Kun yang baru duduk dalam ruang rapat langsung aja lari keluar waktu dia dapat telepon dari nomor nggak dikenal tapi pas diangkat yang kedengaran suara anaknya.
"Papa... "
Kun ngernyit bingung. "Eh? Hp siapa ini yang kamu pake?"
"Papa pulang sekarang."
"Heh? Mama mana coba? Kamu kenapa?"
"Mama ilang... hiks... "
Untuk pertama kali dalam enam tahun terakhir dia denger tangisan Leeknow yang kayak gini. "Mak-maksudny?" Kun berdiri dan lari keluar dari ruangan.
"Aku sama adek-adek di depan lorong rumah... papa... hiks... aku takut."
Kun makin panik. "Kalian diem di sana, papa kesana sekarang. Lima menit Leeknow, papa janji udah sampe."
"Hiks... oke."
Leeknow matiin telpon dan kembaliin lagi sama pemiliknya. "Thank you." Dia hapus air matanya dan nunduk.
Kakak cowok yang tadi minjemin hp cuma ngangguk terus ninggalin mereka.
"Gimana?" Eunwoo nanya masih tetep meluk adeknya yang dari tadi tetep nangis.
Leeknow ngangguk. "Lima menit lagi papa sampe."
Tiga anak itu akhirnya duduk di pinggir jalan. Diem aja nggak ngapa-ngapain, bahkan sempet dikira sebagai pengemis.
Lima menit kemudian Kun emang nepatin janji. "Hey." Dia keluar dari mobil dan langsung diserbu sama Eunwoo dan Yuri.
"Papa! Mama... huaaa!" Eunwoo sama Yuri nangis bareng.
Kun ngangguk, dia emang belum tau apa yang terjadi tapi dia sadar ini itu hal yang buruk. "Kalian masuk mobil sekarang."
Eunwoo sama Yuri ngangguk dan masuk mobil. Leeknow tetep diam sampe akhirnya dia ditarik sama Kun. "Thank you." Kun elus-elus punggung Leeknow.
"Hiks... huaaaaaa!" Leeknow emang punya sifat cuek tapi gimana pun juga dia masih anak-anak, lemah, rapuh, dan butuh kasih sayang.
"Nangis aja sayang... " Kun meluk erat si sulung. "Makasih udah jagain adek, makasih udah nuntun mereka."
Leeknow ngangguk kecil. "Tadi... hiks... kita ke Indomaret tap-tapi... mama lupa bawa dompet... hiks... terus tiba-tiba aku liat mob-mobil udah pergi... aku lari nyusul tapi nggak bisa. Bah-bahkan... si kasir pen-penjaga... luka-luka penuh darah jadi nggak tau... hiks... mau minta tolong siapa... "
Kun ngangguk ngerti. "Oke, well done." Dia cium pipi Leeknow. "Kita cari mama sekarang yah."
Kun bawa masuk Leeknow dalam mobil dan selesai itu dia langsung tancap gas ke kantor Hwasa.
"Hendery kampret lo!" Johnny decak kesel sambil nutup pintu ruangan Hendery. Gimana nggak kesel coba, waktu masuk bawa berkas malah nggak ada pas mau keluar malah dikagetin.
"Lahh... kok ngamuk?" Hendery ngakak. "Lagian ngapain lo ke ruangan gue? Nyari makan?"
"Nyari setan anjing."
"Setan anjing? Mang ada?" Hendery ngernyit bingung.
Johnny hembusin nafas terus ngusap wajahnya. "Mending lo masuk, ada berkas di atas meja lo." Dia nyuruh dari pada naik darah liat temennya ini.
"Adohhh!" Hendery langsung males. "Baru selesai satu anjir."
Johnny senyum. "Dunia makin kejam, lo makin banyak kerja." Dia nepuk-nepuk bahu temen sekerjanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT: Keluarga Kita [END]
HumorSequel dari NCT: Cerita Kita Cerita dimana hari-hari mereka dilalui bersama anak-anak yang hebat (read: dikit bobrok) pintar, dan juga sangat aktif. Sekali lagi dalam kehidupan manusia setiap keluarga memiliki tantangannya masing-masing. Namun, mau...