S-1

2.2K 265 79
                                    

Jangan lupa voment~

Author Pov.

Alby menggenggam erat tangan Zinnia, dia juga memegang ujung rambut Zinnia. Tak tau, ini hanya naluri Nevandra.

Sedangkan Zinnia masih asik berbincang bersama Melo. "Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Zinnia, Melo tersenyum tipis dan mengelus kepala Zinnia.

"Uda, lo ikutin gue aja. Btw salam kenal buat dia" Ucapan itu ditujukan untuk Alby. Alby semakin merapatkan tubuhnya di bahu Zinnia, dia menyembunyikan wajahnya dibalik punggung sempit Zinnia.

Dirgantara tidak takut, hanya saja Nevandra merasa ditekan dengan aura yang Melo keluarkan. Zinnia yang merasakan ketakutan Alby lantas berhenti.

Mengelus tangan berurat Alby digenggamannya "Kamu kenapa, By?" Tanya Zinnia lembut. Alby mendongak secara takut-takut, dengan suara gemetar dia berbicara.

"T-takut...A-a-alby..t-takut.." Lirihnya, Zinnia menangkup lembut wajah Alby, dan mengusakan hidungnya ke hidung Alby.

Napas hangat keduanya beradu. "Gak ada apa-apa, Alby, gausah takut" Bisik Zinnia. Senyum teduh terbit diwajahnya, membuat ketakutan Alby lenyap seketika.

Sheeva...sangat luar biasa-batin Alby menggebu.

Alby tersenyum manis, dan tertawa pelan. Membuat Zinnia gemas dan dengan perlahan menyeka liur di sudut bibir Alby "Nanti kita, beli es krim ya" Alby mengangguk semangat dengan senyum lebarnya.

2 tahi lalat di bawah mata Alby membuatnya semakin menggemaskan. Membuat Zinnia tak tahan untuk mendekat dan melihat lebih jelas.

Eey..jangan maen-maen Va, kita belum halal-Batin Alby lagi.

Alby memundurkan wajahnya, mengerjab polos memandang wajah Zinnia. Pipinya merona saat terpaan napas hangat beraroma minta menyentuh pipinya.

Melo memandang interaksi keduanya dengan tatapan yang sangat dingin. Giginya bergemelatuk saat ini melihat dia kembali kecolongan "Setelah apa yang uda lo perbuat, kali ini gak ada kesempatan lo buat deketin Sheeva." Bisik Melo.

Senyum seringai mengerikan terbentuk, tapi secepat mungkin dia mengatur ekspresinya. Rencananya tak boleh terbongkar sekarang.

"She-sheeva..b-bau, s-sana ih" Ucap Alby terbata, dan menjauhkan tubuh Zinnia. Reaksi Dirgantara maupun Nevandra ternyata sama, gampang merona dan panas saat Zinnia di dekat mereka.

Zinnia merengut, "Enak aja, aku gabau ya" Gerutu Zinnia sebal. Dia menarik kembali tangan Alby dan berjalan mendekati Melo.

"Dia siapa lo Va?" Tanya Melo penasaran, ah lebih tepatnya pura-pura penasaran. Zinnia berfikir sejenak tentang hubungannya dan Alby.

Kemudian mengedikan bahunya. "Dia cuma temen gue" Jawab Zinnia santai.

Alby terdiam, hatinya kok nyes gitu ya denger kata temen dari Zinnia. Memang sih, Zinnia meng klaimnya hari ini saat geng Nessi membullynya. Tapi adegan itu tak terjadi, dan butuh beberapa hari sampai dia dan Zinnia berpacaran.

Alby meremat tangan Zinnia, dan menggoyangkannya sedikit. Bibirnya mengerucut sebal ditambah dengan gumaman tak jelasnya.
.
.
Mereka sampai di taman belakang, dengan pohon aple yang menjulang di sudut taman, dan kursi hang berjejer melingkar disana. Bunga lili putih dan kuning, serta bunga Daffodil kuning terlihat disana.

Heran saja, kenapa bunga keramat itu bisa ada disini. "Jadi lo mau ngomong apa?" Tanya Zinnia sembari duduk di kursi. Dengan Alby yang merangsek duduk di pangkuannya, dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Zinnia.

Melo tersenyum tertahan, "Lo yakin Va, cuma temen" Aju Melo dengan sedikit ketus. Dia tak suka, melihat mantan saudari tersayangnya kembali dekat dengan si pembunuh.

Zinnia tersenyum kikuk, dan mengelus rambut pirang Alby. Liurnya jatuh di bahu Zinnia, tapi tak masalah sih. Toh baju bisa di cuci.

"Gue ganti deh, dia bukan temen gue. Tapi pacar gue"

Keduanya melotot, apa? Va lo jangan maen-maen. Melo menatap shock Zinnia sedangkan Alby menatap binar pepohonan di depannya.

"Lo gila? Lo pacaran sama dia, terus hubungan kita gimana?" Ketus Melo. Zinnia memutar malas matanya, apaan sih.

"Kita kan cuma calon tunangan, jadi gue bebas dong buat sama siapa aja" Ketus Zinnia. Melo mengepalkan kedua tangannya, benar kan. Selama ada Alby, semua berjalan berantakan.

Melo sudah berbahagia karena kembali ke masa lalu, dengan takdir berbeda. Dia bukan saudara Zinnia, melainkan hanya sebatas sahabat masa kecilnya. Selama 2 tahun belakangan sebelum kedatangan Alby, Melo berhasil meyakinkan orang tuanya untuk menjodohkannya bersama Zinnia.

Alby sendiri gemetar, bibirnya terkatup rapat. Tapi air mata mengalir tanpa diduga "She-sheeva..c-cuma..m-milik..A-alby..." Lirihnya semakin mengeratkan pelukannya.

Zinnia mengangguk. "Iya, Sheeva cuma milik Alby" Bisiknya.

Apa Sheeva bisa dibilang bodoh? Karena kembali jatuh cinta pada Alby. Bahkan ketika dia berhasil kembali ke masa lalu untuk merubah masa depan.

Seharusnya dia menjauh, menjauhi Alby dan jangan berurusan dengannya. Tapi...kenapa Zinnia dengam bodohnya kembali jatuh.

Jatuh pada sepasang mata yang sudah berkali-kali memikat hati Zinnia.

Bahkan aku mengajakmu untuk pergi By, sampai kehidupan ke seribupun. Aku akan tetap memilihmu-Batin Zinnia.

Aku cinta banget sama kamu Va-Lirih batin Alby.

Lo harus mati ditangam gue Nevandra, lo harus menanggung akibat karena uda ngebunuh keluarga gue!-Batin Melo.

Tiga orang bodoh, yang tidak tau jika musuh sebenarnya adalah gue-Unkwon.




























Tbc..

Btw book ini gak banyak chapter. Karena Ryn gamau nanti jadinya malah amburadul kabe:(

My Alby [Tritologi My Autis Boy]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang