Chapter 8

969 147 9
                                    

Mau ngasih tau chapter 8 emang author udah ketik bareng 7 cuman chapter 8 gak di up.

.
.
.
.
.
.
.
.







Sekarang sakura sudah berada diruang kepala sekolah, disana juga sudah ada temari dan juga ino, sakura masuk disana dengan santai ia tak memperdulikan wajah ino yang sangat kusut.

Tidak biasanya wajahnya seperti itu. Batin sakura melihat ino secara sekilas, ia duduk dengan tenang dikursi kosong yang menghadap secara langsung dengan kepala sekolah bernama tag Uchiha obito.

Pemuda itu juga hanya diam dan duduk dikursi kosong yang berdekatan dengan sakura, ia hanya melihatkan tampang dinginnya.

"oohh jadi kalian berempat murid barunya" tanya obito dengan ramah tidak memperdulikan wajah ino yang kusut, ia hanya berniat bertanya kepada temari yang terlihat santai dan juga sakura yang hanya menunjukkan senyum manisnya.

"ya, dan apakah kita berempat akan  sekelas??" tanya sakura ramah dengan senyum yang setiasa melekat diwajahnya cantiknya.

"sayangnya tidak, kau dan si kuning sekalas duo kuning itu beda kelas dengan kalian" ucap obito santai, tapi menimbulkan pertanyaan di benak sakura.

"jadi mana senseinya" tanya pemuda itu tidak peduli yang penting ia sekelas dengan sakura walau pun ia tidak mengetahui kuning yang mana.

"ahh itu konan masuklah, ini murid barunya" ucap obito sambil menunjuk sakura dan pemuda itu menggunakan ekor matanya.

Konan si sensei cantik itu masuk dengan anggun dan tersenyum ramah kepada dua murid barunya, "jadi kalian, ayo ikut dengan ku" ucap konan ramah dan berjalan pergi bersama sakura dan pemuda itu yang mengikutinya dari belakang, sisalah ino dan temari diruangan itu.

Karena tidak ingin berlama-lama dirungan itu ino bertanya dengan jutek "jadi mana sensei kami" tanya ino masih dengan muka kusutnya.

"sensei kalian pasti sedang tersesat jadi tunggulah saja" ucap obito ambigu membuat ino dan temari kesal sehingga muncul perempatan siku.

🍒🍒🍒

Di dalam kelas yang sangatlah berisik terdapat sahaki yang memandang tajam ke arah kiba karena meninggalkan adiknya yang tersayang dengan seorang pemuda yang tidak mereka kenali, sebenarnya sahaki ingin menyusul adiknya tapi apalah daya bell masuk kelas sudah berbunyi.

"sudahlah sahaki pasti adikmu, tidak tersesat, pasti ia mengikuti petunjuk arah" ucap kiba berusaha menghilangkan tatapan tajam sahaki.

"tapi bagaimana kalau adikmu di apa-apakan oleh pemuda yang dibilang kiba itu" ucap lee polos membuat sahaki khawatir dan panik secara bersamaan sedangkan kiba kesal terhadap mulut lee.

"kan sahaki pernah bercerita bahwa adiknya yang cantik dan manis itu bisa bela diri" ucap kiba ngasal padahal sahaki tidak pernah menceritakan apa-apa tentang adiknya kepada mereka.

Mendengar ucapan kiba sahaki langsung teringat dengan kekuatan monster adiknya, seketika kepanikan dan kehawatirannya hilang entah kemana.

Sekarang sahaki hanya memprihatikan nasib seorang pemuda itu yang pasti terkena pukulan monster adiknya.

"memangnya sahaki pernah cerita kepada kita" tanya lee jujur, membuat kiba semakin kesal terhadapnya.

"bisa kah kau diam saja lee" ucap kiba berusaha menahan kekesalannya terhadap lee.

"tapi-" ucapan lee terpotong karena pintu kelas yang terbukan, tiba-tiba saja semua murid langsung diam tidak ada yang bersuara, dan masuklah sensei bernama konan yang cantik itu, wajahnya yang tadinya ramah berubah menjadi datar dan dingin, ia berdiri didepan semua muridnya, memandang tegas setiap muridnya satu persatu.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang