Gadis berambut coklat berikat tinggi, terus saja menendang setiap kerikil jalan dengan grutuan tak jelasnya. Hatinya begitu gondok luar biasa setelah keluar dari rumah rasa neraka itu.
Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa pergi dari rumahnya secara tak sehat. Bisa bisa nya, Ayah yang ia selalu puji puji, mengusirnya demi wanita tak tau diri itu.
"Sialan lo nenek lampir! Gue sumpahin, matinya gak bisa di kubur!!"
Bibirnya terus saja menyumpah serapahi peran ibu tirinya tersebut. Ya, ini semua karna ibu tirinya yang selalu saja ingin menghamburkan harta ayahnya.
Ck, tak kaget jika ia selalu di galakin oleh wanita tua tak tau diri itu. Dia kira, dirinya takut?? Jika saja dirinya tak berfikir bahwa negara ini adalah negara hukum, maka dirinya pasti sudah menewaskan wanita tua itu secara mengenaskan.
Terlalu sibuk menuntaskan kekesalannya kepada setiap batu di jalan, gadis bernama Luna tersebut tak sadar, jika dirinya sudah berada di tengah jalan dan...
Tiinnnnnnnnn!!!!!
"Aaaaa!!"
Wanita bodoh, apa ia kira dia sedang berada di sinetron?? Bukannya menghindar saat ada sebuah mobil hampir menabraknya, Luna malah menjerit seakan orang tolol.
"Hei!! Nyebrang liat liat dong!! Bosen hidup??!" Bentak seorang pria, baru saja keluar dari mobil yang hampir saja menabrak tubuh Luna.
Tak perlu di tanyakan bagaimana kondisi jantung Luna saat ini. Dia begitu syok dan terkejut karna suara bentakan dari pemilik mobil itu.
"Ma-maaf pak."
"Hampir saja mati!!"
Pria berpakaian formal itu, bersiap memasuki mobilnya lagi setelah menghujami Luna dengan bentakannya.
"Pak pak pak" Ucap Luna sambil menepuki kap mobil pria tadi.
"Apa!!?"
Oh Astaga, apa memang seperti itu khas bicara pria ini?? Kenapa selalu saja membentaknya??
"Bo-boleh saya ikut sama bapak??" Gila, ya Luna memang gila karna meminta ikut kepada orang tak di kenal.
Ia sudah tak ada pilihan lain. Dijadikan apa saja, dirinya akan menerima. Asalkan ia bisa pergi dari tempat ini.
"Ikut sama saya?? Apa kamu gila?!! Saya gak kenal sama kamu."
Luna berjongkok sambil memegani kaki pria ini. "Saya mohon pak, saya mohon. Mungkin bapak butuh pembantu, saya siap jadi pembantu di rumah bapak. Tapi tolong bawa saya pak dari sini."
Banyak pasang mata yang menatap geli, Luna. Begitu pun dengan pria ber blazer coklat ini, dahi nya terus berkerut dengan tingkah wanita konyol yang baru saja ia temui.
"Kamu gila ya??! Saya gak kenal sama kamu!! Lepaskan kaki saya!!"
"Kalau bapak, gak mau bawa saya dari sini. Saya bakal tetep pegang kaki bapak kaya gini terus!"
Tidak ada cara dan pilihan lain untuk pria ini, reputasinya bisa anjlok drastis jika ia terus membiarkan gadis ini memeluk kakinya. Oh Tuhan, pasang mata orang orang sekitar, benar benar mengerikan untuknya.
"Oke, lepaskan kaki saya, bangun dan masuk ke mobil saya. Cepat!" Geramnya kepada wanita di bawahnya.
Luna pun langsung berdiri dan memasuki mobil pria yang ia tak di kenal. Ia tak perduli siapa pria itu, jika pria itu jahat, biarkan saja. Dia pun sudah bosan dengan hidup ini.
Mobil kembali melesat membelah jalanan kota padat ini.
Salah jika kalian berfikir kalau hati Luna akan tenang setelah ikut bersama pria tak di kenal ini, dirinya cukup takut. Bagaimana jika benar pria ini bukanlah pria baik. Apa pria ini akan menjual setiap organ tubuhnya, lalu membuangnya ke panakaran buaya. Oh tidak. Itu bukan lah definisi kematian yang baik.
"Saya tidak mengenal kamu, dan beraninya kamu mempermalukan saya dengan tingkah konyol mu itu!!" Ucap pria di sampingnya dengan nada dan oktaf suara yang begitu tinggi.
Citttttt
Rem mobil terinjak dan mobil pun berhenti dengan cepat di tempat yang sedikit ramai.
"Turun!" Ucap pria itu dengan menarik tubuh Luna untuk keluar dari mobilnya. Astaga kasar sekali pria ini.
"Kenapa bapak nurunin saya disini??!" Protes Luna.
"Saya gak kenal sama kamu, jadi jangan berangan tinggi bahwa saya akan membawa kamu ke rumah saya!"
Pria kasar, suka membentak, galak, tetapi untungnya pria ini tampan. "Pak, jangan tinggalin saya disini pak."
"Oh ya Tuhannnn,,," Jerit memilukan yang gadis itu buat untuk mengalihkan perhatian pria itu yang hampir saja memasuki mobilnya.
"Kenapa mbak??" Tanya seorang bapak bapak yang sedang lewat.
Luna membekap mulutnya agar dirinya terlihat sangat pilu. "Suami saya mau meninggalkan saya pakhh,,, hiks."
Satu ibu ibu datang memeluk tubuh Luna. "Gak boleh gitu pak, ini istrinya kasian."
"Tau, bersyukur! Istrinya cantik juga."
"Orang kaya emang suka begitu, Tengil." timpal bapak bapak lainnya untuk membela Luna yang terlihat memilukan.
Kepala Daniel mendadak sakit karna ucapan para orang orang yang mengira dirinya suami dari wanita tak waras ini. "Bapak ibu, saya ini bukan suami perempuan ini. Saya gak ken--"
"Dia bohong pakkkk,,, saya istrinya. Dia mau ninggalin saya demi wanita lain pak."
Daniel melototkan matanya bulat bulat. Ternyata bukannya hanya tak waras, tetapi wanita sableng ini memang gila!
"Huuuh!! Dapet cewe yang cantik, istrinya di tinggal. Inget azab pak!!"
Oh Tuhan, ini sudah seperti azab baginya karna menolong wanita gila ini.
Dalam hati Luna bersorak gembira kala pria itu menariknya untuk masuk kembali ke dalam mobil, lalu meninggalkan para ibu ibu dan bapak bapak yang tengah bergosip.
"Gila! gak waras! Sinting!"
Luna menelan habis setiap umpatan yang keluar dari mulut pria di sampingnya ini. Bagaimana pun, umpatan itu memang pantas untuk dirinya yang sepertinya memang sudah mulai gila.
TBC
Cieee bingung ya, alurnya beda dari sebelumnya. Wkwkwk
861 kata untuk Chapter pertama😻😻😻
Rabu, 9 Desember 2020JANGAN LUPA VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jumpa (New Journal)
HumorMenjadi korban kehancuran orang tuanya, bukan lah keinginan seorang Luna Sarasvati. Dia benci dengan keadaannya yang menyedihkan seperti sekarang ini. Selama ini, Luna bertahan demi sang Ayah. Tetapi tidak lagi, dirinya memilih mundur untuk kesehat...