A-2

1.8K 227 36
                                    

Author Pov.

Bel pulang sekolah sudah berdering, dan ini membuat Alby semakin bingung. Karena kan seharusnya dia di bully geng Nessi dan Zinnia membelanya.

Tapi semua tak terjadi, semua berjalan damai. "By, pulang sama aku yuk" Alby mendongak dan mengerjab polos. Sejenak Dirgantara dapat menguasai tubuh, tapi secepat kilat Nevandra kembali hadir.

Tatapannya terpecah kembali dan tangannya mencoret asal buku tulis, Zinnia tersenyum lembut dan memegang tangan Alby, membuat si empunya akhirnya menatap Zinnia.

"She-sheeva..a-awas"

Zinnia menggeleng, kemudian merapikan buku dan perlengkapan yang ada di meja Alby. Kemudian memasukannya ke dalam tas Alby.

"Ayo pulang, bareng sama Sheeva" Ajak Zinnia lagi seraya memakai tas Alby. Menyeka liur di sudut bibir kekasih manisnya kemudian menarik lembut tangannya untuk berdiri.

Alby menggoyang pelan tangan Zinnia, dan ikut berjalan di sebelahnya. Alasan kenapa Nessi tak membully Alby karena, Zinnia sudah menghajarnya duluan di toilet perempuan.

Keduanya berjalan dengan tenang, sesekali Zinnia akan mendusel di bahu Alby dan mengusak gemas surai pirang itu. Pemandangan langka yang sedikit uwu bagi beberapa orang yang melihatnya.

"Ah, Alby nantikan dijemput. Sheeva anter sampai pagar aja ya"

Alby merengut sebal, dia sudah senang karena Zinnia akan mengantarnya. Tapi harus kecewa karena tak jadi, sedang sibuk dengan rasa kecewanya, Alby dikagetkan saat ada benda kenyal menyentuh pipinya.

Dirgantara sempat keluar, dia menyentuh pipinya dan langsung menatap shock Zinnia. "Sheeva...." Bisiknya kaget.

Zinnia tertawa pelan. "Jangan sedih atuh, besok kan kita ketemu lagi By" Ucapnya lembut seraya mengusap poni Alby. Alby mengangguk kaku dan kembali berjalan saat Zinnia menariknya.

Sumpah ye, dia shock sekaligus gak caya kalau Zinnia bakalan se agresif ini cuk. Amazing.

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya mereka sampai di parkiran dan berjalan menuju pagar. "Oi Zin, ikut tawuran gak?" Zinnia berbalik seketika dan pegangannya terlepas pada Alby.

Membuat Teddy grizzly bear itu merengut kesal dan menghentakan kakinya ke tanah. Penganggu, gak di masa depan gak di masa lalu, Steven selalu jadi pengganggu dan Alby benci itu.

Nampaknya Alby haru kembali membunuhnya di kehidupan ini. "Napa?" Tanya Zinnia datar. Steven mengatur pernapasannya terlebih dahulu kemudian berbicara.

"Mau ikut tawuran gak?, bareng Cendana, Beringin sama Cemara" Ujar Steven. Zinnia langsung menggeleng tegas.

"Gak dulu deh, gue lagi gak mood mukul anak orang" Jawab Zinnia datar dan mengelus tengkuknya yang terasa dingin. Steven menghela napas pasrah dan mengangguk.

"Yaudah, serah lo aja deh" Gumamnya kemudian pergi.

Dirgantara bersorak di dalam sana, senang dia melihat Steven tak bisa menarik perhatian Sheeva-nya. "Itu Mang Didit, sana gih" Ujar Zinnia saat melihat mobil Alby.

Alby terdiam, dan menatap Zinnia "T-tau..m-mang..di-dit da...ri...ma..na?" Tanya Alby terbata. Seakan tersadar Zinnia mengulum bibirnya ke dalam dan mengalihkan tatapannya.

"Uda deh, sana masuk" Ucap Zinnia seraya mendorong Alby masuk ke dalam mobil. Menutup pintunya dan melambaikan tangannya "Dah Teddy bear, mimpiin Sheeva nanti malam ya" Ucapnya pada Alby yang menatapnya kesal dari jendela yang dibuka.

Alby membalas lambaian Zinnia. "Dah...Sheeva" Gumamnya.

Setelah mobil hitam itu tak terlihat lagi, Zinnia merubah raut wajahnya menjadi dingin. Dia harus menghabisi seseorang yang akan menjadi penghalang diantara dia dan Albynya.

"Tenang By, kita gabakal dipisahin lagi sekarang" Gumamnya dingin.

Ya, Zillia dan Zinnia tetaplah 1 orang yang sama. Dengan dendam kesumat yang lebih besar dari siapapun, dia harus membalas dendam pada pelaku yang menghalangi kebahagiaannya bersama Alby kesayangannya.
.
.
Alby sudah sampai di rumahnya, berjalan perlahan dengan kedua tangan yang meremat kuat tali tasnya.

Dia akan bertemu Frisya, Felix dan Aldy. 3 orang terdekat yang dibunuhnya di masa depan, saat Alby masuk ke dalam. Dia langsung bertemu pandang dengan Frisya yang sedang menyapu.

Senyum keibuan terbentuk di wajah Frisya. "Dek, kamu uda pulang. Mau makan dulu Nak?" Pertanyaa penuh perhatian yang Frisya ajukan menggetarkan hati Alby.

Ini memang Bundanya, bunda yang baik dan menyayangi Alby "B-bunda..hiks..bunda.." Lirih Alby. Air matanya jatuh dan berulang kali disekanya. Frisya menatap panik putra bungsunya itu dan mendekatinya.

Lantas memeluknya erat. "Kenapa dek? Ada yang bully kamu? Bilang sama bunda biar nanti bunda pukul pakai granat" Omel Frisya seraya memeluk Alby.

Alby menggeleng di ceruk leher Frisya, dia menyesal sudah jahat pada Bundanya di masa depan. "Jangan nangis dek, nanti abang kamu sedih" Bisik Frisya.

Alby terdiam, benar. Dimana Aldy, kenapa Alby tak melihatnya "A-bang..ma..na..bun?" Lirih Alby.

Frisya menatap bingung sisi kanan wajah Alby. "Abang kan di Amerika, 2 bulan lagi baru pulang. Masa adek lupa" Jawab Frisya.

Oke, Alby kembali bingung. KENAPA SI BUTA DARI GOA HANTU ITU ADA DI AMRIK! SETAUNYA ALDY SUDAH KEMBALI DARI AMRIK 4 BULAN YANG LALU.

Dan sekarang bersekolah di Cendana..tapi..kenapa berbeda.

















Tbc..

My Alby [Tritologi My Autis Boy]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang