A-1

2.9K 320 60
                                    

"Terkadang, sesuatu yang manis belum tentu nikmat."

-Zinnia Sheeva

My Alby
©©©©©©©©

Author Pov.

Alby mengerjab, dia masih tidak percaya jika dia berhasil kembali ke masa lalu. Kembali ke 28 tahun yang lalu, Alby sadar jika terkadang dia tak bisa mengatur gerak tubuhnya.

Itu karena sisi Alby Nevandra mendominasinya, tapi tak masalah, karena ini melancarkan aksinya dalam menjaga cinta yang kini Zinnia berikan.

"Alby, kamu tau cara ngerjain itu?" Alby ingin menoleh, tapi tatapannya malah terpencar ke seluruh ruangan. Ah dia lupa, jika dia masih menderita Autis. Tak bisa mengontrol gerak tubuh sesuai kehendak Alby Dirgantara.

Sesuatu yang hangat menyentuh pipinya, dan kepalanya bergerak ke kanan. Dapat dilihatnya mata indah milik Zinnia memandangnya hangat.

"Alby, Sheeeva nanyak loh" Ucap Zinnia lagi. Alby tak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum lebar, dan mengeluarkan tawa kecil yang manis.

Sheeva cantik banget-batin Alby.

"Eng-enggak, A-alby gak nger..ti" Ucap Alby terbata. Zinnia mengelus kepala Alby dengan lembut "Biar Sheeva, jelasin ya" Ujarnya pelan.

Alby mengangguk semangat, dia tak bisa menahan pergerakan kedua tangannya untuk tidak saling bertepuk.

Ayolah, aku mau bilang kalau Sheeva cantik-Batin Alby kesal.

Saat Nevandra mendominasi, Dirgantara tak bisa melakukan apapun. Dia hanya bisa diam dan menyaksikan apa yang terjadi.

Alby melihat senyum lembut di wajah Zinnia, entah kenapa hatinya merasa sakit. Bibirnya bergetar secara naluri Alby Nevandra, dan air mata tergenang begitu saja.

Membuat Zinnia panik dan lekas bertanya "Alby, kenapa?" Tanya nya lembut, tapi nada khawatir terdengar kental di ucapannya. Alby menunduk, dia meremat kedua tangannya.

"Hiks..She-sheeva..sa-sakit.." Isaknya, membuat hati Zillia ikutan sakit. Apa yang membuat teddy bearnya sakit sampai menangis seperti ini. Zinnia menggenggam erat tangan Alby dan menciumnya.

Buk Ajeng sedari tadi menyaksikan adegan keduanya, tapi dia tak perduli, yang penting si idiot tidak membuat keributan. Seisi kelas juga menonton, setidaknya ada adegan uwu yang bisa mereka lihat.

Kenapa aku menangis? Ah...naluri Nevandra ya..-Batin Alby.

Alby menggeleng pelan, tangannya yang berada di genggaman Zinnua ditarik. Dan mengarah ke poni kecoklatan milik Zinnia yang panjang.

Grit.

"Aw.."

Alby menarik poni itu, dengan raut muka yang memelas. Bibir yang melengkung ke bawah dan mata yang berair, Zinnia tak bisa marah. Mungkin Alby memang seperti ini saat bersedih.

"She-sheeva..nan..pergi.." Bisik Alby, naluri Nevandra tentang Zinnia sama dengan naluri Dirgantara. Karena hati mereka saling terhubung jika menyangkut Zinnia.

Zinnia tersenyum manis, dan mengelus pipi gembil Alby. Sekaligus menyeka air liurnya "Sheeva, gak bakal, ninggalin Alby." Bisik Zinnia lembut.

Hati Alby terasa ringan, dia senang mendengar perkataan itu. Perlahan dia melepas tarikannya pada poni Zinnia, dan kembali bertepuk tangan.

