04 | Bunga Melati

1.7K 282 39
                                    

BRONDONG TAMPAN KEMBALI....

VOTE JIKA ANDA MENYUKAI CERITA INI.

TINGGALKAN KOMENTAR JIKA ANDA SANGAT PENASARAN DENGAN SETIAP CHAPTERNYA.

HAPPY ENDING..

HAPPY GARING..

HAPPY SLEDING..

HAPPY READING YANG BENER THOR ELAH!

👌

______________

Gerry mengendap-ngendap datang ke rumah Adira di malam hari. Ia yakin pasti Satya tidak ada di rumah Adira karna Adira tidak akan menerima tamu di waktu yang lebih dari jam 9 malam.

Ia mulai mengetuk pintu rumah Adira dan kebetulan Adira sedang asik menonton siaran TV.

"Siapa? SATYA GUE GAK AKAN NERIMA TAMU LEWAT JAM SEMBILAN. LO LUPA?" teriak Adira di dalam sana.

"Uhuk..uhuk.. cu buka dulu pintunya cu.. kakek haus, kakek boleh kan minta minum?" Gerry sengaja menyamar menjadi kakek-kakek dengan suara yang ia buat-buat sendiri agar percis seperti suara kakek-kakek.

Bahkan Pria itu memakai topi, kumis yang tebal, kacamata juga tongkat. Tidak lupakan dengan tubuhnya yang sengaja membungkuk.

Kalau seperti itu rasanya penyamarannya bukan saja hanya mirip Kakek-kakek tapi mirip TUKANG PIJIT.

Jika tidak seperti itu, pasti Adira tidak akan menerima kehadirannya.

Adira tak merasa curiga sama sekali, ia melangkah hendak membukakan pintu.

Ceklek..

Adira memperhatikan penampilan seseorang yang kini berada di hadapannya.

Gerry jadi takut jika Adira mecurigainya, namun rupanya Adira malah tersenyum tanpa mengekspresikan wajah curiga sedikitpun.

"Oh iya kek. Kakek haus? Silahkan masuk dan duduk di dalam. Nanti saya ambilkan minum" kata Adira sopan.

Karna di izinkan masuk, maka Gerry mengikuti Adira masuk ke dalam lalu kemudian duduk di ruang tengah.

Adira segera pergi ke dapur hendak mengambil segelas air putih untuk seseorang yang ia anggap kakek-kakek itu.

Gerry menahan tawanya mati-matian. Ia pikir Adira akan mengenalinya sekalipun ia menyamar, tapi rupanya tidak sama sekali.

Gua jadi bayangin gimana kalau nanti gua beneran sampe kakek nenek sama dia. Tapi pertanyaannya masih kuat gak ya di ranjang? - pikir Gerry.

"Kok bau melati ya" gumam Gerry laun.

Gerry merasa bahwa rumah Adira bau melati. Bau yang tak biasa Gerry cium sebelumnya. Padahal di rumah Adira tidak ada pohon melati baik di luar maupun di dalam rumahnya.

Lilly dan Lingling di balik gordeng jendela, "Aku yakin Adira berjodoh dengan Gerry" kata Lilly meyakini.

"Aku di pihak Satya. Aku yakin Adira bersama Satya!" kata Lingling

"Baiklah kita lihat nanti!"

Lilly dan Lingling mirip sekali dengan para readers yang suka sekali menjodoh-jodohkan Adira🤣

Adira kembali membawakan segelas air putih dan meletakannya di atas meja, "Kek silahkan di minum" ucapnya.

Melihat cincin putih yang Adira pakai, rasanya Gerry benar-benar merasa hatinya seperti tergores ribuan silet tajam.

SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang