku tak akan bisa ikhlas."
Gojo Satoru mulai terisak, selepas labuhan pandang malah mendapati muridnya mengulas lembut kurva. Tak lagi kuasa. Selepas raga menyadari jerat jemarinya melemah seiring masa.
Megumi akan jatuh!
"Pada akhirnya aku tak bisa membencimu, Gojo Sensei." netra samudera membalas pandang, tak sedikit saja mengulum kurva, lantas menetes air dari sela hulu matanya.
"Aku mencintai kalian. Maafkan aku. Ku harap kita bisa bertemu lagi meski dengan cahaya yang berbeda."
Kelereng samudera berdalih pandang. "Untukmu, [Name]. Menikahlah dengan orang yang kau pilih."
[Name] menggeleng pelan. Bukan menolak. Ia hanya tak mengerti. Apa maksud dari ucapan sang pemilik hati.
"Karena bayimu butuh ayah. Dan aku tidak bisa. "
Fushiguro lekas menghentak. Mengejutkan. Lantas menjadikan taut jemari mereka terlepas ditengah sedu sedan. Mengundang pekik yang tak lagi tertahan. Lepas. Bersama Fushiguro yang kian hilang dalam pandang.
Tercebur.
Setelah menghantam bebatuan di tepian jurang.
Hanyut.
Sebelum [Name] mengucapkan terima kasih atas cintanya.
✧ ೃ༄*ੈ✩
Mau satu chapter lagi?
Xixixi6 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexithy ✿ Gojo Satoru
FanfictionHidden Feelings Project ೄྀ࿐ [COMPLETED] Hidupku sudah berakhir Bahagia ku telah dirampas paksa olehmu Ingat ini Aku membencimu, Gojo Satoru . . ...