31 | Pergi

1.3K 210 33
                                    

Untung saja Satya dan Gerry datang tepat waktu karna Adira baru saja hendak mengunci pintu dan membawa koper besar untuk pergi.

Ya, Adira memutuskan untuk pindah rumah dan pergi keluar kota. Ia sudah memikirkan itu matang-matang.

Sebenarnya ia tak tega memisahkan Lilly dan juga Lingling. Terutama ia merasa ragu bahwa ia akan bisa melupakan Gerry dan Satya dalam hidupnya. Tapi, semua ini harus ia lakukan demi menepati janji pada Lisa, meskipun hatinya tak rela.

Gerry buru-buru menghampiri Adira, "Lu mau kemana hah?"

Adira menoleh terkejut, "Ge-gery? Satya?" Ia benar-benar terkejut dengan keberadaan kedua Laki-laki itu.

"Kalau ada masalah beresin jangan lari. Kalau cinta perjuangin jangan nyerah!" ucap Satya.

Kaya gua yang gak pernah nyerah berharap hati lu bisa balik lagi buat gua dir. - gumam Satya dalam batinnya.

"Babe, plis kamu jangan ceroboh. Kita bisa buktiin cinta kita, jangan dengerin kata mamah" ucap Gerry meraih tangan Adira.

Adira menepis tangan Gerry, "Gerry sampe kapanpun lo sama gue gak akan pernah bersatu. Gue udah mutusin buat bener-bener jauh dari lo, maupun Satya! Gue udah gak mau lagi jadi benalu buat kehidupan lo berdua"

"GAK SAMA SEKALI SAYANG" Satya menghampiri dan meraih tangan Adira.

Rasanya seperti Adira mempunyai dua suami yang sedang membujuknya pulang saja.

Lilly hanya tersenyum mesem. Ia sangat gemash dengan moment romantis antar tiga manusia itu.

Adira menepis tangan Satya, "Lo gak usah lagi Sat ngarepin apa-apa dari gue! Dan lo juga Gerry, jangan harap gue sama lo bakalan terus sama-sama! Mulai detik ini lo berdua gak usah inget gue lagi, dan lupain gue"

"GAK BISA!" kata kedua Pria itu bersamaan.

Adira benar-benar kesal. Ia menepuk jidatnya lelah.

Seandainya saja kedua Pria itu mengerti, bahwa Adira tidak bisa terus dekat dengan keduanya karna ia sudah berjanji pada Lisa untuk menjauh dari keduanya demi kebaikan bersama.

"Gua tau lu ngomong kaya gini, karna nyokap kan? Gua gak akan biarin lu pergi dari hidup gua" kata Gerry.

"Iya gua juga gak akan biarin lu pergi dari hidup gua dir" kata Satya.

"Apaan sih lu bang, ikut-ikutan aja! Lu kan tugasnya nahan aja, bukan ngomong gitu" sahut Gerry kesal.

Tak.

Satya mentoyor kepala Gerry gemash, "Asal lu tau ya curut, ini bagian dari rencana gua biar Adira gak pergi. Emang lu mau Adira jauh dari lu?" bisik Satya.

Gerry menggeleng tak mau.

Adira nampak kesal dengan kedua Pria itu yang keras kepala menahan kepergiannya.

"Gue mohon biarin gue hidup tenang, gue gak mau jadi masalah lagi buat banyak orang. Udah jelas sampe kapanpun tante Lisa sama Om Gun gak akan nyetujuin hubungan gue sama salah satu dari kalian. Gue gak mau bikin kalian terus-terusan jadi anak durhaka yang ngelawan kehendak orangtua"

Tak tahan dengan keadaan itu, Adira meneteskan airmatanya. Ia menangis sendu.

Gerry memeluknya, "Kita bakalan berjuang sama-sama yang. Sekarang ayo ikut aku kerumah mamah sama papah ya, kita omongin ini" Gerry mengusap kepala Adira.

Bagaimana mungkin keduanya bisa berpisah, jika perasaan cinta di antara keduanya begitu dalam?

"Hah? Jangan gila lo! Gue gak mau jadi masalah lagi Gerry! Gue mohon lo ngertiin posisi gue"

"Sayang dengerin. Kamu mau kan masuk islam? Kita nikah yang! Aku janji bakalan kerja keras buat kamu setelah menikah"

Satya menjewer telinga Gerry kesal, "Pikiran lu udah menjurus ke pelaminan aja. Kuliah aja kaga kelar-kelar"

Buru-buru Gerry menepis tangan Satya, "Apasih bang? Gua lagi serius ini! Gua beneran mau merid sama Adira. Lu jangan iri ya"

"Dih najis. Adira cocoknya sama gua"

"Bang inget ya, lu udah relain Adira sama gua, jadi jangan main-main!"

"Ya tapikan gua gak bilang kalau gua rela lu berdua nikah!"

Karna keduanya sedang berdebat, maka itu kesempatan Adira untuk melangkah pergi.

Adira buru-buru memesan taxi online.

Dan saat taxi sudah berada di hadapannya dengan cepat Adira masuk ke dalam dan buru-buru meminta pak Supir melajukan mobil taxi-nya dengan cepat.

"Kemana neng?" tanyanya.

"Udah bang sekarang otw aja dulu. Nanti saya stop-in kalau udah sampe"

"Oke neng"

Taxi segera melaju.

"BANG! KAK ADIRA PERGI" kata Gerry heboh.

"Anj! Kenapa lu ngajak gua debat sih, sampe kabur kan tuh dia! Buruan kita kejar"

Keduanya segera menuju mobil Satya untuk mengejar kepergian Adira.

Satya dan Gerry benar-benar panik. Keduanya tidak akan pernah rela jika Adira benar-benar pergi.

Terutama Gerry yang benar-benar sangat mencintai Adira. Ia tidak akan merasa berarti, jika tanpa Adira dalam hidupnya.

Dan tentu saja Gerry tidak akan membiarkan Adira pergi dari hidupnya. Ia akan memperjuangkan cintanya untuk Adira!

SIHIR 2 | DENDAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang