«──── « Happy Reading » ────»
Anya menatap sekeliling kantin yang sudah mulai ramai dipenuhi oleh siswa-siswi. Ia pun melihat banyak interaksi di sana, ada yang bercengkrama sesekali tertawa, ada yang berteriak, ada yang bertengkar, bahkan ada yang menggombali siswi hingga tersipu malu.
‟Rame banget Ra," Anya meringis pelan melihat situasi di kantin.
‟Ya iyalah rame, kalau mau sepi ke kuburan sana dijamin sunyi kek mengheningkan cipta sepanjang masa hingga akhir hayat. Di mana-mana kantin itu rame Nya, soalnya jam istirahat lagi pada laper-lapernya perut minta diisi," jawab Ara sambil menghela napas pelan.
‟Kirain aku ngga akan seramai ini Ra,"
Tak lama kemudian terdengar suara teriakan keras memanggil nama Anya dan Ara sehingga mereka jadi pusat perhatian.
‟Woi Anya, Ara. Sini!" Teriak Vina kencang. Serentak Anya dan Ara menundukan kepala sambil berjalan ke arah Vina dengan perasaan malu.
‟Anjir-anjir Nya! Sumpah itu bukan temen gue. Malu gue punya temen kek gitu, malu-maluin." Bisik Ara pelan.
‟Aku juga malu tau Ra, ngapain sih Vina pake teriak segala. Mana kenceng lagi," Anya menjawab dengan suara pelan.
‟Emang bener-bener tu anak, bilang ke gue aja otak dibenerin dulu. Sendirinya ngga ada otak, bisanya malu-maluin. Untung bukan temen untung," Ara mengelus dadanya pelan.
Saat Anya dan Ara sudah sampai di depan Vina, keduanya langsung menduduki bangku kosong itu. ‟Lo pada mau pesen apaan? Gue pesenin sekalian mau cuci mata," tanya Vina.
‟Terserah kamu, sama kaya kamu juga boleh deh hehe," cengir Anya
"Kalau gue sih kaya biasa Vin, nasi goreng pedes sama minumnya lemon tea." Jawab Ara.
Anya pun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin yang nampak ramai. "Ra, sekolah di sini rame ngga sih?" Tanya Anya.
"Rame banget, Nya! Lo bisa cuci mata tiap hari, di sini juga ada cogan banyak. Nanti deh kalo Vina udah dateng kita ceritain ke lo." Jawab Ara dengan antusias disertai mata yang berbinar.
"Oke deh Ra!"
"Makanan datang gais!!!" Vina kembali dengan wajah ceria dan senyuman yang lebar. Ia meletakkan hidangan dengan tampilan yang lezat dan pastinya harganya bisa diperkirakan mahal dalam satu porsi.
"Lo lama banget sih Vin, modus dulu apa gimana sih?! Udah tau perut gue udah laper," ujar Ara sebal.
"Yeuu lo enak bener cuma ngomong doang, noh liat ngantrinya kaya gimana bego." Matanya kini menoleh sinis pada antrian panjang di kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANYA ANDHARA [ON GOING]
Fiksi Remaja❰ Yuk follow dulu sebelum membaca biar enak bacanya, karena nanti akan ada part yang di private ❱ ⚠ Terdapat kata-kata kasar ⚠ ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Ini karya pertama aku, mohon maaf jika masih amatiran dan typo bertebaran di mana-mana :') Mem...