"Hihi, sa-sayang She-sheeva" Ungkapan itu keluar dengan lancarnya. Zinnia terpaku, matanya nampak berkilat bahagia, dengan segera dia memeluk erat kepala Alby dan mengusapnya gemas.

"Sheeva juga sayang sama Alby"

Alby tersenyum lebar, sampai gigi putih rapinya terlihat. Mereka asik berpelukan di kelas, tanpa tau jika dari ujung kelas ada segerombolan orang yang menatap mereka sinis.

"Apaan banget sih." Ketus Nessi.

Nessi, kalian tau Nessi ini siapa kan.

"Mendingan kita bully aja si idiot itu." Usul salah satu dayang-dayang Nessi, gadis itu tersenyum misterius kemudian mengangguk. "Ide bagus"

Nessi masih asik memandang kegiatan dua sejoli itu. Apalagi kini Alby baru saja melempar kepala Steven menggunakan pulpennya.

"Woi! Siapa yang ngelempar gue pake pulpen!?" Seru Steven kemudian berdiri. Alby hanya tertawa dan bertepuk tangan, sedangkan Zinnia mengelus rambutnya gemas.

Steven memandang tajam Alby, dia mendekat tapi segera tertahan karena Zinnia berdiri segera "Mau apa lo?" Tanya Zinnia datar.

Steven menggeram kesal "Minggir lo! gue mau cakar tuh muka!!" Seru Steven kesal. Zinnia mendengus pelan dan menepuk singkat kepala Steven, sampai membuat remaja itu terdiam dan malah tersenyum malu.

"Jangan ngamuk, entar lo cepat tua" Ucap Zinnia tenang. Steven mendengus pelan kemudian duduk kembali. Alby terdiam, seingatnya dulu adegan ini pernah terjadi.

Tapi bukan seperti itu.

Bukankah...seharusnya Sheeva memukul wajah Steven?...ini...ini tidak terjadi saat aku masih menjadi Nevandra-Batin Alby bingung.

Ada beberapa kejadian yang berubah, yaitu Buk Ajeng yang tidak keluar dari dalam kelas seperti yang dia lakukan dulu, Steven yang tidak mendapat tinjuan dari Zinnia.

Ini..berbeda..apa yang terjadi..-Batin Alby lagi.

Tok tok.

Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke pintu kelas, ada seorang siswa tampan berambut coklat ikal berdiri di pintu. "Ada apa Melo?" Tanya Buk Ajeng lembut.

Melo tersenyum sopan, dan memandang ke arah Zinnia "Saya mau manggil Sheeva sebentar buk, ada keperluan" Ucap Melo Zovalio ramah.

Buk Ajeng mengangguk "Sheeva, pergilah" Ucap Buk Ajeng tenang. Zinnia mengangguk kemudian berdiri, saat dia hendak melangkah, tangannya ditahan seseorang.

Zinnia menoleh "Kenapa By?" Tanya Zinnia lembut. Alby memang melas Zinnia. Saat Zinnia pergi, pasti gerombolan Nessi akan membullynya.

"I-ikut..A-alby ma..u..i-ikut" Pinta Alby. Dia juga harus memastikan sesuatu, Zinnia mengangguk dan menggandeng Alby. Tak perlu izin karena Buk Ajeng tak perduli.

Keduanya berjalan menuju pintu, Alby menatap takut Melo, yang hanya memandangnya ramah. Namun di mata Alby, senyuman itu lebih seperti senyum dingin penuh aura membunuh yang kuat.

Ini..berbeda, Melo bukannya sekolah private, dan juga dia..mengidap penyakit Narkolepsi..semuanya sangat berbeda-Alby kacau. Semuanya terasa berbeda.

Hey nak, jika semua berjalan sama dengan awal kehidupanmu, maka tak ada tantangan di dalamnya.


















Tbc.

Kurang lebih, ini ada mengambil alur dari cerita My Autis Boy. Jangan lupa vote😌.

Wp lagi agak eror, maaf ye😌.

My Alby [Tritologi My Autis Boy]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang