✦ Part 1✦

33 9 8
                                    

Hai temen-temen, ini karya pertama aku. Semoga kalian suka ya, mohon maaf jika masih ada typo yang bertebaran atau EYD yang kurang baik.

«──── « Happy Reading » ────»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

«──── « Happy Reading » ────»


Adriana membuka kamar putri-nya dengan pelan, lalu mulai melangkah ke jendela kamar untuk membuka tirai jendela. Kamar yang tadi gelap pun mulai terlihat terang karena masuknya sinar matahari ke dalam ruangan. Gadis yang tengah terlelap pun menjadi sedikit terusik dengan adanya silau sinar matahari yang menyorot seluruh badannya termasuk mata.

‟Anya sayang, bangun yuk udah pagi ," panggil Adriana pelan dengan mengusap pelan rambut gadis berwajah pucat itu. Perlahan kedua kelopak mata beriris coklat gelap itu mulai terbuka.

‟Eungghh, 5 menit lagi Ma," gumam Anya mengerang sembari membelakangi Adriana lalu kembali memeluk guling dan memejamkan mata.

‟Hey, anak Mama! Ayo bangun, ini hari pertama kamu masuk sekolah baru. Jadi sekarang harus siap-siap, biar kamu ngga kesiangan." Adriana perlahan mengambil guling yang dipeluk putri-nya.

‟Ish Mama!" Anya pun membalikkan badannya menghadap Adriana dan mulai duduk dengan muka khas bangun tidur sembari cemberut ‟Anya masih ngantuk. Besok aja deh masuk sekolahnya, gapapa kali Ma? Lagian tadi malem kita kan baru nyampe masih butuh istirahat,"

Melihat hal itu, Adriana mengelus rambut Anya dengan pelan surai cokelat yang nampak berantakan karena sehabis bangun tidur, lalu tersenyum menatap mata putri-nya. ‟Ngga ada alasan apapun nak, kamu sekolah demi kebaikan kamu sendiri. Masih banyak loh di luar sana yang mau pergi ke sekolah tapi kendalanya kurang mampu, masa kamu yang mampu masih mau males-malessan kaya gini hm,"

Anya pun termenung memikirkan ucapan Mama-nya. Tak lama, ia pun tersenyum memperlihatkan giginya ‟Ya udah deh Ma, aku mau ke sekolah supaya dapet temen yang banyakkkk!"

Adriana mengecup singkat dahi putri-nya. ‟Sekarang Anya siap-siap ya, Mama udah siapin seragam barunya di meja belajar kamu. Papa sama Mama tunggu di meja makan ya nak!"

Setelah itu, Adriana beranjak keluar meninggalkan kamar putri-nya. Anya pun segera melangkahkan kaki ke kamar mandi. Selepas mandi, kini ia sudah siap dengan seragam sekolahnya yang nampak pas ditubuh-nya. Anya pun sempat memikirkan sekolah apa yang akan ia masuki, tetapi Anya tak memikirkannya lagi, karena itu sudah diatur oleh Papa-nya. Ia pun menghela napas pelan, dan mulai beranjak keluar kamar untuk menuju meja makan.

Di sana ia bisa melihat kedua orang tuanya sedang bersenda gurau sesekali tertawa, seketika hatinya merasa hangat melihat kedua orang tuanya akur bahagia dan merasa beruntung memiliki mereka. Anya pun mulai berjalan kemudian duduk disamping Mama-nya.

‟Pagi Papa!"

‟Pagi Mama!"

‟Pagi sayang!" Balas Alden dan Adriana secara bersamaan. ‟Nya kamu mau Papa yang anter atau Pak Adi?" tanya Alden menatap putri-nya sembari meminum kopi yang telah disiapkan oleh istrinya.

ANYA ANDHARA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang