15.Perth...

390 37 3
                                    

Perth sudah sampai di apartemen Mark, ia melihat sekeliling tapi Mark tidak ada, padahal ini sudah jam 8 pagi.

"Anak itu pasti belum kesini, pantas saja betah di sana Ibunya sangat baik,"ucap Perth.

Perth memasuki kamarnya, dan membaringkan dirinya di ranjang.

"Huh aku sangat rindu kasur ini,"ucap Perth.

Perth sama saja dengan Mark, merindukan apa yang baru beberapa jam di tinggalkan.

Kemudian Perth teringat ponselnya yang kehabisan batrai dan ia pun bergegas untuk menchagrer ponselnya.

"Itu apa?"gumam Perth melihat kertas di atas nakas.

Kemudian Perth membuka kertas itu dan membacanya.

Air mata Perth tiba-tiba mengalir dengan deras, sangat deras.

Sakit.

Sangat sakit.

Ia membaca isi surat tersebut.

Kenapa harus begini?

Apa bisa waktu di ulang?

Perth menangis sejadi-jadinya, ia memandang surat tersebut lama-lama dengan hati hancur.

Perth.... Sayang...

Jika kamu membaca surat ini berarti aku sudah jauh darimu, aku sudah pergi, aku tidak ada di sisimu lagi. Hanya sebentar, mungkin 3 atau 4 tahun.

Sebentar bukan? Tidak ya, hehe.

Ayahku, dia memintaku pindah kuliah ke New York. Itu bahkan tidak di sangka-sangka, Perth percayalah aku sudah menolak mati-matian ajakan Ayah tersebut. Tapi, jika aku menolak semua itu aku harus mengakhiri hubunganku denganmu dan aku harus menikah dengan orang lain, selain dirimu. Bukankan itu terdengar lebih menyakitkan?

Ayahku juga tidak mengizinkan aku menghubungimu lagi, maaf aku harus menurutinya, karena jika tidak aku akan selamanya tinggal disini.

Perth.. aku benar-benar minta maaf. Aku sudah meninggalkanmu, tapi aku janji aku akan kembali.

Perth... bisakah kau menungguku?

Semalam. Itu pertemuan terakhir kita, sekaligus perpisahan kita. Itu perpisahan yang sangat membahagiakan bukan?

Perth padahal aku ingin selalu menjagamu, selalu ada di sisimu, tapi takdir berkata lain. Takdir sangat kejam Perth. Padahal aku ingin menikmati masa-masa kuliah bersamamu, meski kita beda universitas.

Sekarang bukan hanya beda universitas tapi beda negara juga.

Perth aku berharap kamu bisa menungguku, aku juga disini akan berjuang mati-matian agar bisa secepatnya pulang, tapi mana bisa.

Perth kamu jangan jadi anak nakal di sana, jangan suka ngebut ketika membawa motor atau sepeda, jangan sering telat ketika masuk kuliah, kamu harus jaga apartemen kita ya!

Kamu tau, apartemen itu ruangan pertama aku dapat merasakan rasanya bahagia bersamamu, rasanya lelah setelah melakukan itu bersamamu, aku jadi ingin merasakannya lagi, hehe.

Perth jaga dirimu dan maaf aku tidak bisa mengatakan langsung ini kepadamu, aku tidak tega melihatmu menangis di hadapanku, maaf ketika kamu menangis saat ini aku tidak bisa menghapus air matamu.

Sampai jumpa beberapa tahun lagi Perth! Aku benar-benar sayang dan cinta kamu.

"Mark... kamu sama saja seperti Jack,"ucap Perth sambil menangis tersedu-sedu.

You Again || MarkPerth [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang