Aku dan Kisahku: MERAMU SEMU

37 13 5
                                    

Semarang, 22 Maret 2019

Menguntai doa di sepertiga malam,
Menjamu mimpi yang kelabu, terlihat sayu seperti tak meyakinkan begitu.
Menunggu fajar ditemani segelintir embun menyejukkan,
Menyambut mentari meski mengkhianati rembulan.
Akankah masa depan tak lagi suram?
Bukankah selalu seperti itu?

Coba saja kau jadi aku,
Mana mau terus-terusan berlari,
Jika ujungnya saja tak kau temui.

Ini lucu wali tanpa kelakar ria.
Ketika mereka yang memiliki nama bisa berpeluang,
Ketika mereka yang memiliki uang bisa memilih masa depan,
Ketika popularitas bisa mengalahkan kemampuan seseorang.
Apa salahku jika memilih gelap gulita daripada gegap gempita?

Bisikkan pada bumi,
Untuk sampaikan pada langit.
Perdengarkan pada semua orang,
Aku akan menjadi pemenang.

Sebab,
Aku dekat tak terlihat,
Aku jauh tak tersentuh.
Aku berteriak namun tak didengar,
Dalam gemerlap hingar, dunia sungguh kelam.

Coba saja kau jadi aku,
Mana mau kau memulai,
Jika sudah mengetahui akhirnya.

Biar saja sujudku tak akan berhenti.
Biar saja mataku terus menatap untuk tetap menetap.
Biar saja duniaku senyap, meski terdengar sayup-sayup keramaian.
Biar saja aku yang akan berjuang, berjuang dengan caraku.

•••

Temukan saya di:
Instagram @julfabella
Twitter @kotabulan

Tandai saya apabila kalian menggunakan kutipan dari karya saya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRAKARSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang